"Waw! Bos kita cantik banget ya. Ingin dijadiin istri, yang ada pindah alam," bisik Farhan tersenyum miris.
"Justru itu, sekarang hati gue serba salah mulu. Jadi, ditahan-tahan aja," bisik Putra ingin menangis tidak bisa memiliki wanita cantik itu alias bosnya.
Putra tidak bisa memilikinya, bukan karena faktor orang ketiga. Melainkan, dirinya takut kena hajar babak belur oleh wanita itu juga.
"Mereka pasangan yang perfect ya. Yang satu ganteng dan satu cantik banget, mana sama-sama nyeramin lagi," bisik salah satu cowok.
"Iya, mungkin mereka dah jodoh aja kali," bisik salah satu cowok lainnya.
Cowok lainnya mengangguk setuju.
Mereka ramai membicarakan kedua pasangan itu, saat Hazel dan Juan semakin mendekat. Mereka segera menghentikan obrolan mereka, takut kena amukan Hazel dan Juan.
Ziva juga sempat tertegun melihat Juan dan Hazel jalan bareng. Ziva segera membuyar lamunannya dan kembali fokus pada acaranya.
"Hazel, aku mau ke sana dulu ya. Kamu temui teman-teman kamu aja dulu, nanti aku datang lagi temui kamu," pamit Juan langsung pergi.
Setelah bayangan Juan mulai menghilang. "Ah, serah elo deh. Gue mah bodo amat," ucap Hazel datar.
Hazel menghampiri teman-temannya bersama masing-masing partner mereka. Anak buahnya cepat-cepat bersikap kembali normal, sebelum Hazel akan menjambak mereka nanti.
"Sayang, aku mau ke sana dulu ya!" ucap pacar Putra bergaun pink.
"Oke, sayang," sahut Putra lemah lembut.
Partner mereka yang lain pun ikut pergi juga meninggalkan mereka, karena ingin mengobrol dengan teman-temannya. Tampaknya, Azalea dengan rasa canggung menatap Aron. Begitu juga, Aron sebaliknya. Sama canggung juga.
"Aron!" panggil ibu Azalea menatap Aron ragu-ragu.
Jujur, Aron sangat suka dengan sikap ibu Azalea yang pemalu dan lemah lembut. Berbeda dengan Aron, bila bicara dengan yang lain. Kadang suka bar-bar.
"Ya, bu," sahut Aron tersenyum manis.
"Ibu mau ke sana dulu ya, nanti ibu balik lagi kok," ucap ibu Azalea masih malu-malu. Memang sudah sifatnya, bukan dibuat-buat.
Aron hanya bisa mengangguk saja, tidak bisa bicara. Karena tenggorokannya terasa macet, akibat sedang gugup bersama calon gebetannya.
"Iya, bu. Atau perlu aku jemput sampai ke pelaminan. He he he...." batin Aron berbunga-bunga.
Teman-temannya yang melihatnya senyum-senyum sendiri, hanya menatap heran pada temannya sedang di mabuk cinta.
Setelah bayangan Azalea menjauh dan asyik mengobrol dengan guru lainnya, baru Aron fokus pada bosnya. Kini rasa gugupnya hilang.
"Eh, bos. Aman-aman aja kan bos sama tu ketos?" tanya Putra.
"Aman. Nanti gue bakal cari cara, gimana jauhi ketos itu dari kita," ucap Hazel ambisius.
"Sip, bos," puji Farhan.
"Ingat! Hari ini kita harus makan puas-puas. Kapan lagi coba, kita makan masakan enak begini?"
"Iya, bos. Aku juga dah bawa kotak bekal bos, biar bisa di bawa pulang," ucap Putra memperlihatkan kotak bekalnya di plastik hitam.
"Bagus! Kalian semua juga bawa kan?" tanya Hazel menatap satu-persatu anak buahnya.
Mereka mengangguk-angguk dan memperlihatkan kotak bekal masing-masing, termasuk Aron. Padahal, Aron kan orang kaya. Bisa-bisanya dia bawa kotak bekal juga, biar bisa dibawa pulang makanan pesta orang.
"Pesta dansa akan segera dimulai. Para undangan di mohon untuk bersiap bersama partner masing-masing. Siapa dansanya paling bagus? Maka, dia akan mendapatkan makan gratis di restoran mewah bersama partner nya. Oke!" kata si pembawa acara.
Jreng!
Mata Hazel berbinar-binar mendengar kata makan gratis, apalagi di restoran mewah. Tentu Hazel bersemangat mendapatkannya, bukan hanya Hazel yang tergiur. Yang lain juga tergiur.
"Kalau gue tau bakal kayak gini, mending gue ikut les menari balet aja sekalian. Biar gue menang," seru Putra berapi-api, bersemangat untuk menang.
"Iya, cok. Atau perlu gue menari balerina aja sekalian," seru Farhan ikut-ikutan.
Mereka mulai menemui partner masing-masing, karena tak lama lagi musik dansa akan menyala. Hazel mencari Juan kesana-kemari. Akhirnya, tak lama Juan nongol juga.
"Lo kemana aja sih? Gue cari-cari lo belum nongol juga, nanti kalau kita kalah gimana?" marah Hazel.
Juan jadi garuk-garuk kepala mendengar ucapan Hazel. "Kalah?"
Sementara Lisa lagi-lagi dibuat bingung oleh Jodi, Lisa daritadi menggigit jarinya karena Jodi tak muncul-muncul juga.
"Katanya mau ke toilet, kok lama banget sih? Kalau begini, aku bisa dansa sama orang lain," kesal Lisa sekaligus cemas.
Lisa tidak tahu, bahwa sebenarnya tidak ke toilet. Melainkan, dia sudah berdansa dengan pacar sesungguhnya. Sedangkan Lisa, dia campakkan begitu saja.
Dari kejauhan, Lucas melihat Lisa terlihat gelisah dan cemas sekali. Tapi di sisi lain, Lucas menemukan Jodi bersama wanita lain. Lucas berusaha untuk cuek saja dan fokus cepat-cepat ingin memberikan kado saja. Karena dia juga tidak bisa berlama-lama di acara ini. Ada sesuatu yang ia harus urus.
Tak jauh berbeda dengan Angel, Angel merasa cemas pacarnya tak kunjung datang. Jika pacarnya tidak datang juga, terpaksa Angel dansa sama orang yang belum punya partner.
"Aduh, si David kemana sih? Katanya cuman telepon, kok lama banget sih?" murka Angel dengan hidung kampas-kempis.
"Tau gini, mending gue sama orang lain aja. Cih! Bikin princess marah aja," geram Angel menggenggam erat kain gaunnya. Sebagai pelampiasan amarahnya.
Tak lama ponsel Angel berbunyi, ternyata ada pesan dari David partner Angel. Mata Angel membulat sempurna, ketika membaca pesan dari David.
"Apa! Dia bilang, dia harus pulang karena ibunya masuk rumah sakit. Kurang hajar!" teriak Angel murka sekali.
Sehingga, membuat orang yang didekatnya kaget mendengar suara Angel berteriak. Tapi Angel tak menggubris, mereka kaget karenanya.
"Bilang aja itu alasan kan?" Melipatkan tangan di dadanya. "Lihat aja! Gue putusin dia besok. Cih! Enggak guna punya pacar," geram Angel.
Padahal David memang benar menjenguk ibunya di rumah sakit, bukan di buat-buat. David juga sudah menunggu-nunggu hari, dimana ia bisa bersama Angel. Tapi sayangnya, takdir tidak sedang memihaknya.
"Sebelum dansanya dimulai, untuk yang belum punya partner atau partnernya tiba-tiba hilang. Tolong kalian angkat tangan! Kaliankan tau, para undangan diwajibkan membawa partner. Jadi, silahkan angkat tangan! Agar acaranya cepat dilaksanakan," ucap pembawa acara.
Dengan berat hati, Angel dan Lisa mengangkat tangan. Angel memasang wajah cemberut dan malu karena baru pertama kali dalam sejarah, Angel kehilangan partner. Sementara Lisa merasa sedih, hari ini dia tidak berdansa dengan Jodi seperti yang dia bayangkan.
Melihat kakak dan adiknya angkat tangan, sontak Hazel tertawa terbahak-bahak melihat mereka tiba-tiba kehilangan partner mereka. Juan hanya diam menatap Hazel tertawa terbahak-bahak.
"Ha ha ha...." Menyeka air matanya. "Rasain memang enak enggak punya partner. Ha ha ha...." kekeh Hazel tertawa sampai lupa diri.
"Terkabul juga doa gue," kekeh Hazel masih tertawa geli.
Lisa dan Angel sontak menatap tajam pada Hazel.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Bad Girl
Teen FictionKemerdekaan ketiga saudara berbuat nakal kini harus usai, setelah datangnya ketiga pria mengusik kehidupan mereka yang terlalu bebas. Berawal yang pahit berubah manis. Seperti itu juga nantinya kisah hidup tiga saudara yang tidak dapat diperkirakan...