chapter 41 malam yang ribut (1)

257 37 4
                                    

Atherio berpikir setidak nya brandz akan menghadang nya di dekat penginapan atau saat ia meninggalkan kota tapi ternyata branz menghadang nya tepat setelah ia keluar dari rumah judi.

"Berikan rubah itu jika tidak ingin mati!"

Branz berusaha keras untuk mengambil rubah di tangan atherio.

"Bagaimana ini aku tidak berniat untuk memberikan nya "

Atherio membalas.

"Kalau begitu mati saja!"

Branz mengayunkan tangan nya dan segera lelaki bermata satu muncul di ikuti oleh dua puluh prajurit dengan lambang teratai emas.

"Nah Hugo bisa minta tolong tahan picak besar itu."

Atherio menepuk bahu Hugo dan ia terbang mundur ke belakang.

Jalanan kota terlalu ramai dan sempit bertarung di situ hanya akan membuat banyak korban tak bersalah.

Atherio tak ingin membunuh jadi ia pergi keluar dari kota menuju perhutanan di sekeliling kota.

Branz mengejar nya dengan dua puluh prajurit bawahan nya mengepung atherio di hutan.

"Kau tak akan bisa lari lagi!"

Branz tertawa licik mata nya tak lepas dari rubah di tangan atherio.

Di malam gelap di hutan bulu rubah Oren kuning itu bersinar cantik memantulkan warna seperti Kilauan emas oleh sinar bulan.

Atherio mengangkat kepala nya ke atas dan melirik bulan yang sudah melewati waktu tengah malam.

"Memang harus bertarung."

Atherio berucap menggendong rubah itu di satu tangan lalu menarik pedang di pinggang nya.

"Ayo aku akan bermain sebentar."

Prangggg!!!

Pedang Hugo dan pisau sabit milik pria bermata satu itu bertemu membuat percikan dan bunyi nyaring.

"Kekuatan yang tidak masuk akal."

Lelaki bermata satu itu berkomentar.

Hugo jelas tak terlihat memiliki tubuh berotot ciri khusus dari orang orang berkekuatan besar, tubuh Hugo sedikit lebih besar dari atherio lebih tegap dan lebih tinggi tapi ternyata kekuatan nya lebih kuat dari pria berotot.

Pria bermata satu itu salah satu orang berotot di lengan dan kaki nya karna pelatihan luar biasa dan ia merasa kalah melihat Hugo tanpa otot bisa menyeimbangkan kekuatan nya.

Mereka berdua tak banyak berbicara langsung maju dan melakukan tebasan dan tusukan untuk bertarung.

Posisi mereka tak begitu jauh dari atherio dan branz bunyi hantaman pedang antara brandz dan atherio bisa terdengar di telinga mereka.

Dalam waktu yang singkat lelaki bermata satu dan Hugo telah bertukar banyak serangan.

Lelaki bermata satu itu awal nya hanya menggunakan satu pisau sabit nya tapi di pertengahan saat ia melihat kelengahan Hugo ia mengangkat sabit nya yang lain berhasil menggores bahu Hugo tapi itu goresan yang dangkal.

Lelaki bermata satu itu waspada, ia memang meremehkan Hugo di awal karna tak tau ia memiliki kekuatan begitu kuat di tubuh tak berotot besar Mulik nya tapi setelah bertukar sekitar dua puluh gerakan lelaki bermata satu itu waspada.

"Kau seperti seseorang berumur dua puluh tahun? Apa kau sebenarnya adalah seseorang yang awet muda? Berapa umur mu sebenarnya."

Lelaki bermata satu itu penasaran, tak ada dari mereka yang memakai topeng lagi setelah keluar dari rumah judi jadi wajah muda Hugo terlihat.

menjadi pemimpin wilayah terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang