Darel telah selesai mengeringkan tubuhnya, mungkin tersisa sedikit basah dan jadi bau apek. Darel telah sampai di kelasnya, ia berjalan menuju bangkunya. Melihat penampilan Darel acak-acakan dan sedikit basah kuyup. Anget tak tahan menahan tawanya.
"Fffttt...." Tawa cantik. "Kasian bingits sih, basah-basahan gitu. Pasti bakal masuk angin kan? Huh! Kacian...." ejek Angel senyum jahat sambil mengipasi dirinya dengan kipas motif Hello Kitty.
Darel hanya diam mendengar Angel menghinanya. Ia juga tak mau menggubris wanita sok cantik itu.
Tak berapa lama terdengar keributan memasuki ruangan mereka. Ketika orang yang membawa keributan itu datang bersama yang lainnya, langsung menatap tajam dan berjalan ke arah Angel. Dengan tiba-tiba.
Byur!
Baju dan rok Angel jadi basah. Mata Angel terbelalak lebar menatap dirinya basah di siram pakai air es teh.
"Rasain tuh gadis lonte! Itu hukuman bagi cewek kegatalan suka rebut pacar orang," murka seorang cewek menatap Angel berapi-api.
Angel ikut menatapnya tajam dengan hidung kampas-kempis. Sedangkan Darel berusaha menahan tawanya, melihat Angel sama basahnya dengan dirinya.
"Apa maksud lo siram gue? Hah!" murka Angel berapi-api bangkit dari tempat duduk.
"Harusnya lo." Menunjuk Angel sambil melotot. "Yang apa maksud rebut Tara dari gue? Hah!" Ikut meninggikan suara.
"Iya, gadis murahan kek lo itu enggak pantas diampuni," ucap Sasha yaitu temannya Monica pacarnya Tara.
Teman-teman Monica sontak mengambil telur-telur mereka siapkan, lalu mereka lempar menuju Angel. Angel segera berlari dari mereka, meski sudah ada dua telur berhasil mendarat ke rambut dan bajunya. Mereka tak tinggal diam, mereka segera mengejar Angel sambil melemparkan telur ke arahnya.
Para siswi sekelas Angel hanya diam dan menonton Angel sedang dikejar sambil di lempari telur. Siswi-siswi sekelas tersenyum puas dan ada yang tertawa melihat kemalangan Angel dianiaya oleh pacar Tara.
"Ha ha ha ha..... rasain tuh gadis lonte! Dikasih tau jangan ambil pacar orang,masih ngeyel sih...." cemooh Melinda senyum geli.
Darel juga tak sadar ikut senyum lebar melihat Angel dikeroyok sama Monica dan teman-teman.
"Itulah hukum alam, Angel. Karena kamu sudah bikin aku basah kuyup tadi, sekarang kamu dapat karmanya kan," batin Darel masih senyum.
Angel berlari sampai lupa diri, Darel tak memperhatikan bahwa Angel berlari kearahnya. Angel lekas bersembunyi di belakang tubuh Darel.
Puk!
Sebuah telur mendarat di pipi mulus kiri milik Darel.
Darel membuka matanya pelan-pelan, ia mencium bau amis di wajahnya. Angel sendiri secara tak sadar memeluk erat belakang tubuh Darel, membenamkan wajahnya ke punggung Darel dengan tubuh gemetar. Darel menyentuh pipinya, ia menemukan cairan lengket yaitu telur di telapak tangan.
"Sumpah! Kenapa aku jadi ikut-ikutan di timpuk?" batin Darel kesal masih menatap telapak tangannya ada cairan telur.
Melihat penampakan itu, mereka semua sontak menyoraki Angel dan Darel.
"Cie, cie, cie.... so sweet banget sih. Sudah basah kuyup bareng-bareng, dilempari telur bareng-bareng. Terus sekarang, peluk-pelukan lagi di depan kita. Itu baru pasanganmu yang paling cocok, Ngel. Perfect bingits," cemooh Monica lalu tertawa diikuti yang lain ikut tertawa juga.
Mendengar ucapan Monica. Mata Angel membulat sempurna dan baru sadar, ia sontak melepaskan pelukannya dari Darel. Ia pun memukul punggung Darel secara mengejutkan.
"Iyuh.... kenapa lo pegang-pegang gue sih? Jijik, jijik." Semakin kuat memukul. "Jijik...." teriak Angel mengamuk dan sangat murka.
Darel terus melindungi wajahnya dengan satu tangan.
"Dia yang peluk, kenapa aku yang malah dipukul sih? Harusnya aku yang ngamuk sama dia," batin Darel semakin geram.
Semua cewek yang ada di kelas memperhatikan mereka, malah semakin tertawa mengejek dan juga menyoraki mereka berdua.
Setelah lelah berlari lolos dari amukan Angel, dengan napas terengah-engah bersandar di dinding. Dari kejauhan Darel melihat ada kehadiran Hazel dan anak buahnya datang berjalan ke arahnya. Ingin kabur lagi, tapi percuma sudah dilihat Hazel dan anak buahnya ada kehadiran dia.
Plak!
Menepuk jidatnya.
"Astaghfirullah.... apes banget sih hari ini. Kenapa hari ini aku sial Mulu sih?" gumam Darel memijat dahinya berkeringat dingin.
"Woy!"
Darel melonjak kaget sekali, ternyata Hazel dan anak buahnya sudah ada dihadapannya dengan tatapan garang ciri khas mereka. Darel menggigit jarinya, tak berani menatap Hazel dan anak buahnya.
"Mana uang harian Lo!" pinta Hazel mengadahkan tangannya dengan jari di gerak-gerakan.
"Iya, kita ini pada lapar tau. Jadi, cepatan serahin uangnya," marah Gilang menatap tajam.
Padahal cuman Gilang aja yang lapar, yang lain mah kagak_-
Farhan mengendus-endus ke arah Darel, lalu menutup hidungnya.
"Bos! Bau busuk dia, bos," cela Farhan menutup hidungnya.
Hazel dan yang lainnya ikut mengendus juga, tak berapa lama mereka ikut menutup hidung juga.
"Datang dari alam mana lo? Baunya a'udzubillah banget," cecar Hazel menatap tajam.
"A-anu, i-i-itu-""
"Palingan dia habis di buli orang, bos," sahut Aron menjawab pertanyaan Hazel.
"Ah, benar juga kata-kata lo. Dari penampilannya sih.... sudah ketahuan," ucap Hazel memperhatikan Darel dari atas-bawah sudah kayak gembel.
"Cepat, mana uangnya!" desak Alex melototi Darel yang ketakutan.
Dengan tangan gemetar Darel merogoh saku celananya, Darel terpaksa menyerahkan satu lembar uang merah. Ketika menemukan uang merah, Hazel dan anak buahnya kecuali Aron sudah tiap hari memegang uang merah. Mata mereka berbinar-binar seolah menemukan harta karun.
"Ya ampun, bos.... baru tiga kali, kita jarang-jarang temu hasil malak seratus ribu. Ya kan, bos?" ucap Farhan kegirangan melihat uang seratus ribu dipegang Hazel.
"I-iya. Benar lo, sob," ucap Hazel ingin menangis haru.
Darel sendiri bengong dan ternganga secara tak sadar, melihat tingkah absurd mereka. Darel garuk-garuk kepala. Kembali menatap tajam pada Darel, Darel cepat-cepat mengalihkan pandangannya ke lantai.
"Uang ini, sudah kami rampas. Bye," ucap Hazel kembali garang.
Hazel dan anak buahnya telah pergi dengan aura menyeramkan. Setelah sepuluh langkah, mereka lanjut kegirangan mendapatkan uang seratus ribu.
Setelah bayangan Hazel dan anak buahnya menghilang, Darel menghela napas lega dan tersenyum bahagia.
"Ah, gak apa-apa lah. Sekali-sekali aku bersedekah. Lagian kalau aku memberontak yang ada bisa kacau, bisa-bisa misiku jadi gagal," gumam Darel sekilas tersenyum dan memperbaiki letak kacamatanya.
Darel melanjutkan perjalanannya menuju kantor, untuk minta izin pulang ke rumah karena penampilannya sudah kacau, ada bau busuk dan bahkan ia juga sudah dikelilingi lalat-lalat yang terbang di dekatnya. Sebab bau amis di wajah dan tubuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
3 Bad Girl
Teen FictionKemerdekaan ketiga saudara berbuat nakal kini harus usai, setelah datangnya ketiga pria mengusik kehidupan mereka yang terlalu bebas. Berawal yang pahit berubah manis. Seperti itu juga nantinya kisah hidup tiga saudara yang tidak dapat diperkirakan...