27.

14 1 0
                                    

Bel masuk telah berbunyi. Hazel berjalan lemas, walau masalah ia tidak bisa makan gratis sudah dituntaskan. Tetapi Hazel tidak mau jika Juan nantinya jadi panther dia. Pasti cowok brengsek itu akan menjadi penghalang kebebasan nantinya.

"Enggak, aku enggak boleh menyerah. Aku pasti bisa cari partner lain, selain dari ketos judes itu. Ya, aku bisa," gumam Hazel bersemangat.

Hazel berpikir keras. Akhirnya, ia mendapatkan petunjuk dari sang kuasa ilahi.

Hazel menghampiri Aron sedang mengobrol sama Farhan, sedangkan Farhan mengobrol sambil menggambar anime Rem (Re:Zero). Biasalah bau Wibu.

Dia sudah banyak mengkoleksi anime Rem, baik itu posternya, sarung guling, bantal, seprei, dan juga boneka berbentuk Rem biar bisa dipeluk. Farhan berharap animenya itu bisa keluar dari dua dimensi. Pasti Farhan akan menikah dengan Rem nya.

Kadang-kadang Farhan halusinasi suap-suapan sama boneka Rem. Teman-temannya, termasuk Hazel yang melihatnya bengong dan menganggap kawannya itu sudah tidak waras. Dan tidak bisa diselamatkan lagi ke rumah sakit jiwa.

Kasihan, mana masih muda lagi.

Hazel menarik kursi yang berada di dekatnya. Kemudian, dia duduk diantara dua anak buahnya.

"Ron, lo mau kagak jadi partner gue?  Mau ya, please," pinta Hazel tanpa berbasa-basi lagi.

Aron teringat kejadian setahun yang lalu, saat menjadi partnernya. Saat ia dan Hazel berdansa di pesta ulang tahun juga, Hazel tak sengaja selalu menginjak kaki Aron karena menari asal-asalan. Yang penting menari aja. Terlebih-lebih lagi, Hazel mengenakan heels. Jadi, sakitnya dua kali lipat. Sekarang Aron jadi trauma.

"Ma-maaf ya, bos. Bos kan tau aku sudah janji dansa dengan ibu Azalea," tolak Aron bukan terdengar alasan, melainkan kenyataan.

"Oh, iya juga ya. Aron kan lagi naksir sama Bu Azalea, sampai ia tumben-tumbennya mau terima hukuman bersih-bersih di perpustakaan tiap hari Sabtu. Sebab di perpustakaan ada ibu Azalea. Kalau terus paksa, sama aja kan aku ganggu rumah tangga orang. Enggak, ini enggak boleh," batin Hazel berdebat sambil geleng-geleng kepala.

"Ya udah, Ron. Enggak apa-apa," ucap Hazel berusaha tersenyum, tapi wajah lesunya masih kelihatan.

Aron merasa tak nyaman pada bosnya, tapi bagaimana pun ini demi keselamatan kakinya. Takut diinjak lagi.

"Hm, terpaksa deh gue partner sama ketos bangs*t itu," ucap Hazel sangat lesu.

Sret!

Gambaran dibuat Farhan tercoret. Begitu juga Gilang kesedakan kripik singkong.

"Apa!" kaget mereka menoleh pada Hazel.

"Bos, lagi enggak bercanda kan?" tanya Alex berharap salah dengar.

"Aku enggak bercanda, buat apa bercanda.  Bercanda soal gue partner sama dia aja gue sudah enek. Apalagi nyata. Cih!" kesal Hazel membuang muka.

"Terus, kenapa bos mau jadi partner dia? Kenapa enggak sama yang lain aja?" tanya Farhan.

"Mau sama yang lain mana? Kalian aja enggak mau jadi partner gue, mau gue paksa nanti gue terlihat sebagai orang ketiga. Cih! Enggak mau gue." Melipatkan tangan di dadanya. "Mau sama yang lain lagi, yang ada gue dihina. Cowoknya malah lembek kek pant*t bayi aja, didekati sudah gemetar. Bisa-bisa gue ditertawakan. Makanya, gue mau enggak mau. Gue terima tawaran si bangs*t tadi," papar Hazel merampas semua kripik Gilang, lalu ia makan secara lahap.

Ingin Gilang protes atau mengeluh yang ada nanti dapat hadiah sekujur tubuh penuh lebam-lebam. Mereka menatap satu sama lain.

"Kalian tenang aja dan enggak usah merasa bersalah. Nanti kalian bantuin gue aja, gimana menyingkirkan si ketos itu," ucap Hazel mulutnya dipenuhi kripik singkong.

"Siap, bos," sigap mereka serempak. 

~×××~

Lisa sangat kaget, tiba-tiba Hazel duduk di tengah-tengah Angel asik baca majalah dan Lisa sedang chatan sama Jodi. Apalagi, Hazel memasang wajah masam. Lisa sangat paham mengenai adik satunya ini, jika memasang muka seperti itu. Sudah pasti ia sedang bingung atau sedih.

"Lo kenapa muka ditekuk begitu?" tanya Lisa masih menatap layar ponsel.

"Gue lagi bingung cari partner kemana lagi. Kak Lisa ada tips enggak atau sekalian bantu cari partner buat aku?" pinta Hazel.

"Kalau cari, aku mana punya. Kalau tips ada, tipsnya jadi cewek lembut. Bukan jadi cewek bar-bar, yang ada cowoknya kabur. Bye the way, kenapa lo cari partner? Memangnya buat apa?" tanya Lisa menatap Hazel, serius dan penasaran.

"Oh! Apa jangan-jangan...." Senyum bahagia. Akhirnya, Hazel normal juga.

"Jangan pikir macam-macam deh, Kak Lis. Aku cari partner biar bisa datang ke pesta aja, supaya aku bisa makan gratis sepuasnya di pesta nanti," ungkap Hazel membuat senyum Lisa seketika luntur, digantikan wajah merengut.

"Hm, sudah aku duga," cibir Angel datar sambil membalik halaman majalah.

"Please, Kak Lisa cari partner buat aku ya. Kalau aku enggak punya partner lain, nanti aku partner sama si ketos bangs*t itu, kak," mohon Hazel mengguncang tubuh Lisa sambil menangis.

"Lah, kenapa enggak sama dia aja?" sedikit teriak Lisa panik karena tubuhnya diguncang.

"Aku enggak mau, kak. Kalau aku sama dia, nanti dia menghalangi kebebasan aku, kak. Please, kak! Bantu aku!" tangis Hazel masih menggoncang tubuh Lisa semakin menjadi.

"Kalau kamu cari partner, tanya sama Angel. Diakan punya banyak pacar, bisa dipinjam satu," teriak Lisa masih panik.

Akhirnya, Hazel berhenti mengguncang tubuh Lisa.

"Oh, iya juga ya," gumam Hazel baru sadar.

Kini Hazel menoleh pada Angel dan memepet Angel dengan wajah memelas. Angel memutar bola matanya, ia pun menutup buku majalahnya.

"Oke, aku bantu." Pasrah. "Tapi kakak ikut kontes," perintah Angel.

"Hah? Kontes? Kontes kecantikan maksudnya?" Bingung Hazel garuk-garuk kepala.

"Bukan, tapi kontes pilih pacar. Aku biasanya dapat pacar itu karena aku bikin kontes. Siapa yang paling wow, dialah pemenangnya," papar Angel.

Lisa geleng-geleng kepala mendengar penjelasan Angel, sementara Hazel yang masih polos. Malah angguk-angguk saja.

"Menarik!" gumam Hazel senyum antusias.

Lisa menepuk jidatnya, bakal ada calon playgirl lagi dirumah ini. Lisa kembali fokus menatap layar ponselnya.

"Bye the way, kakak kenapa sih enggak sama Juan si ganteng itu? Kalau aku jadi posisi kakak, aku pasti mau loh," ucap Angel kegirangan.

"Sama, gue juga mau. Meski harus tinggali Jodi, demi dia," seru Lisa ikut-ikutan juga dengan mata berbinar-binar.

Hazel merengut. "Itu kalian, bukan aku. Sudah!" Beranjak dari tempat duduknya. "Pokoknya kalian bantu cari ya, gue mau isi brangkas dulu," pamit Hazel mengelus perutnya.

Hazel pergi meninggalkan mereka berdua. Angel menatap Hazel sinis.

"Perasaan tadi baru makan. Kenapa jadi lapar lagi? Itu perut, tong atau apa sih?" kesal Angel.

Lisa terkekeh geli mendengar ucapan Angel, sebenarnya Lisa juga heran pada perut Hazel. Tapi anehnya, biar makan banyak. Tetap saja tubuh Hazel tidak gendut-gendut juga.









3 Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang