3 | Beauty Lady.

27.7K 2.7K 107
                                    

Pernikahan secara tiba-tiba sebenarnya bukanlah hal yang mengejutkan. Sebagai seseorang yang terlahir dalam anggota keluarga kerajaan, Cassian telah dipersiapkan untuk menjadi penerus Alexandre dan sudah pasti ia harus menikah sebelum beranjak dewasa dengan calon yang dipilihkan langsung oleh Sang Ayah sekaligus Pemimpin Kerajaan Carden.

Hanya saja Cassian tak berekspektasi akan dinikahkan dengan seorang gadis yang asal-usulnya terbilang abu-abu, cenderung bukan dari kaum bangsawan dan dibawa oleh selir ayahnya. Bisa saja Angelina merencanakan sesuatu melalui gadis itu, kan? 

Maka dari itu setelah puas menatap pantulan wajahnya tampannya sendiri di cermin sambil menggenggam erat pedang favoritnya, Cassian memutuskan untuk menemui secara langsung calon pengantinnya yang saat ini tengah bersama pelayan pribadi Angelina untuk diajari etiket keluarga kerajaan.

"Ketika sup masih panas, ambil perlahan dengan sendok lalu--"

Klak!

Ucapan Miranda sontak terhenti karena pintu ruangan tempatnya mengajari Runeta etiket makan keluarga kerajaan mendadak dibuka oleh seseorang yang tak terduga padahal mulanya ia sempat mengira itu Angelina, tetapi nyatanya malah Pangeran Mahkota.

"Salam hormat, Pangeran Mahkota." Sapa Miranda bergegas berdiri dan menepi sambil membungkukkan badannya.

Cassian melirik sekilas ke arah Miranda lalu mengibaskan tangannya. "Kau keluarlah."

Miranda mengangguk patuh lalu berjalan keluar dari ruangan tersebut, meninggalkan Runeta berdua saja dengan Cassian.

Hening tercipta diantara keduanya selama beberapa saat, sampai terdengar suara pintu ruangan ditutup oleh Miranda. Setelah memastikan mereka sungguh hanya berdua barulah Cassian buka suara.

"Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan padamu." Ucap Cassian memberitahukan alasannya datang kemari menemui Runeta.

"Apa kau alat-nya Angelina?" Tanpa basa-basi Cassian langsung bertanya ke inti. "Aku tahu kau tidak akan mengaku begitu saja, tetapi sebenarnya aku sudah tahu kalau jawabannya ya."

Runeta menghela nafas sebelum merespon. "Aku berpihak pada siapa saja yang memperlakukanku layaknya manusia."

"Hm?" Alis Cassian terangkat satu sehabis mendengar penuturan langsung dari Runeta. "Itu agak mengejutkan."

"Maaf, apa maksudnya?" Runeta membalas masih dengan kepala tertunduk.

"Kalimat seperti itu keluar dari mulut seseorang yang bahkan tidak pernah pergi ke akademi." Jawab Cassian mencibir datar.

"Aku memang miskin." Tak mengelak atas latar belakangnya, Runeta meneruskan. "Tetapi, bukan berarti aku tak berpendidikan."

Merasa tertampar oleh kalimat tersebut, sudug bibir Cassian berkedut pelan. "Angelina sungguh memilihmu?"

"Aku adalah gadis manis yang patuh, menurutnya." Sahut Runeta pelan.

"Lupakan itu." Cassian meninggalkan deheman singkat dan meminta agar Runeta meninggalkan topik tentang pendidikan yang sempat ia sindirkan pada gadis itu. "Aku berharap kau tidak menusukku dari belakang."

Runeta meringis tanpa suara dan berkata dalam hati. "Bukannya kalimat itu lebih cocok kau gunakan pada dirimu sendiri? Orang gila mana yang tega membunuh istrinya sendiri coba?"

"Bolehkah aku menjawab?" Tanya Runeta hati-hati.

Cassian menoleh pada Runeta dan mengamati gerak-gerik perempuan itu selama beberapa detik sebelum akhirnya menyanggupi. "Silakan."

"Aku akan menerapkan sifat cermin terhadapmu. Bagaimana kau memperlakukanku, begitulah aku akan memperlakukanmu. Selama kau baik, aku juga akan baik dan--"

The Tyrant Betrayed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang