49.

8 2 0
                                    

Di kelas 10, hari ini giliran Darel dan teman-temannya yang piket. Darel telah selesai menyapu teras. Dari kejauhan, Darel melihat Angel datang mengenakan rok pendek di tambah lagi tidak memakai dasi Pramuka. Darel meremas sapu dengan erat.

"Aku harus menjalankan amanahku dari Juan. Apalagi ini amanah buat kebaikan. Sangat disayangkan, kalau aku membiarkannya. Itu sama saja, aku tidak jauh berbeda dengan temanku. Makan gaji buta dan baru bekerja, jika sudah dapat upah dari masyarakat. Cih"

"Aku tidak ingin jadi mereka," gumam Darel tanpa sadar terus menatap Angel.

Angel yang ditatap, mengerutkan keningnya seolah tidak suka.

Ketika Angel berjalan ingin masuk, dengan gesit Darel berlari ke tengah pintu seolah menghalangi dia masuk. Perbuatan Darel, benar-benar mengundang kemarahan Angel sudah naik pitam. Yang lain ingin masuk, sama ikut terhalang seperti Angel ulah Darel.

"Woy, anak culun! Lo jangan halangi princess cantik jelita ini mau masuk ya!" Menunjuk Darel.

"Lo pikir, ini sekolahan punya bapak lo? Dari tadi suka bikin me naik pitam terus," geram Angel menatap sengit sambil mengepalkan kedua tangannya.

"Eh, anak culun! Maksudku si Farel." Salah nyebut nama. "Kalau Lo suka sama si situ." Menunjuk Angel, membuat Angel langsung kaget melihat ia ditunjuk.

"Lo jangan tembak dia disini! Lo tuh halangi jalan kita, tau nggak! Kalau lo mau ungkapkan perasaan lo sama nek lampir. Noh! Di kebun jengkol sana! Biar tambah romantis," marah Céline, sekaligus mencemooh Angel.

Angel semakin geram pada ungkapan Celine.

"Lo lihatkan orang-orang jadi salah paham." Mengamuk. "Gue tau Lo mau tembak gue." Sok kepedean.

"Tapi maaf, seribu maaf ya. Sebelum kamu tembak princess ini. Harusnya lo itu ngaca, penampilan lo itu nol. Sama kayak otak lo itu nol. Gue jijik sama lo. Tau nggak! Jadi, gue minta Lo minggir dari jalan princess cantik and jelita bingits," ketus Angel dengan sifat angkuhnya.

"Sudah?" tanya Darel mengejutkan Angel.

Angel membuang mukanya, tak mau menjawab dan melipatkan tangannya di dada.

"Maaf mengecewakanmu, princess Angel cantik and jelita bingits," ucap Darel tersenyum mengejek.

Jeng!

Angel yang tak mau melihatnya, sontak langsung menatapnya dengan mata sedikit terbelalak sekilas. Kemudian, digantikan dengan tatapan kesal.

"Aku menghalangi mu bukan mau menyatakan perasaan cinta, melainkan melaksanakan amanahku untuk menghukum mu.'

"Lagipula...." Menatap Angel dari bawah sampai atas. Membuat hidung Angel kempas-kempis tengah murka.

"Maaf seribu maaf ya, princess Angel. Sebelum kamu kepedean dan berhalusinasi jauh ke planet mars. Harusnya princess ngaca dulu, penampilan kamu itu minus. Sama kayak otak kamu minus seratus. Aku juga jijik, ilfill, bahkan mau muntah. Tau nggak?" Tersenyum mengejek.

"Jadi, aku minta kau ikut aku membersihkan sampah, sesuai amanah yang diberikan Ketua OSIS padaku," terang Darel tersenyum lebar seolah mengejek Angel.

Angel semakin geram pada perlakuan Darel, sementara para cewek yang terhalang oleh Darel. Justru tertawa terbahak-bahak merasa puas pada pengungkapan Darel penuh berani dan tanpa rasa takut menghina gadis angkuh itu.

"Aku enggak mau! Memangnya apa salahku? Kamu juga bukan anggota OSIS. Jadi, buat apa aku turuti perintah kamu?" tolak Angel menatap sengit.

"Apa perlu aku menyuruh Kak Juan buat jemput kamu?" ucap Darel terdengar mengancam.

Glub!

Menelan ludahnya pahit.

Mendengar nama keramat itu, para cewek yang menghina Darel tadi sontak merasa ketakutan.

"Kamu mau tau apa kesalahanmu. Itu!" Menunjuk rok Angel. "Kamu memakai rok pendek, sudah jelaskan aturan sekolah memakai rok panjang. Bukan rok di atas lutut. Dan itu lagi!" Menunjuk kearah dimana tempat dasi Angel. "Kamu juga enggak pakai dasi Pramuka. Itu kesalahanmu. Jadi, jangan banyak alasan lagi. Kalau kamu mau ditangani oleh Kak Juan," terang Darel tegas.

Glub!

Lagi-lagi Angel menelan ludahnya lagi.

Angel tidak punya pilihan lagi, sebenarnya Angel sangat senang bisa berduaan dengan Ketos ganteng itu. Tapi sisi menyeramkan dan sadisnya, membuat nyali Angel menciut dan takut. Jika dalam kondisi ia dihukum.

Sebelum pergi, Angel menghela napas berat terlebih dahulu. Baru mengikuti Darel dari belakang. Mereka telah sampai di taman sekolah yang penuh dengan pepohonan dengan daun kering terus berguguran.

"Sekarang kamu pungut daun-daun itu, lalu kamu buang ke bak sampah itu," perintah Darel menunjuk bak sampah tak jauh dari mereka.

"CK! Baru aja diberi amanah sudah sok, gimana jadinya kalau dia benaran anggota OSIS. Andai ini bukan perintah Ketos ganteng itu, sudah dari dulu aku mencakar-cakarnya dengan kuku cantikku ini," batin Angel mengomel sambil sekilas menatap Darel dengan sinis.

Darel yang tahu ditatap sinis oleh Angel. Ia tak mau berdebat lagi, ia hanya fokus menyelesaikan amanahnya saja.

"Hei! Kok bengong? Cepat kerjakan!" marah Darel.

"Cih! Nyolot! Semakin lama tu anak semakin besar kepala," batin Angel mengomel.

Dengan sangat-sangat terpaksa, Angel memungut daun itu dengan rasa jijik. Memungutnya pun dengan seujung jari. Tidak mau menyentuhnya dengan tangan, itu pun mengambilnya satu-persatu. Sampai Darel geleng-geleng kepala melihat perlakuan cewek angkuh itu.

Di tengah aktivitas menjijikkan dan menurunkan harga diri seorang princess, Angel tak sengaja melihat kakak keduanya sedang memungut sampah juga sambil diawasi oleh Ketos Ganteng-ganteng Seram. Angel bisa melihat mulut kakaknya itu sedang komat-kamit, pasti sedang menggerutu kepada Ketos itu. Tapi sayangnya, Ketos itu tak menggubris.

Melihat ketampanan Ketos itu dibalik sifat seramnya itu, Angel bukannya memungut sampah. Malah sibuk memandangi Juan dengan hati berbunga-bunga.

"OMG.... kenapa Kak Juan tidak pesona ya sama aku? Padahal aku sudah cantik bingit," gumam Angel murung.

"Cantik, sih cantik. Tapi akhlaknya kurang cantik dan auratmu masih perlu ditutupi," ucap seorang pria yang tak asing dan paling dibenci Angel.

Syuk!

Menoleh dan menatap tajam pada Darel. Sementara Darel tidak menggubris dan sama sekali tidak merasa takut pada tatapan Angel sedikit pun.

"Apa maksud lo ngomong gitu? Hah!" murka Angel dengan suara meninggi sambil menunjuknya.

"Suka atau tidak suka." Memperbaiki posisi kacamata jadulnya yang hendak terlepas. "Memang begitulah fakta pahitnya," ucap Darel dingin.

"Sudah! Jangan pakai seribu alasan lagi! Ayo cepat selesaikan pekerjaannya! Biar kamu bisa ikut pelajaran," usul Darel.

"Ogah!" Melipatkan tangannya di dada dan membuang mukanya dengan bibir mengerucut.

Mata Darel yang sudah tak tahan melihat pandangan para pria melihat rok Angel terlihat mini. Darel melepaskan Hoodie nya, lalu ia lilitkan di pinggang Angel. Angel sangat terkejut dengan perilaku Darel. Awalnya dia ingin marah, tapi ia urungkan melihat Juan berjalan kearah mereka.

"Maaf, aku bersikap lancang. Aku hanya.... tidak tahan saja, melihat tatapan genit para pria itu," ungkap Darel dingin.

Angel ingin bicara dan marah.

"Aku tau, kamu pasti marah. Sebelum kamu mencintai mereka, maka cintai dulu dirimu sendiri. Apakah kamu tidak sayang dengan dirimu sendiri? Kalau kamu menginginkan cinta yang tulus, maka--" Terdiam sejenak.

"Orang yang paling tepat memberi cinta yang tulus adalah dirimu sendiri. Kamu menginginkan cinta yang tulus kan? Tapi kamu saja tidak mencintai dengan tulus pada tubuhmu sendiri. Bagaimana kamu mendapatkan orang yang tulus? Sebelum kau cari cinta lain, mending kamu fokus cintai dirimu sendiri," ucap Darel dingin.

Darel pergi meninggalkan Angel masih terdiam menatapnya bersama angin sepoi-sepoi dan daun-daunan berguguran mengitari Angel termenung.






3 Bad Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang