29.

7 1 0
                                    

"Lo di situ dulu ya. Gue mau beli rokok sama camilan dulu, rokok gue habis," ucap Jericho langsung menyelonong kabur.

Sementara Juan tak mendengarnya, malah ia masih menatap Hazel tanpa berkedip.

"Brum....!" Hazel dan lainnya menancapkan gas motornya.

Seorang cewek seksi mulai mengibarkan bendera merah, tampaknya cewek itu masih anak sekolah juga. Juan berlari menghampiri Hazel untuk menghentikannya.

"Satu, dua, tiga!" ucap orang-orang serempak.

Suara petasan menyala.

Hazel dan lainnya pun menjalankan motornya dengan melaju, bagaikan pembalap. Memang lagi balapan sih.

Jika orang itu menang juara pertama, akan mendapatkan hadiah duit hasil memasang duit tadi. Tiap para anggota balapan. Tentu saja Hazel tergiur, lumayan buat jajannya. Untuk bayarannya, tentu saja anak buahnya yang membayar daftarnya.

"Gue harus menang! Gue harus menang!" gumam Hazel bersemangat.

Setelah mereka melaju, Juan baru sampai di start karena harus melewati orang-orang berdesakan. Napas Juan terengah-engah karena penat berlari dan melewati orang juga.

"Semangat, bos! Semangat!" teriak para anak buah tiap geng.

"Hazel! Berhenti, Hazel!" teriakan seseorang tak asing di telinga Hazel.

Hazel melihat kaca spion dan matanya membulat sempurna melihat keberadaan orang yang tidak disukainya turut hadir disaat balapan.

"Kurang ajar tu anak. Pasti dia mau ganggu gue lagi. Enggak, ini enggak boleh. Lebih baik, gue pura-pura tuli aja," gerutu Hazel kembali fokus pada balapannya.

"Hazel! Berhenti!" teriak Juan.

Anak buah dari tiap geng saling menoleh melihat keberadaan Juan, apalagi memanggil nama Hazel.

"Ng-ngapain dia disini? Mau bikin rusuh ya?" bisik anak buah geng Monkey Knight pada temannya.

"Mending kita enggak usah berurusan sama dia deh," bisik salah satu anak buah geng Eagle Dark Skyfall kepada temannya secara merinding.

"Iya, mending pura-pura enggak tau," balas temannya merinding juga.

Para geng lain tak berani menatap Juan, mereka malah fokus pada bos mereka sedang balapan dan pura-pura tidak melihat keberadaan Juan. Terkecuali geng King Kobra, tidak suka ada kehadiran Juan yang sok. Apalagi sering menghalangi bos mereka.

"Enggak, ini enggak bisa dibiarkan," ucap Juan menggeleng-gelengkan kepalanya.

Rachel ingin menemuinya dan memarahi Juan. Tapi Juan sudah pergi meninggalkan tempat itu, Rachel pun mengurungkan niatnya. Juan pergi dari keramaian itu dan pergi kepinggir jalan satunya. Juan mencari nomor polisi di ponselnya. Teleponnya pun tersambung.

"Assalamualaikum, pak. Ini saya, Juan. Saya ingin melapor bahwa di jalan Sudirman ada orang balapan liar, pak. Di jalan umum, saya juga lihat semuanya masih sekolah, pak," papar Juan.

"Baiklah, kami akan segera ke sana. Terima kasih atas laporannya," ucap polisi dari telepon.

"Iya, sama-sama, pak," sahut Juan mematikan telepon.

Juan mengirim pesan alamatnya kepada polisi, Juan duduk di pinggir jalan sambil menunggu polisi datang. Juan berharap polisi segera datang menghentikan balapan liar itu, karena Juan tidak ingin Hazel kenapa-kenapa.

Saat memasuki garis finis, Hazel merasa senang dia paling unggul alias sudah berada di depan. Sedangkan yang lainnya masih ketinggalan. Hazel tersenyum lebar, membayangkan ia menjadi juara dan mendapatkan uang banyak.

3 Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang