2.

4.9K 99 1
                                    

Terhitung sudah 1bulan Jimin di lecehkan oleh sang tuan, dan semua itu tak di ketahui oleh nyonya rumah

Jimin ingin mengadu namun ia selalu di ancam oleh lelaki paruh baya tersebut, bahkan ketika sang ibu sudah kembali ia masih tetap mendapatkan pelecehan, meskipun tak sampai jauh.

Sialnya lagi, Jimin ingin kembali ke kampung halamannya namun dengan bujuk rayu dari sang tuan membuatnya tertahan di kediaman megah namun bak neraka itu

Setiap malam Jimin selalu di liputi ketakutan, karna meskipun ia sudah mengunci kamarnya, si lelaki paruh baya tetap bisa menerobos masuk kedalam kamarnya dan melecehkannya di saat ia tengah tertidur seperti saat ini, lagi-lagi Jimin di buat tak nyaman dalam tidurnya

Rasa geli dan basah di area pribadinya membuat ia dengan cepat membuka mata dan beringsut menjauh

"T-tuan" suaranya bergetar ketakutan

"Baguslah kau bangun, aku seperti melecehkan mayat di saat menjilati memek cantik mu itu" ujarnya menyeringai

"T-tuan s-saya mohon menjauh dari saya" Pinta Jimin

"Shh, kau banyak bicara, nikmati saja jalang" Desisnya menarik kedua kaki Jimin dalam sekali sentakan membuat tubuh mungil itu kembali tertidur dengan kedua kaki yang menekuk

"Aku selalu terpesona dengan lubang pink cantikmu ini, sayangnya aku belum bisa menerobos masuk tapi sepertinya malam ini aku bisa merasakan lubang sempitmu ini" Kekehnya

Mendengar perkataan sang tuan, Jimin melotot horor dengan tubuh menggigil, ia tak bisa berkutik dan tak bisa menolak, atau ibunya akan dalam bahaya dan Jimin tak mau itu terjadi, lantas harus bagaimana ia selain pasrah dan pasrah

"Angsh, hikshh t-tuanh stoph hiksh janganh ituh ahh sakit hikh" Isak Jimin ketika merasakan sesuatu menerobos masuk kedalam lubangnya, mengoyak lubang sempit yang tak pernah di masuki apapun

"Ini baru jariku Jimin, belum milikku jadi diamlah" Desisnya

"Ahhk hikshh sayah mohon keluarkan itu perih hiksh sakit tuan jangan" isakannya semakin mengeras, kedua tangan meremas sprei dengan cukup kencang, air mata berlinang memenuhi pipi gembilnya dengan hidung yang memerah

"Semakin kau menangis, semakin kuat keinginan ku untuk melecehkan mu bocah nakal" seringainya begitu menakutkan membuat Jimin menggigil

Jimin merasakan basah di vaginanya dengan benda lunak menjilati kelenjar sensitifnya membuat tubuh mungil itu menggeliat tak nyaman

"Anghh hikshh ahh tuanh berhentih ngh hikshh ahh tuanh sayha mohon berhentih hikhhs" mohon Jimin dalam isakan juga desahannya

"Menangislah lebih keras Jimin, sampai ibumu mendengarnya dan bam ia akan menyalahkan mu karna sudah menggodaku" Ujarnya si lelaki paruh baya, Jimin menggeleng kuat dengan terburu ia menutup mulutnya, terisak dengan lirih, mata terpejam dengan begitu erat, air mata tak hentinya mengalir.

"Anak baik" pujinya senang, lalu ia kembali bermain dengan vagina Jimin yang sudah basah kuyup, jemarinya tak lepas dari lubang senggama si cantik, terus mengoyak, mengocok hingga lubang sempit si cantik menumpahkan cairan yang begitu banyak hingga mengotori sprei di bawahnya juga mengotori tangan sang tuan

"Kau menyukainya hee, lihat betapa banyak nya kau keluar hanya dengan jariku" Kekehnya, tangan lainnya bermain di puting payudara Jimin yang begitu sensitif, lagi-lagi Jimin hanya bisa mendesah lirih di iringi dengan isakan ketika seluruh tubuhnya di lecehkan oleh laki-laki tersebut

Entah perasaan apa, di dalam pikirannya meneriakkan kata jijik dan benci namun reaksi tubuhnya berbanding terbalik, seperti menikmati dan seolah tengah meminta lebih.

"Aku sudah tak tahan, kejantananku ingin merasakan lubang sempitmu ini" erangnya, dengan terburu ia melepaskan seluruh pakaiannya dan mempertontonkan kejantanan besar yang sudah mengacung gagah, Jimin semakin di buat bergetar melihat itu namun vaginanya malah berkedut seolah tak sabar ingin segera di koyak

"Lihat lubang jalangmu ini malah berkedut seolah mengundangku untuk menghancurkan nya" Kekehnya

Ia menampakkan ujung kejantannya pada klitoris Jimin, membuat tubuh si cantik menggigil

Dalam sekali dorongan, ia menerobos masuk lubang Virgin Jimin, membuat darah kental mengalir di batang kejantanannya dan teriakan nyaring dari Jimin mengangetkan laki-laki paruh baya tersebut

"Jimin, nak kamu kenapa, Jimin" suara teriakan dari luar juga ketukan pintu yang cukup nyaring membuat Jimin tersentak kaget ke takutan begitu pula si lelaki paruh baya

"Jawab, dan bilang kau tak apa" bisiknya, Jimin mengangguk patuh

"I-ibu Jimin ga papa, Jimin cuma liat kecoa" balas Jimin berteriak

"Benar tak apa nak, ibu khawatir" Ujarnya

"Benar ibu, ibu kembali istirahat saja, Jimin mau tidur" balasnya

"Ya sudah, ibu kembali ke kamar ya nak"
"Iya ibu" setelah itu tak ada lagi suara dari sang ibu, Si lelaki paruh baya menatap Jimin tajam

"Kau terlalu berisik" desisnya

"M-maaf tuan" lirih Jimin takut

"Shh, kau membuat nafsuku lenyap begitu saja" kesalnya langsung mencabut kejantannya dan kembali memakai pakaiannya, setelah itu pergi meninggalkan Jimin begitu saja

Tbc


Jiminiee(Bp✓2)CLOSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang