34. to be grandma..!

1.1K 111 0
                                    


di mension keluarga manoban, ada jennie yang seperti biasa melakukan tugasnya membersihkan dan membereskan kamar lisa. bahkan ia terkadang membantu maid yang lain membantu di dapur untuk memasak, meskipun aum melarangnya.

jennie pun ikut menata makan siang di meja makan. hingga aum dan mario turun untuk menyantap makananya...

"sayang... sudah berapa kali mommy katakan tidak usah melakukan hal  lebih dari mengurus lisa. di rumah ini sudah ada maid, jadi kau tidak perlu ikut memasak dan menyiapkanya ..." jennie hanya tersenyum menanggapi ocehan aum.

"duduklah sayang kita makan bersama... lakukan apapun yang membuatmu senang disini...dan jangan dengarkan ocehan wanita itu... " bisik mario di akhir kalimatnya, namun tetap terdengar oleh aum dan mendapat tatapan tajam darinya.

jennie hanya tersenyum dan mendudukan dirinya di samping aum. aum melihat ke arah jennie dan melihat wajah pucat dan bekas luka di wajah jennie. ia membelai wajah jennie dengan lembut...

"sayang.. kau tidak apa-apa...? kau terlihat pucat, apa lisa melakukan lagi tadi malam...?" aum khawatir karena melihat jennie yang pucat dan berwajah lemas. namun jennie menggeleng...

"ani... mom, lisa tidak melakukan semalam... tapi memang badan jennie yang sedang tidak enak..." aum mengangguk.

"maka dari itu.. mommy sudah katakan. jangan terlalu lelah, istirahatlah jika anak nakal itu tidak ada di rumah..." aum kembali dengan ocehanya..

"kau akan membuatnya semakin sakit jika terus memarahinya sayang... lebih baik kita makan, aku sudah tidak sabar memakan masakan menantuku..ini pasti sangat enak bahkan tampilanya sangat cantik seperti yang membuatnya." ucap mario yang membuat jennie malu.

"haissttt.. kau ini.. dulu saat aku sering memasakanmu kau tidak semanis ini.. bahkan kau sering mengomentari masakanku seakan aku peserta dalam ajang master chief... sangat menjengkelkan, bahkan aku dulu sangat ingin memasukan makananku beserta piring-piringnya ke mulut pedasmu itu." sindir aum.

ya, mereka dulu adalah dua orang chief yang saling bersaing, mereka slalau bertemu dalam acara memasak maupun acara-acara chief lainya. kebersama itu yang membuat rasa benci mereka menjadi cinta. hingga sekarang mereka menikah dan mendirikan restoran bersama.

mario tertunduk dengan nyali yang menciut saat aum kembali membahas masa mudah mereka dulu, karena mario memang sedikit arogan. dan aum masih menatap tak terima. dan jennie hanya menggelangkan kepalanya melihat tingakah mereka.

"sudahlah mommy, daddy, aku ambilkan makan untuk kalian... jangan saling merajuk oke.." ucap jennie sembari mengambilkan nasi dan lauk di piring mario dan aum. aum dan mario masih saling melirik.

hingga saat jennie mulai memakan makananya ia terhenti dan menegang... hingga..

"huweeeekkkk..." jennie tiba-tiba membekap mulutnya yang benar-benar mual. membuat aum dan mario seketika mengalihkan perhatinya ke arah jennie.

"sayang kau tak apa-apa...?" aum memegang leher belakang jennie dengan khawatir. dan jennie hanya mengangguk dengan tangan masih membekap mulutnya..

"aku tidak apa-apa mom... entahlah... tiba-tiba perutku mual... huweekkkk..." jennie seketika pergi ke toliet untuk memuntahkan isi perutnya.

membuat aum dan mario hanya bisa diam melihat kepergian jennie dengan rasa khawatir.

"apa aku perlu memanggil dokter...?" tanya mario dan mendapat tatapan malas dari aum yang masih kesal denganya.

"terserah.." ucap aum dan langsung pergi dari ruang makan itu, namun membawa piring yang berisi makananya. mungkin ia akan memakanya di kamar.

"hiassttt... dia masih marah.." mario melemas. namun masih melanjutkan makannya walau hanya sendiri di meja tersebut.








THREE SOULTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang