30.

7 1 0
                                    

"Tapi, nak. Ini buku keluaran terbaru. Pasti kamu bosan, baca buku itu-itu saja," bujuk
Calista mengelus rambut putranya.

Menurunkan tangan ibunya dari rambutnya. "Maaf, aku masih bisa beli sendiri. Lagian aku masih bisa kok minta sama nenek," ketus Juan langsung pergi meninggalkan Calista mematung.

Tiba-tiba langkah Juan berhenti, ia menoleh pada ibunya yang sudah tidak tahan menitikkan air mata. Karena dia tidak berhasil mengubah hati Juan yang diselimuti oleh kebencian.

"Asal ibu tau saja. Tolong jangan paksa aku menerima kalian! Itu sama sama saja, aku menari di atas makam ayah kandungku sendiri. Paham," tegas Juan sambil mengepalkan kedua tangannya sangat erat, sampai kelihatan uratnya. Saking sangat bencinya.

Juan langsung pergi ke kamarnya, tanpa sepatah kata lagi.

Juan meletakkan gorengan dan es teh ke atas meja, lalu ia makan dan minum pemberian Jericho tadi. Setelah sudah selesai, ia meletakkan semuanya secara mandiri ke dapur. Meski pembantunya melarang dia.

Setelah semua selesai, Juan duduk di pagar balkon kamar sambil menatap taburan bintang-bintang di langit. Ia termenung mengenai semua masalahnya dengan tatapan kosong.

Tes!
Buliran air mata Juan lolos menetes.

Setelah puas termenung, ia kembali masuk ke dalam kamar. Pertama-tama ia minum obat tidur terlebih dahulu, baru dia bisa tidur. Jika ia tidak meminumnya, maka ia akan kesulitan untuk tidur. Akibat sering depresi.

~××××~

Siang harinya, Angel membawa Hazel ke suatu tempat dengan menggunakan taksi. Padahal Hazel ingin naik motor saja biar hemat, katanya. Tapi Angel menolak, takut rambutnya jadi berantakan.

"Lo bawa gue kemana sih?" tanya Hazel tidak sabaran.

"Sudah, tidak usah banyak tanya deh. Kakak mau dapat partner kan?"

"Ya, iyalah. Masa iya-iya dong? Dih, pakai nanya lagi," kesal Hazel sedikit ngegas.

"Nah! Jadi, jangan banyak tanya. Oke," ucap Angel tersenyum terpaksa menahan rasa jengkel pada kakaknya.

"Awas ya! Lo bawa gue macam-macam, gue hajar muka lo. Biar lo adik gue," ancam Hazel menunjuk dan menatapnya tajam.

Angel memutar bola matanya. "Iya-iya, gue enggak bakal macam-macam kok," marah Angel cemberut. Kemudian, membuang muka.

Hazel tetap memberinya tatapan menyorot tajam. Mereka telah sampai di depan pintu, Hazel ingin ikut masuk ke dalam. Tetapi dia ditahan oleh Angel. Tentu, itu mengundang amarah Hazel.

"Ck! Apalagi sih?" geram Hazel.

"Kakak tunggu di situ, biar jadi surprise buat mereka. Kalau aku bilang masuk, baru kakak bisa masuk," suruh Angel.

"Oh, oke deh," ucap Hazel setuju.

Dia rasa, Angel ada benarnya juga. Biarkan cowok-cowok itu penasaran sama dia. Angel masuk dan datang menyambut para cowok akan menjadi partner kakaknya.

"Hello para boy yang ganteng-ganteng bingits," sapa Angel tak ketinggalan tingkah genitnya dan keimutan.

"Hello juga, princess Angel," jawab para cowok serempak sambil senyum bahagia bisa melihat Angel.

"Kalian pasti bingungkan? Kenapa princess cantik jelita bingits ini." Mengibas rambutnya kebelakang. "Suruh kalian kumpul ke sini? Ya kan?" ucap Angel membuat para cowok itu penasaran.

Mereka mangut-mangut.

"Penasaran kan?" tanya Angel senyum-senyum.

"Iya.... penasaran banget," sedikit teriak para cowok.

3 Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang