5 | Talk To

23.5K 2.5K 145
                                    

"Kami minta maaf, Pangeran Mahkota." Ujar Leon menunduk, diangguki oleh Runeta. "Ini salahnya, bukan salahku."

"Apa!?" Tudingan itu sukses membuat Runeta mengangkat kepala dan menatap ke arah Leon namun dengan cepat tangan pemuda itu mendorong kepala Runeta ke bawah, membuatnya kembali menunduk dan bungkam.

"Sekali lagi, kami meminta maaf karena telah membuatmu merasa kurang nyaman saat latihan berpedang. Tolong maafkan kami, Pangeran Mahkota." Kata Leon lagi.

"Ini terakhir kalinya aku melihat kalian di dekatku, paham?"

"Paham." Leon mengangguk lalu menyeret Runeta menjauh dari Cassian yang sepertinya kembali memasuki arena latihan setelah mendapat pernyataan kalau ini terakhir kalinya mereka berdua di sekitar pemuda itu.

"Kenapa menyalahkanku?" Runeta langsung bertanya pada Leon begitu sudah jauh dari Cassian.

"Kau ingin kita berdua tamat setelah diadukan pada Raja?"

"Kau yang selalu menyeretku dalam keributan!"

"Aku akan menemui Lady Laluna, aku tidak dalam suasana hati bagus untuk berdebat. Tunggulah dan hitung waktu pembalasanku apabila kau merekomendasikanku gadis yang aneh-aneh." Ancam Leon menunjuk Runeta tepat di dahi bahkan menekan ujung dari telunjuknya tepat di bagian tengah dahi gadis itu sesaat sebelum berlalu meninggalkan Runeta sendiri tanpa memberi respon atas ancaman Leon barusan.

"Seharusnya ini cukup membuatnya kapok mendekati wanita." Gumam Runeta pelan sebab menurutnya Kavita dan Cassian berhak mendapat kesempatan untuk happy ending tanpa ada Leon diantara mereka.

Sampai menjelang sore hari, Runeta dibiarkan bebas hari ini. Miranda tidak mengajarinya etiket sebab perempuan itu memiliki pekerjaan lain diluar istana bersama Angelina sehingga ada waktu senggang bagi Runeta untuk bersantai sampai kemudian pintu kamarnya di ketuk dan seorang pelayan memberitahu kalau ia dipanggil bersama dengan Pangeran Mahkota untuk menemui Raja secara tatap muka.

"Apa adegan ini ada dalam cerita?" Pikir Runeta dalam hati, kalau pun ada sepertinya tidak tercantum secara detail karena cerita dipaparkan melalui sudut pandang Kavita dan sesekali berpindah ke sudut pandang Cassian lalu diakhir menjadi sudut pandang Leon yang tamak dan serakah.

Dengan langkah ragu, Runeta masuk ke dalam ruangan besar yang dibukakan oleh seorang prajurit yang berjaga di depan lalu dari ambang pintu yang terbuka bisa dilihatnya Raja dan Cassian tengah duduk berhadap-hadapan.

Ada satu kursi lagi di samping Cassian, kursi kosong yang nantinya akan ditempati oleh Runeta saat bergabung ke tengah-tengah mereka.

Menyadari kedatangan Runeta, Alexandre mengalihkan pandang ke gadis itu. "Kau sudah disini? Bagus, kemarilah. Duduk di samping putraku."

Runeta mengangguk, mempercepat langkahnya menuju kursi agar tidak membuat dua orang penting di ruangan itu menunggu lalu pelan-pelan mendudukkan dirinya diatas kursi dan menunggu Alexandre membuka topik pembicaraan.

"Aku sudah mendengar sedikit kisahmu dari Angelina. Tujuanku memanggilmu kemari adalah untuk menjawab beberapa pertanyaan dariku. Apa kau siap?" Alexendre bertanya dengan tatapan lurus menyusur tepat ke sepasang bola mata milik Runeta.

Pelan-pelan kepala Runeta mengangguk. "Saya siap."

"Tidak usah terlalu formal, anggap saja seperti sedang bicara dengan ayahmu." Ucap Alexandre dibalas anggukkan lagi oleh Runeta. "Ini pertanyaan sederhana, jika aku tak menuliskan nama Cassian dalam wasiat sebagai penerusku untuk menjadi Raja berikutnya apakah kau tetap mau menikah dengannya? Beri jawaban ya atau tidak dan sertakan alasannya."

Runeta berpikir sejenak, ia tidak langsung menjawab. Dipikir-pikir lagi pun cukup mengerikan  apabila mengingat dirinya di masa depan berakhir dibunuh oleh Cassian seperti yang tertulis dalam cerita. Ah, bagaimana kalau Runeta mencoba menghindari pernikahan dengan memberi jawaban diluar ekspektasi?

The Tyrant Betrayed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang