Chapter 12 : do you agree (4)

351 61 0
                                    

Atherio dan prajurit berambut merah itu melakukan kejar kejaran di atas pohon, menggunakan angin atherio dapat bergerak gesit di udara, bersalto meloncat dan menghindari serangan dengan baik.

Prajurit itu akan mengikuti atherio meloncat dari pohon ke pohon tapi ia lebih banyak berlari di tanah, kecepatan nya berlari hampir sama dengan kecepatan atherio yang terbang dengan angin menunjukkan perbedaan kekuatan mereka yang jelas.

Atherio dikejar dan semakin semakin jarak antara mereka dekat, serangan prajurit itu juga menjadi lebih banyak dan atherio bahkan hampir kesulitan menghindar sambil berlari menjauh.

Bruk.

Atherio akhir nya jatuh setelah menghindari serangan terakhir.

serangan prajurit itu semakin intens dari waktu ke waktu dan stamina atherio sudah terkuras banyak, keringat sudah memenuhi tubuh nya dan nafas nya sudah tak beraturan

Tapi prajurit itu tak membiarkan atherio beristirahat, ia pasti telah melihat atherio berlumuran keringat dan mulai kelelahan, jadi ia menyerang lebih bersemangat.

Atherio berhenti menghindar dan mulai menerima serangan satu persatu awal nya atherio menggunakan angin untuk membuang semua serangan yang datang tapi akhir nya atherio menggunakan angin untuk melawan serangan api milik prajurit itu.

Prajurit itu memasang wajah heran ia mungkin mengira atherio sudah tak memiliki banyak kekuatan untuk bertahan apalagi menyerang balik tapi atherio malah semakin memakan serangan nya.

Ia juga bergerak efisien untuk menghemat energi dan mengeluarkan sihir secukupnya.

Berbakat.

Itulah yang di pikirkan prajurit itu.

Prajurit itu lalu mengangkat pedang nya berniat menebas atherio dalam satu serangan atherio melotot seketika, serangan itu akan membelah nya menjadi dua.

Atherio menyapu tanah dan meraih sebilah ranting yang sangkut di tangan nya dan mengalirkan energi dengan cepat.

Serangan pedang itu lalu tertahan oleh ranting, nafas atherio memburu dengan lega jika ia tidak cepat itu berbahaya.

Sekarang gantian prajurit itu yang melotot, serangan nya di tahan hanya dengan ranting kecil siapapun pasti akan shok.

Melihat prajurit itu terdiam atherio mengambil kesempatan itu untuk lari dan meloncat cepat kabur.

Tapi atherio sudah kelelahan dan stamina nya langsung habis setelah menahan serangan kuat, tangan kanan nya bahkan bergetar, tak mudah menahan serangan sekuat itu hanya dengan ranting.

Tapi detik berikut nya atherio terhempas.

"Arrgghh"

Atherio terguling, dua tangan nya di tahan, tubuh bagian belakang nya di tindih dan leher nya dicekik, karna terseret atherio menggeram kesakitan.

"Siapa kau!."

Suara prajurit itu serak serak basah dengan nada mengancam yang hebat.

"Eughh..."

Cekikan di leher atherio menguat.

"Ku bilang siapa kau!"

Prajurit itu berteriak di samping telinga atherio.

"SIAPA!." Paksa nya.

Atherio menggeliat dengan kuat, ia tak bisa bicara leher nya tertekan kuat kenapa lagi prajurit itu berteriak di samping telinga nya ia tidak tuli.

Atherio berpikir kesal.

"Uuugh."

Atherio berusaha bicara tapi cekikan di leher nya semakin kuat hingga ia merasa nafas nya mulai hilang.

menjadi pemimpin wilayah terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang