25. Hasty Action (2)

13.4K 1.5K 484
                                    

"Menikah dengan Leon?"

"Ya." Tegas Kavita menyahut. "Aku ingin menikah dengannya."

Sebelum Cassian merespon, Kavita lebih dulu berkata. "Aku cukup tahu diri untuk tidak meminta dinikahi olehmu."

"Itu kurang ajar namanya."

Kavita terkekeh mendengar balasan Cassian. "Jadi, bisa mulai tentukan tanggalnya?"

"Tentu." Cassian mengangguk pelan, ia lalu beranjak meninggalkan Kavita bersama Damon dan Bal sementara dirinya menuju ke kamar tempat Leon berada untuk membicarakan pernikahan.

Dan seperti yang diduga, Leon terkejut mendengar ide gila Cassian mengenai pernikahan dengan gadis yang bahkan tidak Leon kenal sama sekali.

"Pernikahan?" Leon hampir terbahak di tempat kalau saja rahangnya tak sedang cidera akibat pukulan yang didapatnya dari insiden malam itu.

"Kau berusaha menjadi ayahku setelah kematian ayah?" Tanya Leon mengolok.

Cassian membuang muka dan berdecih samar lalu menatap Leon lagi. "Terserah apa katamu. Kau harus menikah dengan gadis itu."

Dahi Leon berkerut banyak. "Kau baru saja menjodohkanku secara paksa? Aku terlihat seperti perempuan dimatamu?"

Merasa kesabarannya sudah habis, Cassian meraih vas di atas meja lalu menghantamnya ke kepala Leon hingga darah mengucur deras dari luka robek yang tercipta.

"Sial..." Kekeh Leon di tengah rasa sakit. "Kau sekarang menyerangku terang-terangan?"

"Tidak ada ayah, tidak ada ibu. Mengapa aku harus tetap menjaga sikapku pada anak selir?"

"Kau sungguh gila--"

"Menikahlah." Potong Cassian memerintah.

"Apa? Uhuk!" Leon terbatuk sungguhan sampai rahangnya terasa nyeri dan dadanya sesak lalu dengan sigap Cassian mengulurkan segelas air yang langsung diraih oleh Leon dan diminum.

"Itu mengandung racun."

"Huekk!" Refleks Leon memuntahkan air yang diminumnya dengan wajah panik.

"Kau takut?" Cassian mengintimidasi dengan pertanyaan. "Kau masih mau hidup rupanya."

"Kau tidak waras!?" Gigi Leon bergemeletuk, menandakan amarahnya mulai naik.

"Aku bercanda. Itu hanya air." Ralat Cassian. "Tetapi, secara tak langsung kau kuberitahu kapan saja dapat mati dengan cara tak terduga jika menolak perintahku."

"Wow..." Kagum Leon. "Kurasa kau jauh lebih menjijikkan dari pada seorang anak selir."

"Memang. Setidaknya ibuku bukan wanita yang lubangnya sudah longgar."

"Kehormatan seorang wanita tak bisa dinilai hanya dari selaput darah! Sialan kau!"

"Membela ibumu yang hina dan sudah tinggal kepalanya saja?"

"CASSIANNN!!!!" pekik Leon mulai mengamuk.

Mendengar suara kencang dari dalam, beberapa prajurit langsung masuk dan memegangi Leon tanpa diperintah lebih dulu oleh Cassian.

Masih dengan ekspresi congkak di wajah, Cassian berucap. "Gantung dia terbalik sampai setuju untuk menikah dan pukuli dia, tetapi jangan sampai mati." 

"Baik, Yang Mulia."

***

Genap dua hari Runeta tinggal di rumah Tiora bersama kehangatan wanita itu yang merawatnya bak seorang ibu kandung bahkan Tiora sendiri selalu menyuapinya makan secara telaten meski Runeta sudah menolak.

The Tyrant Betrayed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang