chapter: 22 kelompok monster (2)

321 49 0
                                    

"Jangan diam disini kau pergi lah bersama warga dan suruh mereka mengungsi ke ujung kota sekarang, serahkan disini pada ku."

Suara atherio perlahan menenangkan andrew mengusir ketakutan nya.

"T-tapi."

Atherio melambai di depan nya menghentikan keraguan nya.

"Kau urus warga kau lebih tau aku agak tak berguna untuk masalah bergaul, jangan buat mereka ketakutan hibur mereka dan berikan ketenangan saat seperti ini tenang lebih di butuhkan dari teriakan."

Atherio berkata cepat dengan mata yang menatap lurus ke arah monster monster.

Andrew tak membalas tapi melihat wajah atherio yang tanpa gugup.

Mereka mungkin sama ketakutan tapi atherio jelas lebih berani dari nya.

Pada akhir nya atherio lebih unggul.

Dari semua aspek.

"Jangan diam saja, ayo pergi lebih cepat."

Atherio mendesak.

"Hati hati."

Andrew hanya bisa menyuarakan kekhawatiran nya dan dengan cepat berbalik lari bersama warga.

Dalam larian nya andrew merasa dengan bersalah karna ia terasa seperti seseorang yang melarikan diri dari tanggung jawab nya.

"Kau jelaskan keadaan nya dengan cepat sekarang."

Sepergi nya andrew atherio menghampiri prajurit kota segera masih dengan mata yang menatap tajam ke arah monster monster.

"Kau anak anak tidak di perbolehkan di sini turun dan bersembunyi lah."

Prajurit itu tak membalas atherio tapi malah mendorong nya menjauh.

"Ck...aku atherio anak duke katakan situasi nya agar bantuan bisa di minta segera."

Atherio berdecak tidak sabar.

Prajurit itu agak diam lalu mulai mengatakan situasi setelah melihat wajah atherio yang mendesak.

"Monster tiba tiba muncul sejam sebelum nya dan mulai berusaha merobohkan juga menaiki tembok, salah satu prajurit melihat nya dan segera meneriaki warga menjauh."

"Kami kira itu hanya satu monster tapi tak lama ternyata rombongan lain nya muncul."

"Jadi kami mengira ini adalah serangan gelombang monster, untung nya hanya satu jenis monster yang muncul tapi monster ini besar dan cangkang nya keras."

"Kita memiliki sekitar tiga puluh penjaga kota tapi kami tak bisa menembus monster."

Selesai prajurit itu berkata sebuah bola api muncul di tangan atherio prajurit terbelalak menutup mata nya secara tidak sadar dan atherio meloncat ke belakang nya melayang kan tinju memukul sebuah tubuh monser besar yang berhasil naik.

Boom.

Jatuh nya monster itu membuat suara bedegum nyaring dan membuat kegiatan sekitar terhenti sementara.

"Kau pergi dan kumpulkan semua senjata berbentuk pisau terserah mau pisau dapur moncong tombak atau bahkan batangan besi sekali pun kumpulkan dan ajak prajurit lain nya, kirim juga satu prajurit untuk mengirim pesan ke Mansion duke untuk bantuan."

Prajurit itu menatap atherio yang sekali pukul menjatuhkan monster dan mau tak mau kagum karna ia masih sangat muda.

"Cepat."

Atherio mendesak.

"Baik tuan muda."

Prajurit itu membalas semangat lalu berlari cepat meninggalkan ajang pertempuran.

menjadi pemimpin wilayah terlarangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang