32. Turn into red🚫 (voucer dibawah)

14.4K 1.2K 207
                                    

"Itu dia?" Eugene menunjuk ke arah sketsa wajah Cassian yang dibuat berdasarkan deskripsi yang Runeta berikan pada Sang pelukis sambil menghisap cerutu lalu membuang wajah ke samping untuk menghembuskannya jauh dari Runeta.

"Ya." Gadis itu menjawab sambil menatap lurus ke arah lukisan lalu menoleh cepat pada Eugene. "Tapi, daripada menggunakan diriku bukankah jauh lebih baik jika menggunakan gadis lain yang sesuai dengan standar kecantikan Carden atau setidaknya yang lebih cantik dariku. Itu akan berhasil."

"Apa masalahnya denganmu? Mau kau atau gadis lain yang kau sebut, kalian sama-sama perempuan."

Eugene merasa tidak ada yang salah dengan rencananya, itu sudah pas dengan menjadikan Runeta sebagai objek utama. Lagipula Cassian menyukainya, memang belum dipastikan tetapi tidak mungkin pria itu tidak memiliki sedikit perasaan terhadap Runeta.

"Tubuhku menjijikkan." Runeta berkata sambil memeluk dirinya sendiri. "Ada bekas luka, ada luka, bahkan wajahku juga memiliki beberapa."

"Kurasa jawabanku tidak." Putus gadis itu sambil berjalan menjauh dari Eugene. "Aku tak sanggup bertemu dengannya lagi."

"Apa maksudmu? Kau mendadak berubah pikiran dan ingin membatalkan rencana kita?" Eugene menatap dengan wajah tak percaya dan sedikit geram akan keputusan lemah yang diambil oleh Runeta padahal minggu lalu gadis itu sudah setuju memihaknya.

"Itu rencanamu dari awal." Sahut Runeta enggan melihat Eugene yang berpindah ke hadapannya.

Eugene menghela nafas, ini mungkin agak kasar tetapi yang dilakukannya semata-mata untuk membuat Runeta menjadi lebih berani.

Ditariknya pakaian gadis itu hingga robek dan melorot ke bawah, mempertontonkan tubuh polos Runeta pada dirinya sendiri di depan sebuah cermin besar.

"Kalian seharusnya bisa berpisah baik-baik tanpa harus ada pemukulan dan kekerasan lainnya." Ujar Eugene seraya menyentuh bekas luka tikaman yang ada di perut kiri Runeta.

Bahkan disamping bekas luka tikaman itu terdapat bekas luka lain yang bersifat permanen dan dibagian belakang tubuhnya ada lebih banyak lagi termasuk yang terbaru saat di kejar oleh masyarakat.

"Dia bisa memilih untuk tidak menyakitimu, tetapi dia memilih menyakitimu." Eugene berbisik tepat di samping telinga Runeta lalu mengarahkan dagu gadis itu lurus ke depan agar kedua matanya menyaksikan seberapa buruk luka yang ditimbulkan oleh Cassian pada seluruh tubuhnya.

"Kau seharusnya bisa melanjutkan hidup jika dia memilih berpisah baik-baik. Menikah dengan pria sederhana baik hati dan mengandung seorang anak."

Runeta tersenyum tipis lalu perlahan melepaskan tangan Eugene dari dagunya. "Kau mungkin benar tentang menikah dengan pria sederhana baik hati, tetapi mengandung seorang anak... itu sangat tidak mungkin bagiku."

Pengakuan Runeta sukses membuat Eugene tertegun. "Mereka mengambilnya?"

"Wanita itu mengambilnya. Dia mati mungkin dengan cara terburuk, aku tidak tahu. Kulihat dia dikuliti oleh orang-orang yang dulunya berkelompok dengan mendiang ayahku." Senyum tipis Runeta memudar, terganti dengan ekspresi penuh rasa kecewa lalu ditatapnya Eugene cukup dalam.

"Apa kau perjaka?"

"Ha?" Pria yang ditanyanya membeo dengan wajah heran sekaligus terkejut, tak pernah menduga akan mendapat pertanyaan sensitif secara tiba-tiba.

"Apa kau masih perjaka?" Ulang Runeta memperjelas kalimat yang ditanyakan.

"Entahlah. Aku sangat sibuk bertahan hidup sebelum dipilih menjadi Duke Silus sementara berkat bantuan Pamanku." Ujarnya menjawab pertanyaan Runeta dengan kalimat ambigu. "Apa itu termasuk 'masih' menurutmu?"

The Tyrant Betrayed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang