chapter 46 kandang (2)

265 38 0
                                    

"thero!"

"Tuan muda!"

Atherio terjatuh di depan ran dan Hugo terengah engah, dimana pun kapan pun setiap menggunakan mana hitam ia akan sekarat.

Sihir hitam mana hitam selalu menguras tenaga dan kekuatan nya dengan cepat.

Atherio akan mati jika ia menggunakan mana hitam terus menerus apalagi tubuh nya tidak kuat dan dapat menahan kekuatan seperti itu terus menerus, untung nya atherio punya kekuatan pemulihan stamina dari buah ajaib yang di makan nya, menghentikan nyawa nya dalam bahaya setiap ia menggunakan kekuatan berlebihan.

"Ce-pat- per-gi."

Atherio berucap terengah engah, Hugo mengangkat nya dengan mudah, dan membawa nya di bahu nya.

Atherio menggerang tidak menyangka akan di gendong.

Mereka semua lalu berlarian masuk ke hutan.

******

"Tuan mudaaa....~~"

Ran menangis.

Atherio dan semua orang orang nya berhenti di tengah tengah hutan dalam kegelapan mereka beristirahat, Hugo sudah mendapatkan stamina nya sejak lama tapi atherio sekarat.

Atherio terluka di awal dan tak merawat luka nya dengan benar, bekas gigitan dari rubah telah membengkak dan darah ternyata terus mengalir tapi karna atherio memegang rubah itu dan membungkus tangan nya dengan jubah hitam nya darah yang keluar tidak terlihat.

Setelah di lepas baru terlihat jubah yang melilit tangan nya sudah berlumuran darah, rubah Oren kuning itu bahkan juga ikut berubah menjadi merah, wajah atherio pucat dan kepala nya mulai berkunang kunang, setelah istirahat atherio baru merasakan semua luka luka nya.

Ran membantu nya melilit luka luka nya sambil menangis.

"Ada apa sebenarnya tuan muda..."

Ia menggerutu dan atherio menghela nafas berat dari waktu ke waktu.

Ia juga tidak tau akan terkena kekacauan.

Dan bahkan membeli seekor rubah entah istimewa karna apa diincar.

Orang orang bayangan itu harusnya mereka adalah sebuah kelompok yang menyerang kota besar dan membuat kekacauan disana dengan melepaskan monster monster dan binatang binatang disana tapi ternyata mereka juga ke kota kecil bahkan membakar nya untuk mencari binatang di tangan nya.

Berapa penting nya rubah itu sekarang karna di inginkan siapapun yang di temui atherio.

Hugo dan ran terus menerus melihat ke arah atherio, setelah menyusun berbagai kalimat atherio akhirnya menjelaskan sesuatu.

Ia jujur.

Mengatakan ia hanya ingin membeli rubah karna kasihan tapi tak menyangka akan di incar branz anggap saja ia adalah seorang sombong yang menginginkan keinginan nya selalu terkabul tapi orang orang bayangan itu jelas mengincar dari awal rubah di tangannya, karna di novel tertulis seperti itu tapi atherio tidak tau kalau mereka mencari binatang di tangan nya.

Jika atherio tau ia bahkan tidak akan mampir ke kota kecil ini walau pun tongkat yang di carinya muncul di sini.

Atherio bahkan sekarang tidak mendapatkan tongkat yang diinginkan nya dan malah mendapat masalah.

"Anda seperti membawa- ah sudah lah."

Ran ingin mengatakan atherio adalah pembawa kekacauan tapi ia berhenti, semua ini tidak sengaja, tidak sengaja. Pikir nya lesu.

Hugo tak berbicara ia memilih melihat rubah Oren yang sudah di bersihkan walau masih ada sisa sisa darah di tubuh nya tapi lebih baik dari setelah ia keluar dari pelukan atherio berlumuran darah di mana mana.

menjadi pemimpin wilayah terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang