🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teh almi semangat nulisnya hihi😋😋
Happy reading all,hope you enjoy 😘😘
🐝🐝🐝
1 minggu sudah berlalu sejak Sinar mengajak Harsa ke kedai mang Didi untuk mengisi perutnya. Kini gadis cantik itu tengah menunggu Ayung di teras rumah, sesuai janjinya semalam mereka memang akan bertemu saat ini.
1 minggu kemarin juga keduanya sama sekali tidak bertemu, karena jadwal yang tak pernah sama. Ada kalanya Ayung teramat sibuk mengerjakan tugas yang ntah kenapa tidak pernah habis, dan ada pula saat Sinar yang tak memiliki waktu untuk diganggu sama sekali. Maka, semalam ditengah percakapan mereka lewat ponsel, Ayung meminta Sinar meluangkan waktu untuknya. Ia rindu katanya.
Permintaan yang terdengar seperti rengekan anak kecil itu akhirnya disetujui Sinar. Toh jadwalnya pun sudah kosong saat ini. Lalu, berbicara tentang mereka, memang sudah sedekat apa keduanya sekarang hingga mereka berbincang ringan lewat ponsel? Maka jawabannya, mereka sudah lebih dekat dari sebelumnya. Meski masih Ayung yang maju, meski masih harus Ayung yang memulai semua, setidaknya ia senang kini tak lagi perlu memutar otak untuk mendekat pada gadis itu.
Ditengah kesibukan mereka minggu kemarin, setiap malamnya Ayung akan menghubungi Sinar. Katanya, mendengar suara gadis itu seperti mengisi energinya kebali. Tidak lama, percakapan mereka pernah hanya berjalan 10 menit karena Ayung terlelap begitu saja. Namun, yang terpenting adalah bagaimana mereka menjaga komunikasi mereka dengan baik.
Tidak sampai 5 menit, Sinar sudah melihat mobil Ayung yang perlahan berhenti di depan rumahnya. Gadis dengam rambut pendek itupun bangkit, ia perlahan berjalan mendekat ke mobil Ayung. Tanpa disangka, sang adam juga ikut keluar. Ia memutari mobilnya dan membukakan pintu untuk Sinar. "Hai."
"Masuk." Titah Ayung sembari menggerakan kepalanya, memberi gestur agar Sinar masuk ke dalam mobilnya.
"Well, thanks, Kang." Sinar menurut, ia masuk ke sana sementara Ayung menyimpan tangannya di atas mobil. Melindungi takut-takut gadisnya terbentur pada langit-langit mobil.
Sinar berdeham, sedikit menetralkan detak jantungnya yang tiba-tiba saja meningkat. Lelaki yang mengenakan celana jeans dengan baju putih yang ditutup oleh kemeja coklat itu, membuat ketampanannya bertambah berkali-kali lipat. Seluruh yang melekat padanya sangat cocok dipakai oleh Ayung, belum lagi rambutnya yang mulai memanjang jelas membuat Sinar mengakui betapa indahnya ciptaan Tuhan yang 1 ini.
"Hey, kenapa?" Tanya Ayung begitu ia duduk di kursi pengemudi. Ia melirik pada Sinar yang kini baru mengangkat kepalanya setelah dari tadi tertunduk.
"Hah?" Tanya Sinar balik, persis seperti orang linglung.
"Kamu, kenapa? Saya udah beberapa detik duduk merhatiin kamu, kamunya nunduk," Oceh Ayung. Ia lalu mengulurkan tangannya pada kening sang hawa. "Ngga panas ko."
Ayung salah tempat, memang kening Sinar tidak panas, namun tidak dengan pipinya yang sekarang mulai merona.
"Ngga. Gue gak sakit buset." Sinar tertawa hambar, mencoba kembali pada stelan waras agar Ayung tak tahu dirinya sedang salah tingkah.
"Yang bener?"
"Bener, udah sih ayok pergi." Ajak Sinar mencoba mengalihkan topik. "Kirain, bawa Harsa."
"Jujur, kamu kenapa, hmm? Semalem saya udah bilang, Harsa ikut Bunda ke Bekasi, Osin."
Bodoh, Sinar total bungkam, niatnya mengalihkan topik malah semakin membuatnya terlihat bodoh.
![](https://img.wattpad.com/cover/357470460-288-k593545.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
BUNGSULUNG
Художественная проза"Persetan dengan alasanmu mencintaiku, aku hanya tak ingin menarikmu pada seluruh masalahku" - Osinara Amara "Osinara selalu bercerita tentang kekurangannya, tanpa sadar ada banyak kelebihan di dalam dirinya. Lantas, adakah alasan bagi saya untuk ti...