chapter 9 : (do you agree) (1)

701 66 0
                                    

Puk.

Tepukan lembut menghampiri dahi atherio.

"Panas..."

Bella berucap membolak balikkan tangan nya di dahi atherio.

"Hm...."

Atherio membalas dengan gumaman tanpa membuka mata nya.

"Kakak sakit."

Bella berucap memberi tahu.

"Hm..."

Atherio membalas gumaman lagi, setelah kejadian kemarin atherio demam, mungkin karna kelelahan.

Bella melepas tangan nya dari dahi atherio, lalu duduk sambil menopang kepala nya menggunakan boneka beruang yang di bawa nya.

"Kakak."

"Hm..."

Atherio lelah, karna demam tubuh nya terasa panas, kepala nya lumayan sakit.

"Kakak."

"Hm..."

Dan Bella terus menerus memanggil nya, seakan akan jika ia tertidur ia tak akan bangun lagi.

"Kakak"

"Hm..."

atherio mengerti kekhawatiran nya jadi ia menjawab walau kesadaran nya mulai memudar.

"Permisi nona muda, tuan muda."

Ran mengetok pintu ringan lalu membuka nya dan berkata sambil membawa seperangkat makan pagi atherio dan juga obat obatan.

Atherio membuka satu mata nya dengan sipit menoleh ke arah ran dan nampan yang di bawa nya.

"Nona, hari sudah mulai siang nona harus bersiap untuk pelajaran hari ini."

Ran mengingatkan Bella tentang sekolah nya.

Bella menatap ran cemberut lalu ke arah atherio yang sedang bernafas kasar.

"Ingin tetap disini. "

Bella berkata lirih, ia duduk diam tak bergerak dan hanya melihat atherio yang sekarang di bantu ran untuk duduk.

"Jangan tinggalkan pelajaran mu, aku akan bersama ran dan istirahat jadi kau harus belajar."

Atherio menepuk kepala bella lalu meraih mangkuk bubur yang di bawa ran.

"Belajar itu membosankan..."

Bella mengeluh, dengan wajah memberengut.

"Lalu apa beda nya dengan disini? Kau hanya duduk itu bahkan lebih membosankan jika aku bangun kita mungkin bisa bicara tapi jika aku tidur itu hanya akan ada kesepian."

Atherio berkata setelah meneguk beberapa suap bubur jahe hangat.

"Tidak bosan.."

Bella melawan menatap atherio, atherio balas menatap nya.

Bella lalu menunduk malu.

"Itu...karna ka atherio tidak akan bosan."

Ucap nya dengan suara yang sangat kecil hampir tak terdengar.

"Pagi thero."

Keheningan di pecahkan oleh suara benia yang baru datang, ia berpakaian rapi menghampiri atherio dan memeriksa suhu tubuh nya.

"Ini masih panas."

Benia berucap diiringi anggukan atherio.

"Mama..."

Bella menyapa dengan senyuman.

"Oh..sayang ku aku harus bertanya apa yang kau lakukan sekarang! Kenapa tak pergi ke kelas mu."

menjadi pemimpin wilayah terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang