23

22 5 4
                                    

🔉🔉kata lebah kecil, kakak-kakak yang baca jangan lupa klik bintang di pojok kiri ya,komen juga biar teh almi semangat nulisnya hihi😋😋

Happy reading all,hope you enjoy 😘😘

🐝🐝🐝

Untuk beberapa saat, Ayung  terdiam saat netranya terpaku pada sosok Sinar. Gadis itu menunduk dengan gaun yang nampak sangat cocok melekat ditubuhnya. Riasan yang tak terlalu menor itu juga semakin membuatnya terlihat anggun dan cantik.

Ayung tak henti-hentinya memuja Sinar dalam diam. Karena ia tahu, jika ia memujinya dengan terang-terangan mungkin Sinar akan semakin malu. Untuk mengajaknya ke acara Latio saja, Ayung butuh 2 hari penuh. Tadi sore juga Ayung sudah mengajak Sinar untuk pergi ke salon, namun Sinar menolaknya dengan tegas. Meski terlihat tomboi, nyatanya ia mampu mendandani diri sendiri dengan cukup baik.

"Cantik banget, makasih udah mau dampingi saya ke acara malam ini, Osin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Cantik banget, makasih udah mau dampingi saya ke acara malam ini, Osin." Ayung hanya memuji sekenanya. Tapi, mata lelaki itu tak mampu berbohong bahwa ia sangat terpesona dengan Sinar malam ini.

"Hehee, gak malu-maluin kan?" Tanyanya. Sedikit ragu.

Di tempatnya Ayung mengangkat alis tinggi-tinggi, ia tak paham mengapa pertanyaan seperti itu terlontar dari mulut Sinar yang nampak menakjubkan malam ini. "Kalau malu-maluin kaya gini, kamu malu-maluin aja tiap hari. Saya rela banget liatnya."

Seperti dugaan, Sinar hanya merotasikan matanya malas. "Gue nanya serius, takut kebanting sama lo tau, Kang."

"Eh Harsa mana? Kok ngga liat gue?" Sinar celingukan, seketika fokusnya mencari keberadaan bocah manis yang biasanya akan bawel bertanya ini dan itu.

"Sama neneknya, kan Babanya mau usaha dulu biar Harsa dapet Bubu."

"Oke fighting." Ayung terbahak, tak menyangka Sinar akan membalas seperti itu.

"Kamu siap?"

"Siap deh, ntar di sana ada Ibu sama Harsa kan? Gue bisa ngobrol sama mereka."

"Sama ayah juga, kamu pernah ditanyain juga."

"Semuanya aja nanyain gue, cih." Sinar berdecih, merasa malu dan sebal disatu waktu. Lalu setelahnya mereka pergi dengan mobil hitam milik Ayung. Meninggalkan kediaman Sinar yang kini terlihat sepi.

20 menit mereka habiskan diperjalanan. Sesekali Sinar ikut bernyanyi mengikuti alunan musik yang Ayung putar di mobil. Kini, Ayung tau bahwa Sinar memiliki suara yang sama indahnya dengan paras gadis itu.

"Acaranya udah mulai kayanya, masuk aja, yuk." Ayung mengulurkan tangannya, meminta Sinar untuk bergandengan dengannya.

"Izin megang yaa, gue takut keseleo." Bisikan itu, lagi-lagi berhasil membuat Ayung menggelengkan kepala kecil.

"Gak biasa pake heals ya?"

"Iya, biasanya pake sendal swallow." Keduanya kini terkekeh, lalu berjalan beriringan.

BUNGSULUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang