22 | Eventide🚫💔

17.9K 1.5K 470
                                    

Ps. Hampir 3k words pencet dulu bintangnya... serius aku sedih banget soalnya pas nulis😔





Meski tidak bisa melihat dengan benar, Runeta tahu kalau seseorang yang membawanya adalah Cassian.

Sesaat ia berpikir bahwa pria itu akan membawanya keluar dari kekacauan yang ada, namun ternyata pikirannya itu salah. Cassian justru menjadi salah satu dari mereka.

"Kau akan membawaku kemana? A-apa... apa salahku?" Runeta bertanya baik-baik di tengah kesesakkan dan sakit luar biasa dibelakang kepala.

"Aku sudah memberitahu sejak awal bahwa tahta itu milikku, tetapi kau dan ayahmu..." Cassian tak langsung melanjutkan, bibirnya mengulas senyum miring sarat akan kekecewaan terhadap Runeta. "Kalian mencoba merebutnya dariku."

Dahi Runeta mengerut. Pertama sudah jelas ia tak tahu menahu mengenai tuduhan yang baru Cassian ucapkan padanya. Dan ayahnya? What the f*uck!? Runeta bahkan tidak tahu kalau dirinya memiliki ayah mengingat bagaimana caranya tiba-tiba muncul di dunia ini dalam keadaan rumah yang sudah kacau dengan orang-orang biadab.

"Aku benci mengatakan ini, tetapi kau salah paham. Aku tidak tahu ayah mana yang kau maksud--"

"Pemimpin kelompok pemberontak itu adalah ayahmu. Kau sungguh tidak tahu? Sungguh?" Cassian melontarkan pertanyaan mengejek pada Runeta, berpikir kalau gadis itu sedang memainkan sandiwaranya sekarang.

"Kelompok dengan tanda bunga teratai terbalik?"

"Aktingmu sangat cocok untuk menjadi bintang utama dari sebuah teater." Alih-alih menjawab pertanyaan Runeta, Cassian justru merespon dengan hal yang sama sekali tidak berhubungan dengan pertanyaan gadis itu.

"Lama sekali?"

Cassian menoleh ke belakang setelah mengatakan itu lalu melihat Lukas dan Kavita yang tengah membawa Rhesh mengikutinya lalu mendorong pria itu jatuh di dekat tepi jurang.

"Haruskah aku melemparnya?" Lukas bertanya pada Cassian. "Yang Mulia, haruskah kutendang sampai jatuh sekarang?"

Cassian menggeleng samar lalu ia berlutut masih dengan posisi menggendong Runeta. Didekatkannya wajah itu pada wajah Rhesh.

"Kau anak durhaka jika tak mengakuinya sebagai ayahmu." Ujar Cassian pada Runeta.

Meski belum bisa melihat terlalu jelas tetapi jika dari dekat, Runeta masih bisa mengenali wajah yang bahkan terasa asing baginya dan menggeleng.

"Aku tidak mengenalnya." Sangkal Runeta.

"Kau tega mengatakan hal semacam itu pada ayahmu?"

"Aku... Aku tidak tahu..."

Cassian menatap Runeta remeh, sorot matanya sesaat terlihat jijik sebelum menurunkan gadis itu dengan sedikit melemparnya ke tanah lalu menegaskan sebuah kalimat. "Aku memutus semua hubungan kita. Semua hubungan yang pernah terjalin dan ikatan apapun itu, aku telah menganggapnya tidak pernah ada."

"Aku..." Runeta menepuk dadanya sendiri lalu menunjuk ke arah Rhesh yang terbaring. "Aku tidak pernah mengenalnya."

"Pem.bo.hong."

"Aku--"

"Tega berbohong demi menyelamatkan hubunganmu dengan orang lain ketimbang hubunganmu dengan ayah sendiri?"

Runeta bingung. Disisi lain dia tidak mengenal Rhesh, mungkin karena dirinya bukan murni dari tempat ini  dan sialnya, Cassian tak berhenti menyudutkannya.

"Cassian, aku--"  Ucapan Runeta terhenti, dibantah oleh kata hatinya sendiri yang melarang untuk jangan memohon pada siapapun meski hidupnya berada di ujung tanduk.

The Tyrant Betrayed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang