Angel mengira Darel sudah pergi dan tidak kembali lagi. Nyatanya sekarang, dia balik lagi membawa seperti bungkusan. Perkiraan Angel tepat sekali, Darel berhenti dihadapannya.
"Ini! Pakai saja. Sebelum Kak Juan menghukum mu lagi," suruh Darel.
Angel menerimanya dengan kasar, ia membuka bungkusan itu. Ternyata isinya rok panjang dan masih baru. Karena labelnya masih ada dan wangi khas barang baru juga ke cium.
"Kenapa aku harus pakai ini? Kalau aku pakai rok ini, itu bisa mengurangi kecantikan me. Princess cantik and jelita bingits," protes Angel mengamuk.
"Apa kamu masih kurang paham mengenai perkataanku tadi?" Angel sontak menatapnya dan terdiam menatapnya. "Ah! Lupakan saja!" Memijat pelipisnya. "Tolong di pakai saja!" Memberikan rok baru pada Angel. "Jika kamu ingin selamat dari Kak Juan."
"Aku tak berani jamin, jika ia masih melihat kamu mengenakan rok minimu itu. Aku tak tau, hukumannya akan dua kali dari yang ini atau tetap sama. Intinya, keputusan ada ditangan mu," saran Darel sudah acuh.
Angel menggigit jari jempol nya dengan wajah takut. Apalagi ia melihat tak jauh darinya ada Ketos mengerikan itu dan juga kakaknya sedang dihukum memungut sampah. Dengan lekas dan terpaksa, Angel mau menerima rok itu.
Dengan rasa canggung dan membuang sedikit gengsinya. Karena efek traumanya, ia tak berani ke toilet sendirian. Entah datang darimana keyakinannya ia percaya bahwa Darel adalah pria yang baik? Tidak seperti pria yang biasa ia jumpai.
"Mmm.... Darel!" panggilnya malu-malu dan gengsi.
Darel menoleh sekilas, lalu kembali membaca buku bersandar di batang pohon.
"Temani aku yuk! Aku takut. Aku takut ke toilet sendirian," pinta Angel masih ketus.
"Kenapa? Kenapa enggak sendirian? Kenapa mesti aku yang temani?" tanya Darel ketus dan menatapnya.
Angel merasa jengkel pada omongan Darel yang ketus. "Aku itu trauma tau. Jadi, temani aku. Bukannya kamu juga yang nyuruh aku ganti rok?" marah Angel.
"Lah, salah siapa juga yang nyuruh pakai rok pendek gitu? Jadi, sekarang kena getahnya kan?" batin Darel mencibir.
Darel mendesus. " Oke deh. Aku temani," ucap Darel dengan rasa terpaksa.
Darel berjalan lemas mengikuti Angel dari belakang, Darel menunggu Angel di luar toilet. Selagi menunggu, Darel sekejap-kejap menatap jam tangannya. Dengan wajah cemberut.
"Ck! Lama banget ni cewek. Padahal cuman ganti rok doang, tapi gantinya kek ganti rumah aja. Cih!" kesal Darel.
Krieet....! Pintu terbuka.
Melihat pemandangan langka, Angel mengenakan baju yang sopan alias pakai rok panjang. Darel sekilas terkesima, tapi rasa gengsi dan amarahnya masih menguasainya. Makanya, ia susah mengungkapkannya.
"Ayo! Lanjutkan lagi hukuman kamu tadi," perintah Darel langsung pergi sambil memegang dadanya sekilas, karena jantungnya berdegup kencang. Darel kira ia sedang sakit jantung.
~~
Di tengah ia sedang sumpah serapah pada Juan di sampingnya, asyik bersiul riang gembira. Langkahnya berhenti mendadak.
Ketika melihat seseorang dihadapannya sudah tak asing baginya. Saat orang itu berjalan bersama dengan pria yang selalu jadi korban palakan nya. Ternyata tebakan Hazel tidak salah lagi.
"Wih.... sudah tobat lo dari wanita malam?" Senyum mengejek.
Sontak ia mendapatkan tatapan sengit dari Angel, seolah ia kesal sekali pada ejekan kakaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Bad Girl
Teen FictionKemerdekaan ketiga saudara berbuat nakal kini harus usai, setelah datangnya ketiga pria mengusik kehidupan mereka yang terlalu bebas. Berawal yang pahit berubah manis. Seperti itu juga nantinya kisah hidup tiga saudara yang tidak dapat diperkirakan...