Langit Hogwarts yang cerah membentang sempurna, memayungi arena Quidditch yang berdebar menunggu pertandingan antara Gryffindor dan Hufflepuff. Sorakan dan teriakan antusias dari para penonton menggema di seluruh tribun, menciptakan atmosfer yang penuh semangat dan kegembiraan. Hermione, Luna, Lavender, serta si kembar Padma dan Parvati Patil duduk di tribun penonton bersama para siswa Gryffindor lainnya, wajah mereka dipenuhi senyum dan semangat membara."Oke, semuanya! Selamat datang di pertandingan Quidditch yang ditunggu-tunggu antara Gryffindor dan Hufflepuff!" suara komentator Lee Jordan menggema di seluruh arena. "Kedua tim sudah bersiap di lapangan, dan ini akan menjadi pertandingan yang spektakuler!"
Sorakan dan yel-yel dari para suporter menggema semakin keras. "Griffindor! Gryffindor! Kita yang terbaik!" teriak kelompok pendukung Gryffindor, sementara di sisi lain tribun, para pendukung Hufflepuff berteriak tak kalah keras, "Hufflepuff! Hufflepuff! Kuat dan tangguh!"
Di udara, Harry, Ron, dan Ginny sudah menikmati permainan mereka, terbang di sapu masing-masing dengan kecepatan dan kelincahan yang luar biasa. Harry memimpin sebagai Seeker, mencari Snitch emas dengan ketajaman pandangan elang, sementara Ron berperan sebagai Keeper, menjaga gawang Gryffindor dengan penuh konsentrasi.
"Oh kau benar-benar hebat, Won won," bisik Lavender dengan mata berbinar setiap kali Ron berhasil menggagalkan serangan lawan. "Ah! Hati-hati. Hati-hati, Won won." Lavender terkadang membuat yang lain beberapa kali melirik dengan senyum geli.
Hermione, yang duduk di sampingnya, hanya bisa tersenyum sambil mengguncang kepalanya. "Tenang, Lavender. Ron pasti bisa menjaga dirinya sendiri."
Suara riuh rendah dari para suporter tak pernah surut, penuh dengan semangat dan antusiasme. "Ayolah, Gryffindor! Kita bisa menang!" teriak Padma dengan semangat, sementara Parvati menambahkan, "Tunjukkan pada mereka siapa yang terbaik!"
Namun, di tengah-tengah kegembiraan dan sorakan, suasana tiba-tiba berubah. Di udara, bola Bludger yang biasanya menghantam pemain secara acak mulai bergerak dengan kecepatan dan ketidakpastian yang mengkhawatirkan. Bludger itu melesat ke segala arah tanpa pandang bulu, menciptakan kekacauan di antara para pemain dan penonton.
"Perhatian, perhatian! Bludger itu terlihat bergerak aneh!" suara Lee Jordan terdengar dengan nada cemas. "Para pemain harus berhati-hati!"
Penonton mulai berteriak dan berlarian saat Bludger itu menyerang tanpa pandang bulu. Salah satu tribun Hufflepuff terkena hantaman, terlihat beberapa orang yang terjatuh ke lapangan karenanya.
"Padma, cepat kita harus pergi," teriak Hermione, dan dengan secepat mungkin mereka bergerak dipimpin oleh Padma, Luna, Parvati, Lavender, dan Hermione.
Di udara, Ron yang berada di atas sapunya melihat bola itu menyerang dengan ganas. Ia terus berteriak pada para penonton saat bola itu mendekatinya. "Hermione? Hermione, hati-hati!" teriak Ron dengan panik, mencoba untuk memperingatkan sahabatnya.
Hermione yang belum menyadari bahaya yang mendekat, mencari tongkatnya yang entah kemana sambil bergerak sebisanya. Semua orang berebut ingin keluar, menjadikan tribun semakin kacau.
Tanpa berpikir panjang, Hermione yang masih kesulitan menemukan tongkatnya melindungi seorang anak tahun pertama yang kebetulan berada di dekatnya, menutupi anak itu dengan tubuhnya. Dan beberapa saat kemudian, bola itu menghantam tengkorak belakangnya dengan keras. Lavender berteriak melihat darah yang mengalir dari luka di kepala Hermione, begitu pun orang-orang di sekitarnya yang bertambah panik.
Para penonton berteriak ketakutan, sementara Harry yang berada di ketinggian dengan kecepatan kilat menukik ke bawah untuk mencoba menyelamatkan Hermione. Namun, Bludger itu sudah siap menyerang lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE : DRAMIONE
FanfictionNb : Setiap cerita punya alur masing-masing yaa. Termasuk cerita ini ada progres dan beberapa masalah yang aru tambahkan dan gak ujug-ujung ke Dramione nya yaaa :) Bukan hanya kisah romansa juga masalah baru yang terbit. Pasca perang, Draco Malfoy...