6 | Wedding Day

24.5K 2.2K 506
                                    

Walau sedang mengadakan penyelidikan secara rahasia guna mencari tahu siapa seseorang yang berniat meracuni Alexandre, pernikahan harus tetap berlangsung dan hari ini merupakan hari dimana Runeta harus berhadapan dengan Cassian sebagai mempelai perempuan bukan lagi rakyat biasa yang dibawa oleh Angelina beberapa hari lalu.

Para tamu undangan terlihat duduk di kursi masing-masing. Barisan paling depan diisi oleh para bangsawan berpangkat sedangkan barisan paling akhir disediakan untuk wakil-wakil masyarakat yang hadir. Sementara orang-orang kalangan bawah dibiarkan menyaksikan pernikahan dari luar gerbang yang dijaga ketat oleh sepasukan prajurit tingkat satu demi menjaga ketertiban dan kenyamanan bagi para anggota kerajaan serta keluarga bangsawan.

Ketimpangan seperti itu sudah biasa terjadi di Carden. Pemimpin tertinggi tidak peduli pada rakyat yang tertindas bahkan mengabaikan perhatian serta apreasiasi yang selalu mereka berikan pada keluarga kerajaan.

Bahkan saat seperti ini biasanya dimanfaatkan oleh sekelompok orang tertentu untuk melakukan tindak kejahatan di depan umum, terutama bagi mereka yang berkasta bawah dan berada diluar gerbang.

Sekelompok orang yang berniat melakukan kejahatan biasanya mencuri, memegang bagian-bagian tubuh secara senonoh, bahkan menculik salah satu wanita diantara keramaian saat tak ada seorangpun yang sadar karena fokus mereka tertuju pada acara di depan sana. 

Ya, seringnya momen-momen seperti ini malah membuat kejahatan semakin marak terjadi dan luar biasanya kerajaan tidak pernah peduli.

Sayangnya tak ada yang bisa atau bahkan ingin melakukan sesuatu untuk mengubah hukum di Carden apalagi pendatang seperti Runeta yang masih bisa bangun di keesokan hari saja sudah syukur sekali.

"Biasanya sudah selesai?" Miranda yang datang atas perintah Angelina untuk memeriksa kesiapan Runeta bertanya dari ambang pintu ruangan yang memang dibiarkan terbuka.

"Sudah selesai, baru saja. Kau bisa memeriksanya." Wanita yang merias Runeta dan membantu gadis itu mengenakan gaun pernikahan mempersilakan Miranda mendekat sementara dirinya mundur, sedikit menjauh.

Memperhatikan detail wajah Runeta dari dekat sampai matanya menyipit kecil, Miranda mengangguk. "Ini cukup. Kau melakukannya dengan baik, akan kukatakan pada Yang Mulia untuk memberimu bonus."

"Terimakasih!" Wanita itu membungkuk hormat sambil tersenyum.

Kembali pada Runeta yang masih ditatap intens, Miranda berucap dengan suara pelan. "Lihatlah, perias itu sukses membuatmu menjadi seperti malaikat hari ini."

"Kau tidak akan bisa mengatakan hal-hal semacam itu padaku sebentar lagi." Sahut Runeta sedikit sinis.

Miranda tertawa. "Kelihatannya kau sangat menikmati kehidupan barumu, hm?"

"Kau sudah lama hidup seperti itu? Hehe..." Runeta terkekeh sembari mengulas senyum manis sampai sepasang matanya ikut tersenyum membentu bulan sabit.

"Kau mulai menyebalkan." Celetuk Miranda pura-pura merajuk dengan memanyunkan bibir lalu terkekeh pelan dan mengusap puncak kepala Runeta hati-hati. "Meski dirimu akan naik menjadi bangsawan setelah pernikahan, ingatlah bahwa akan ada lebih banyak hal yang dapat mengancam nyawamu. Seseorang mungkin sedang berencana untuk membunuhmu sekarang. Jadi, kapanpun itu... berhati-hatilah."

"Kau menasehatiku?"

Miranda menghela nafas dan menggeleng pelan. "Aku teringat pada adik perempuanku."

Mendengar itu Runeta mengangguk pelan. "Aku akan selalu mengingatnya."

Sementara itu, di sisi lain nampak Cassian tengah duduk tepat di samping ranjang sang ibu. Ratu Christa tengah terbaring karena penyakit jantung bawaan yang dideritanya sejak lahir kembali kambuh  Minggu lalu. Kini wanita itu diminta istirahat total oleh Tabib dan dilarang beranjak turun dari kasur kecuali untuk hal-hal seperti mandi atau buang air.

The Tyrant Betrayed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang