"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh," salam Juan.
"Waalaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh," sahut mereka.
"Tujuanku menyuruh kalian adalah mengenai tugas dari tentang nama-nama teman kita yang sering melanggar aturan sekolah kita. Tugasnya kalian harus membimbing mereka agar catatan pelanggaran mereka jadi berkurang," papar Juan.
Melihat nama Hazel urutan nomor satu di tulisan papan tulis.
"Ya, kita langsung saja tugasnya. Berhubung tidak ada yang mau membimbing Hazel, terpaksa aku saja yang mengurusnya," ucap Juan.
Mendengar mereka tidak mengurus Hazel, mereka semua bernapas lega. Tetapi Pricilla tampaknya tidak setuju.
"Yes, untung aja Juan mau urus Hazel. Kalau gue yang urus, bukan gue yang marahi dia. Malah dia yang marahi gue. Hu hu hu...." keluh salah satu anggota OSIS.
"Benar, ngeri banget urus si Hazel. Serasa urus preman beneran, apalagi di tambah anak buahnya ikut-ikutan juga," imbuh Nia salah satu anggota OSIS.
Pricilla mengangkat tangan pada Juan, membuat semua orang menatap Pricilla.
"Aku enggak setuju! Kalau kamu yang urus si Hazel," sanggah Pricilla.
Juan menatapnya. "Lalu, bagaimana?" tanya Juan menaiki satu alisnya.
Pricilla menatap semua anggota OSIS lainnya.
"Eh, kalian semua! Kenapa kalian pada enggak mau sih urus si Hazel sih? Kalian itu OSIS, kok pengecut banget sih urus si Hazel," berang Pricilla mencibir.
Darah Bobi jadi mendidih, sebab dia di sebut pengecut.
"Brak!" Memukul meja sambil berdiri tegak menatap tajam Pricilla.
"Woy, nenek sihir. Lo kira gampang urus si Hazel? Gue bukannya pengecut, permasalahannya memang dia susah di atur. Gue juga pengen hidup kali, yang benar aja gue pengen di gebukin anak buahnya berpuluh-puluh orang. Sementara gue sendirian. Kalau ngomong tu di kira-kira dulu dong," berang Bobi dengan hidung kempas-kempis.
"Buk, buk, buk," memukul papan tulis dengan spidol.
Sehingga semuanya kembali menatap Juan.
"Hentikan!" perintah Juan tegas.
Mereka semua kembali diam dan fokus memperhatikan Juan. Juan menatap Pricilla yang cemberut pada Bobi. Begitu juga, Bobi sebaliknya.
Menghela napas kasar. "Yang dikatakan Bobi itu benar, Pricilla. Mengurus Hazel itu bukanlah mudah, ini demi keamanan mereka juga," tegas Juan.
Mereka sekilas menatap sinis pada Pricilla yang hampir membuat mereka berhadapan dengan mahluk berbahaya seperti Hazel. Sementara Pricilla cemberut, karena Juan tak mau mendengarnya dan juga malah mereka nanti semakin mesra. Tentu Pricilla tidak senang. Juan kembali menatap papan tulis dan melihat nomor ke dua yang bernama Lisa.
"Untuk Lisa kelas 12 IPS 1 ada yang mau?" tawar Juan.
Tampaknya mereka diam dan ada yang menunduk, karena takut di tunjuk mengurus Lisa kakaknya Hazel. Melihat mereka semuanya diam, Juan menghela napas kasar.
"Ya sudah, nomor 2 kita lewat lagi," ucap Juan pasrah.
Mereka tersenyum ceria mendengar keputusan Juan, tidak menyuruh mereka mengurus Lisa tidak jauh beda sama Hazel adiknya. Setelah urutan 3 sampai yang lainnya baru mereka mau.
Tampaknya Juan kekurangan orang untuk mengurus yang bernama Angel. Juan melihat catatan pelanggaran Angel.
"Sepertinya ini tidak bermasalah berat, cuman masalah pakaian dan dandan aja," gumam Juan terus menatap catatan pelanggaran sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Bad Girl
Teen FictionKemerdekaan ketiga saudara berbuat nakal kini harus usai, setelah datangnya ketiga pria mengusik kehidupan mereka yang terlalu bebas. Berawal yang pahit berubah manis. Seperti itu juga nantinya kisah hidup tiga saudara yang tidak dapat diperkirakan...