40.

4 2 0
                                    

Di saat ingin menginjakkan kaki masuk ke dalam kelas, tiba-tiba seseorang menarik tangan Lisa dengan kasar. Lisa ingin memberontak, tapi genggaman tangan pria itu begitu kuat.

Sesampai di belakang sekolah, baru pria itu melepaskannya dan mendorongnya ke dinding. Lalu, orang itu meletakkan kedua tangannya di sisi tubuh Lisa. Seolah menguncinya, tersudut di dinding. Lisa ingin marah pada perilaku kasar orang itu, ketika melihat orang itu lebih jelas. Ternyata orang itu adalah Jodi.

Lisa tersenyum bahagia seolah merasa sangat rindu pada pria dihadapannya, karena malam kemarin pria itu mendadak menghilang entah kemana. Padahal hari itu sangat spesial bagi Lisa. Tapi sayangnya, pria itu malah menghilang pula.

Ketika melihat raut kemurkaan di wajah Jodi, seketika senyuman gadis cantik itu luntur. Tergantikan dengan rasa bingung dan takut. Takut ada sesuatu terjadi pada hubungannya.

"A-ada apa, Jodi? Ke-kenapa kamu kelihatan marah sekali?" tanya Lisa hati-hati sambil bergemetar, karena takut.

Disaat ingin menyentuh Jodi, Jodi langsung menepis kasar dan itu membuat Lisa sangat kaget. Tak biasanya Jodi semarah itu.

"Ada apa, ada apa. Kamu pikir aku ini bego?"berang nya menatap tajam Lisa.

"Bego?" gumam Lisa mengerutkan keningnya menatap tanah.

"Apa yang telah kamu lakukan bersama guru bajingan itu? Cepat jawab!" bentak Jodi membuat Lisa kaget ketakutan.

"Waktu itu, dia hanya mengantarkan aku pulang tidak lebih," jawab Lisa gagap.

Tersenyum getir. "Tidak lebih ya?" ucapnya tersenyum seringai.

Puk!

Meninju dinding, membuat Lisa tersentak dan sekilas menutup matanya rapat, karena takut.

"Terus, apa maksudmu pelukan sama dia waktu di dalam kolam berenang? Hah! Apa itu tidak lebih, seperti yang kau bilang?" berang Jodi rahangnya mengeras.

"Aku sebenarnya tidak minta dia menolongku, tapi dia saja yang tetap keras kepala menolongku. Bukan keinginanku," ucap Lisa dengan mata nanar.

"Alah! Kamu pasti bohong. Buktinya, aku dengar Pak Lucas mau jagain kamu mulai besok. Pasti bakal ada adegan mesra-mesra-an lagi kan," marah Jodi asal tuduh.

"Jaga aku?" kaget Lisa sambil buliran air matanya menetes.

"Iya, aku yakin. Pasti kalian bersekongkol kan? Aku tau Lis, dia ganteng dan sempurna. Jangan kan orang lain, pasti kamu juga klepek-klepek kan sama dia? Palingan enggak jauh beda. Siapa sih yang enggak nolak cowok seperti itu? Pasti kamu senang kan tiap hari berdua dan itu pasti menjadi kesempatan emasmu untuk memiliki dia." Tersenyum sinis.

"Aku tau dia tampan, tapi dia bukan orang aku cintai. Justru, aku benci sama dia, sayang. Aku hanya cinta kamu dan selalu milik kamu," ucap Lisa berair mata sambil mengelus lembut pipi Jodi.

"O-oke, aku bakal percaya itu. Setelah kamu turuti semua kemauan aku ini," tegas Jodi.

"Iya, aku bakal turuti kamu." Menyeka air matanya kasar. "Cepat katakan! Apa mau kamu, sayang? Semuanya akan kuberikan hanya untukmu," ucap Lisa tersenyum. Tanpa berpikir jernih, apa yang diminta Jodi. Malah langsung mau aja.

"Semua ya? Hm, bagus." Tersenyum seringai. "Aku senang kamu bilang seperti itu. Tapi sayangnya, aku butuh pembuktian. Bukan sekedar kata-kata manismu saja."

"Aku minta setelah pulang sekolah nanti, aku ingin kamu pergi ke hotel bersamaku. Sesuai yang kau ucapkan, kau memberikan aku mahkotamu, sedangkan aku juga akan menyerahkan beda berhargaku untukmu saja. Setelah kita melakukan kegiatan panas nanti, aku janji tidak akan minta apa-apa lagi padamu. Karena aku sudah yakin dan selalu yakin bahwa kamu akan selalu setia padaku. Sayang," ucap Jodi langsung memeluk Lisa erat sambil tersenyum.

3 Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang