4 | The Fitting

24.5K 2.5K 91
                                    

"Urusan kita belum selesai." Itu yang dikatakan Leon saat berhasil menangkap tangan Runeta di lorong istana usai diusir bersama oleh Cassian beberapa menit lalu.

"Perempuan macam apa yang kau rekomendasikan padaku?"

Runeta meringis. "Lepaskan dulu, aku... aku masih punya rekomendasi yang lain, yang lebih baik." Ucapnya mengiming-imingi.

Perlahan cengkraman Leon pada lengan Runeta melonggar. "Siapa?"

"Lepaskan dulu..." Pintanya.

Meski curiga, Leon memilih patuh dan melepaskan cengkeramannya dari lengan Runeta. "Sudah. Sekarang katakan padaku, siapa kali ini?"

"Laluna Cassia." Jawab Runeta, menyarankan Lady yang memiliki sifat sebelas dua belas dari Rosieta. "Dia cantik dan baik, itu rumor yang kudengar tentangnya. Dia masih muda, mungkin lebih tua satu atau dua tahun tetapi umur hanyalah angkakan?"

Leon berpikir sejenak sampai dahinya berkerut dan matanya menyipit, menyorot Runeta dengan tatapan penuh curiga. "Omong-omong kau dapat semua informasi itu dari mana?"

"Apa kau tidak tahu? Dia sangat terkenal. Mungkin seharusnya kau tinggal sebagai masyarakat biasa agar tahu siapa-siapa saja perempuan yang sering menjadi buah bibir di kalangan kami. Mereka adalah orang-orang populer."

"Apa jaminannya kau tidak menipuku kali ini?"

"Aku menipumu?" Runeta pura-pura terkejut. "Padahal sebelumnya aku membantumu, lho. Aku tidak berniat menipu sama sekali, aku hanya menyampaikan apa yang kudengar selama ini tentang Lady Rosieta."

"Dia menyinggung terus mengenai asal-usulku." Ujar Leon ketus.

"Mungkin hanya salah paham--"

"Mana ada salah paham begitu!"

"Ya, jangan marah-marah!"

Leon melotot, pemuda berumur 16 tahun itu mendengkus kesal dan membuang pandangannya dari Runeta. "Dasar jelek!"

"Memangnya kau tampan!?" Balas Runeta tak mau kalah, kepalang kesal.

Hanya karena tak seperti standar kecantikan di tempat ini yang cenderung suka gadis berambut emas dan mata biru, bukan berarti gadis yang tak memiliki dua hal itu jelekkan?

"Apa ini?" Leon kembali menjatuhkan tatapannya pada Runeta. "Karena sebentar lagi kau akan menjadi istri Pangeran Mahkota, kau mulai berteriak padaku?"

"Kau juga berteriak. Kenapa hanya aku yang disalahkan?" Sahut Runeta menekankan setiap kata yang diucap karena merasa Leon terlalu playing victim padahal pemuda itu sendiri yang mulai duluan, bukan dirinya.

"Baiklah, lupakan itu." Leon  berujar enggan. "Namun kali ini sungguhankan?"

"Aku memberitahu padamu yang kau tahu." Jawab Runeta seadanya, ia berbohong tentu saja karena sebenarnya hampir mengetahui segalanya tentang para gadis yang ia rekomendasikan pada Leon agar pemuda itu kapok dan memilih tidak menikah.

"Kau yang memilih untuk mempercayaiku dan mendatangi Lady Rosieta, apa salahku?" Runeta berkata lagi dan kali ini Leon tidak protes karena kalau dipikir-pikir pun ucapan Runeta ada benarnya.

Leon mendatangi Rosieta karena percaya pada ucapan Runeta tanpa ada unsur paksaan di dalamnya. Namun bagaimana kalau Runeta sebenarnya sengaja menjebak dirinya agar berakhir dihina?

"Kau pasti merencanakannya, kan?"

Runeta menggeleng. "Aku tidak membencimu, tidak dendam juga, lantas mengapa aku harus merencanakan hal buruk terhadapmu?"

"Karena aku memanggilmu 'jelek' mungkin?"

Menggeleng lagi, Runeta memberi pernyataan. "Itu terlalu sepele untuk dijadikan alasan."

The Tyrant Betrayed Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang