19 | My Revenge

14.6K 1.2K 118
                                    

"Apa kau tahu rasanya dijual oleh ayahmu sendiri saat masih berumur delapan tahun? Kau tahu rasanya diperkosa setiap malam oleh orang yang membeliku? Kau tahu bagaimana rasanya semua penderitaanku!?" Yuan berteriak penuh amarah agar Runeta bisa mendengar segalanya.

Sepasang tangan gadis itu mulai terkulai dan perlahan jatuh ke kasur. Tak ada lagi perlawanan membuat Yuan yakin kalau Runeta sudah mati kehabisan nafas.

Terlebih saat menyingkirkan bantal dari atas wajahnya, Yuan melihat secara jelas bagaimana kelopak mata itu tertutup tenang. Pemiliknya pasti sudah terbakar di neraka atas seluruh dosa-dosanya karena masih bisa hidup nikmat sementara masyarakat tertindas.

Namun baru Yuan akan beranjak turun dari kasur dengan berjalan menggunakan lututnya, kedua mata Runeta terbuka lagi.

Gadis itu tidak mati, dia hanya berpura-pura agar bisa lepas dari situasi tindihan bantal yang dilakukan oleh Yuan.

Segera setelahnya satu tangan Runeta terulur, meraih ikatan rambut Yuan hingga copot dan mencengkram serta menarik kuat rambut panjang gadis itu.

"Itu perbuatan bejat ayahmu. Mengapa harus aku yang mati gara-gara ayahmu?" Kini giliran Runeta yang bertanya. "Dan apa kau tahu apa yang terjadi padaku sampai aku bisa sampai disini? Apa kau tahu rasanya mati?"

"Maaf saja, aku sudah sering bertemu dengan orang-orang sepertimu. Mereka datang, menceritakan duka terdalam yang mereka alami, lalu setelah dibantu agar hidupnya lebih baik... kau tahu mereka melakukan apa? Ya, mereka menjadi tidak tahu diri dan berubah menjadi sosok jahat penuh rasa iri dengki dalam hatinya sampai-sampai dengan tega menyingkirkan orang yang telah membantunya." Jeda sesaat, Runeta tergelak.

"Dapat dikatakan aku hidup dengan memaklumi orang-orang seperti itu dan yang kudapat? Apa aku dapat surga? Aku tidak mencoba beradu nasib denganmu, tetapi aku tidak ingin memaklumi siapapun lagi. Kau tahu apa yang terjadi padaku terakhir kali saat aku memaklumi seseorang?" Runeta mendekatkan bibir ke telinga Yuan lalu berbisik. "Aku didorong sampai mati tertabrak dan berakhir disini.

Yuan meneguh ludah, mengaku terintimidasi sesaat terlebih saat ini kepalanya tengah ditarik ke belakang dan mendongak.

"Ayahmu..." Runeta meraih lengan Yuan dan membaliknya, mengunci satu tangan gadis itu di belakang.

"Ayahmu yang bejat, tetapi aku yang ingin kau bunuh? Kau pikir... aku sepolos itu?"

"Ya-Yang Mulia... S-saya telah dipengaruhi, saya..." Nafas Yuan terengah, kuncian pada lengan kanannya yang di balik ke arah belakang cukup menyakitkan.

"Saya emosi dan..." Merasa kuncian Runeta melonggar, Yuan tersenyum tipis.

"Mendadak jadi ingin melakukan trik murahan?" Tebak Runeta seraya meraih tangan Yuan yang sebelah kiri, yang semula dibiarkan bebas tetapi kini turut menguncinya ke belakang dan sukses membuat gadis itu meringis.

"Sial! Dia tahu?" Dalam hati Yuan merutuk, rencananya untuk membuat Runeta lengah dan membalikan keadaan dengan menyerang perempuan itu gagal total.

"Kau--"

Bugh!

Nginggggg~ Denging panjang memenuhi isi telinga Runeta usai sebuah balok kayu berukuran sedang menghantam bagian belakang kepalanya dengan kencang sehingga tangan-tangannya yang semulai mengunci Yuan langsung beralih memegangi kepala sendiri.

Rasanya luar biasa pusing. Dalam sekejap pandangannya berkunang tetapi masih sempat menoleh ke belakang untuk melihat pelaku pemukulan terhadapnya.

"Kavita!" Yuan berseru dan berlari mendekati gadis itu. "Kau datang tepat waktu. Kupikir tadi itu akhirku, terimakasih."

The Tyrant Betrayed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang