24. Hasty Action

12.8K 1.4K 213
                                    

Hujan deras mengguyur saat Kai hampir sampai di rumahnya. Sebuah rumah yang tersusun dari papah kayu namun nampak kokoh dan cukup luas dengan dua lantai merupakan tempat tinggal Kai dan keluarganya selama sepuluh tahun terakhir. Mereka berasal dari wilayah lain dan memutuskan untuk tinggal di dekat hutan karena bisnis keluarga yang mereka jalankan bersifat rahasia.

"Ayah! Ibu! Kakak sudah sampai!"

Shou berseru saat melihat kedatangan Kai dengan pakaian basah kuyup berserta dengan gadis terluka tadi.

"Ibu..." Kai meletakkan tubuh Runeta ke atas kasur yang sudah disiapkan oleh ayahnya lalu membisikan sesuatu pada sang ibu. "Ada luka dibagian belakang juga."

"Ah..." Wanita itu bernama Tiora itu tertegun mendengarnya lalu mengangguk pelan. "Masuklah ke dalam, bawa adikmu juga. Aku akan mengurus gadis ini."

Kai mengangguk. "Aku akan langsung tidur, Bu."

"Tidak makan malam?"

Kai menggeleng. Masih terbayang dengan pisau menancap di bokong Runeta. Dirinya yang melihat saja langsung meras ngilu dan tak nafsu makan, lantas bagaimana dengan Runeta yang mengalami?

"Aku akan bawakan seember air hangat dan pakaianmu." Ucap Win, suami Tiora. Pria yang pertama kali memanjat ke batu tebing untuk memeriksa kondisi Runeta. 

"Besok jasad pria itu akan kukubur di pemakaman desa." Imbuh Win.

Tiora mengangguk. "Setelah membawakan air, periksalah anak-anak."

Win mengangguk lalu pergi ke dapur dan kembali dengan seember air hangat serta kain bersih juga pakaian longgar yang didapatnya dari lemari sang istri lalu menyerahkannya tanpa bicara sesaat sebelum bergegas menyusul anak-anaknya di lantai atas.

Tiora menatap kepergian suaminya sebentar lalu menarik ember berisi air hangat mendekat padanya dengan keprihatinan tergurat di wajah.

Merasa kasihan pada gadis asing yang ditemukan oleh suami serta anak-anaknya dalam kondisi mengenaskan begini.

Bahkan Tiora sampai berulang kali tertegun setiap kali membasuh luka-luka kotor di tubuh Runeta terutama dibagian belakang yang sudah diberitahu sebelumnya oleh Kai.

Tiora berhenti sejenak mengusapkan kain basah pada bagian itu lalu membuang pandangan ke arah lain sambil mengatur nafas sebelum menarik dirinya lagi dan lanjut membersihkan luka-luka Runeta yang lainnya kemudian menggantikan pakaian gadis itu dengan yang baru secara hati-hati.

Terakhir Tiora mengoleskan obat pada setiap luka fisik yang Runeta miliki, yang bisa dilihat oleh matanya lalu membebat kain menutupi semua luka-luka itu.

Saat sedang mengikat ujung-ujung lain membalut salah satu kaki, Tiora dikejutkan oleh Runeta yang tiba-tiba bangun dan mencoba untuk mengangkat tubuhnya ke posisi duduk namun dengan cepat Tiora menahan bahu Runeta dan membaringkan tubuhnya lagi.

"Sayang, kau harus berhati-hati. Kau tidak bisa duduk atau berdiri sementara waktu. Rusukmu patah, tetapi itu akan sembuh meski memakan waktu cukup lama." Ujar Tiora pada Runeta dengan suara yang sangat-sangat lembut.

"Kau pasti sangat kesakitan jadi, berbaringlah tanpa mengkhawatirkan apapun. Kau aman disini, di rumah keluargaku." Tiora berkata lagi sementara Runeta hanya menatapnya dalam hening tetapi penuh keresahan sehingga Tiora memilih untuk bertanya, setidaknya dengan harapan dapan mengurangi beban gadis itu.

"Mau bercerita?" Tawar Tiora.

Runeta mulanya ragu, tetapi melihat kepedulian serta rasa cemas berlebih di mata hijau wanita itu lama kelamaan ia jadi merasa tidak enak hati dan memutuskan untuk bercerita meski berbohong.

The Tyrant Betrayed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang