17.

12 2 0
                                    

"Hm, kebiasaan banget suka tawuran. Faedahnya tuh apa.... coba? Dapat sakit iya," cela Angel masih sinis.

"Alah.... kayak lo paling benar aja. Lo juga, faedahnya punya banyak pacar apa?" tantang Hazel.

"Faedahnya aku bisa meres duit merekalah, apalagi? Lah kakak apa coba?" balas Angel ikut menantang.

"Gue itu-" Menunjuk Angel tajam.

"Hazel! Ayo nak cepat mandi! Nanti kamu kedinginan loh mandinya," suruh mama mereka berteriak.

"Dah, gue cabut dulu. Debatnya di jeda dulu. Oke?" ucap Hazel menunjuk matanya dengan dua jari lalu menunjuk mata Angel dua jari juga.

Setelah Hazel menghilang, sudah naik lantai atas.

"Hm, terserah," ucap Angel memutar bola matanya.

Angel pergi dengan jalan bak seperti model menghampiri pacarnya di luar pagar.

"Hai honey," sapa pacarnya di dalam mobil sport warna kuning.

Selaras dengan warna baju Angel kenakan. Mata Angel sekilas kagum pada mobil pacarnya.

"Mobil kamu keren juga ya, Hayden," puji Angel masih bersikap angkuh.

"Thanks, honey. Yuk kita jalan-jalan! Teman-temanku pasti sudah menunggu lama kedatangan kita," ucap Hayden.

"Okay," sahut Angel.

Hayden keluar dari mobilnya, membukakan pintu untuk Angel. Baru ia masuk lagi dan jalan.

Sesampai di tempat lokasi, Angel sedikit terkejut dan sontak menatap tajam pacarnya.

"Kok kita ke pantai sih? Bukannya kamu bilang mau ajak aku ke restoran mewah?" tanya Angel sambil mengomel.

"Maaf ya, honey. Maunya sih gitu tapi teman-temanku terus paksa aku ke pantai. Gak apa-apa kan?" sesal Hayden senyum sedih.

Menghela napas kasar. "Hm, iya deh. Gak papa," ucap Angel lesu.

Hayden mengambil tangan Angel, lalu mereka pun bergandengan. Hayden membawa Angel menemui teman-temannya di warung remang-remang.

"Hai, sob!" Saba teman Hayden sudah duduk di kursi bersama yang lainnya.

"Hai!" balas Hayden senyum lebar.

Teman-teman Hayden menghampiri Hayden dan Angel, sekilas mereka memperhatikan Angel begitu cantik di mata mereka. Mereka menatap Angel penuh nafsu dan itu membuat Angel risih.

Hayden membawanya duduk di dekatnya. Hayden terlihat asik mengobrol sama temannya sedangkan Angel cuek saja.

"Honey!" panggil Hayden membuat Angel menoleh.

"Tolong kamu pasti baju ini ya, honey." Memberikan sebuah paper bag. "Aku senang banget kalau kamu memakainya, lagipula mana ada orang ke pantai pakai baju glamor gitu," pinta Hayden halus.

Menghela napas. "Hm, oke deh," setuju Angel dengan rasa malas.

Sementara itu, di meja lain. Seorang pemuda berpenampilan culun sedang makan bersama temannya.

"Kak, aku mau ke toilet dulu ya. Ada saos nempel di bajuku, takutnya susah dihilangkan bila dibiarkan," pamitnya langsung pergi terburu-buru ke toilet.

Bersamaan dengan Angel pergi ke toilet juga untuk menggantikan pakaiannya, untung mereka tidak berpapasan.

Setelah Angel pergi, baru Hayden ikut pergi ke toilet pria. Hayden membuka ponselnya sambil tersenyum mesum menatap Angel di videonya. Angel tidak tahu, bahwa di dalam paper bag itu ada kamera tersembunyi Hayden simpan. Ia sengaja meletakkannya agar bisa melihat Angel ganti pakaian tanpa sepengetahuannya.

"Ugh! Pasti bakal seru lihat tubuh Angel secara live," seru Hayden penasaran banget.

Di rekaman itu Angel masih meletakkan baju gantinya sama seksi juga dan mengikat rambut panjangnya. Saat Angel memegang bajunya yang siap di lepaskan, Hayden semakin tersenyum mesum penuh nafsu.

"Ayo dong, honey! Cepat lepas!" ucap Hayden seolah tak sabar.

Saat aba-aba ingin menarik bajunya yang masih di bawah.

Grep!

Seseorang merampas ponsel laknat itu dengan kasar, lalu ia lembar ke dinding dengan ganas. Sehingga ponsel haram itu hancur tidak berbentuk lagi.

Hayden menatap kesal dan sedih pada ponselnya yang malang. Pemuda culun itu menatapnya penuh murka seolah-olah ingin mencabik-cabik Hayden.

"Bangs*t! Kenapa lo hancurkan handphone gue? Hah!" berang Hayden sampai memelototinya.

Tapi pemuda culun itu sama sekali tidak takut sedikitpun, yang ada hanya semakin membangun sisi singanya saja.

"Krak!" suara tulang milik pemuda culun berubah jadi kepalan.

Di toilet sebelah, Angel sangat kaget dan tidak jadi ganti baju ketika mendengar suara keributan di toilet sebelah milik pria.

"Ya ampun, sebenarnya ada apa sih di sebelah? Hebohnya kek sekampung bingits," kesal Angel bergegas keluar menjenguk toilet sebelah.

Sesampai ia ada di sana, hanya ada keheningan yang ada dan sama sekali tidak ada orangnya. Bulu kuduk Angel berdiri, merasa merinding dan langsung kabur dari toilet tanpa membawa paper bag pemberian Hayden lagi.

Di tengah ia asyik kabur karena ketakutan kejadian tadi, ia tak sadar ada orang didepannya hingga mereka saling bertabrakan. Angel sedikit oleng, masih bisa menjaga keseimbangan. Jadi, dia tidak jatuh.

"Sorry, sorry," sesal Angel masih belum melihat orangnya.

Ketika sudah melihat orang yang ia tabrak, mata Angel terbelalak lebar seolah habis melihat setan.

"OMG. Hello!" Teriak. "Kenapa gue ketemu dedemit kek elo lagi sih? Ih, bikin ilfil bingits deh," cibir Angel heboh sendiri dan bersikap jijik padanya.

Pemuda culun itu yang dihadapan Angel membuatnya kesal, tak lain adalah Darel. Angel segera mengambil hand sanitizer di tasnya, ia semprotkan ke seluruh tubuhnya.
Sedangkan orang yang disamping Darel menatap heran sekaligus kesal pada sikap Angel menjelekkan Darel. Ia ingin memarahi Angel tetapi ditahan oleh Darel. Darel memberinya kode untuk tetap tenang pada gadis angkuh itu.

"Gue ogah tertular virus lo. Bye!" pamit Angel berjalan angkuh menemui pacarnya.

Setelah bayangan Angel sudah pergi, baru orang itu menatap kesal pada Darel yang adem-adem saja.

"Maaf, jika saya lancang." Sopan. "Kenapa anda mau menolong gadis angkuh itu sih? Harusnya anda biarkan saja dia dilecehkan pria mesum tadi," geram temannya mengepalkan tangannya tengah kesal.

"Kalau saya biarkan? Lantas, apa gunanya jabatan saya? Lagipula otaknya itu masih bocil, meski umurnya menuju kedewasaan. Jadi, maklum saja kalau dia itu brutal," papar Darel masih adem.

Darel memutuskan pergi dan diikuti temannya menyusul Darel dari belakang.

Angel masih keliling-keliling mencari pacarnya dan teman-teman pacarnya, tapi tak ada satupun kelihatan juga batang hidungnya.

"Hayden kemana sih? Enggak mungkin kan dia tinggalin aku?" gumam Angel bingung.

Tiba-tiba ia dihampiri seorang pelayan membawa jaket kulit milik pria dan sepucuk surat, ia serahkan kepada Angel. Angel sempat bengong karena ia jadi bingung.

"Soal pembayaran kakak tenang saja, semuanya sudah dibayar sama pemilik jaket itu," ungkap pelayan.

"Oh, begitu ya. Thanks ya," ucap Angel sedikit ramah dan masih bingung.

"Iya, sama-sama. Kalau begitu, saya permisi dulu ya," pamit pelayan itu sudah pergi. Meninggalkan Angel sendiri yang masih penuh tanda tanya dikepala nya.

"Apa ini suruhan Hayden ya? Kalau ini benar, so sweet bingits." Hati Angel berbunga-bunga dan tersenyum bahagia.

Angel mencium aroma jaket itu, lalu ia kaget menemukan bau parfum yang sangat sedap.

"Kok jaketnya wangi banget ya? Enggak biasanya. Harusnya kan ada bau asap rokok sedikit, kalau ini benar-benar jaket milik Hayden," gumam Angel kembali bingung.

Angel sedikit kaget menemukan kertas kecil jatuh dari jaket yang ia pegang. Ia memungut kertas itu dan ia membacanya.






3 Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang