chapter 67 malam berdarah (4)

216 38 1
                                    

Api hitam atherio menyala!

Tapi pedang nya hancur.

Dan di tengah pertarungan itu mata atherio bergetar tidak fokus, atherio kehilangan ketenangan nya sesaat.

Dan api hitam nya yang menyala seketika padam.

Dua selendang tanpa perlawanan menjadi dengan mulus menuju ke arah atherio.

Tak memiliki waktu untuk membuat sihir lain atherio hanya bisa mengangkat dua tangan nya untuk menutupi sebagian wajah dan tubuh nya.

Atherio lalu terpental lagi dan menabrak dinding sambil mengeluarkan darah lagi.

Tubuh atherio harus nya remuk saat bertemu dengan dua selendang itu tapi ia hanya terpental dan menabrak dinding.

Atherio mengangkat kepala nya dan melihat ke depan dengan darah keluar dari sudut mulut nya.

Sebuah tameng darah tiba tiba muncul di antara atherio dan wanita itu menghalangi serangan langsung selendang yang pasti akan menguat atherio hancur dan mati seketika.

"Hah..hah...hufh.."

Mata atherio melayang dan ia bertemu dengan mata merah menyala di kejauhan.

Anak yang ia temui bersama Drian di gang sempit sebelum nya mereka bertemu lagi disini.

Dengan keadaan yang sama buruk nya.

Anak laki laki bermata merah itu terluka di mana mana dan atherio kehabisan tenaga sambil mengeluarkan darah dari sudut mulut nya.

Mereka sama sama kacau.

"Kau lagi!"

Wanita itu melirik ke arah lelaki bermata merah itu dengan geram.

"Apa? Aku merindukan mu, jadi aku datang dan berniat mencicipi darah mu."

Lelaki bermata merah itu membalas dengan senyuman provokasi di wajah nya.

"Oh apakah kau tertarik dengan wajah cantik ku ini."

Wanita dengan dua selendang itu mengusap wajah nya dengan menggoda.

"CK CK... Ku bilang darah bukan wajah."

Lelaki bermata merah itu berdecak dengan jijik, wanita itu gemetar di tubuh nya dan melihat lelaki itu dengan mata tajam.

"Kau punya mulut yang tajam, jika hari ini aku tidak memotong lidah mu maka aku bukan lagi selendang kematian!"

Atherio dan lelaki bermata merah itu berpandangan, cukup untuk berpandangan tak perlu mengatakan apapun dan kedua nya sudah memahami sebagian arti hanya dari pandangan.

Dua selendang wanita itu berterbangan mengarah ke dua nya.

Atherio sebenarnya merasakan sakit di tubuh belakang nya yang terbentur tapi ia bergerak dengan cepat menghindar dan kembali ke tempat di mana dua binatang nya ditinggalkan nya.

"Aungg!"

Rubah itu meloncat ke atherio bersama kadal itu ke tubuh nya.

"Kalian hampir membuat ku mati!"

Atherio melirik kedua nya dan berucap seperti itu.

"Kalian harus nya berbicara pada ku di waktu yang tepat bukan di tengah tengah pertarungan."

"Kau dalam bahaya jadi kami harus berbicara, kau tak bisa menunjukkan pada wanita itu kekuatan hitam mu, tidak sampai kau bisa mengalahkan nya."

Rubah itu berbicara.

Ya dia berbicara.

Rubah itulah yang telah membuat atherio linglung di tengah tengah pertarungan.

Dia tiba tiba berbicara untuk mencegah atherio melepaskan kekuatan nya di tengah tengah perkelahian yang mana atherio sudah terdesak di awal, atherio yang linglung kehilangan konsentrasi akhirnya melepaskan sihir nya dan dua selendang itu hampir saja melibas nya hampir membuat tubuh nya remuk.

"Dia akan menyelamatkan mu jadi baik baik saja, biarpun tidak ada dia kami akan menyelamatkan mu."

Rubah itu berkata melirik lelaki berambut merah di kejauhan.

"Kita perlu berbicara nanti."

Atherio menarik pisau dari kantong ruang nya dan berlarian bersama lelaki bermata merah itu bekerja sama untuk melawan wanita itu.

Pertukaran serangan terjadi lagi berturut turut.

Wanita itu adalah Yuri, karna ia memiliki selendang lembut yang seperti besi, dia bukan dari sepuluh eksekutif organisasi tengkorak tapi dia adalah bawahan terpercaya salah satu dari eksekutif tengkorak kodok.

Yuri memiliki misi untuk menyebarkan ramuan yang telah di buat oleh kelompok farmasi di organisasi dan memberikan nya ke banyak orang, sebanyak banyak nya.

Tapi hari ini Yuri malah bertemu dengan anak anak yang memiliki kekuatan tidak masuk akal dan bahkan membuat nya terdesak.

Lelaki bermata merah itu tidak berhasil menekan nya tapi ia merepotkan karna teknik nya yang berubah ubah.

Dan salah satu nya bermata biru saphire itu, memancarkan aura yang membuat Yuri teringat dengan atasan nya, dan teknik nya sederhana tapi selalu bisa membuat nya terdesak.

Dan kedua nya berkerja sama, walau selendang nya bertambah dua Yuri tetap kewalahan.

menjadi pemimpin wilayah terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang