Pertemuan Di Ruang Kebutuhan

351 41 0
                                    

Hermione berdiri gelisah di lorong kastil yang sepi, di depan Ruang Kebutuhan.

Udara dingin malam itu membuatnya menggigil, tapi bukan itu yang membuatnya merasa tidak nyaman. Sudah lama ia tidak merasa setegang ini, dan pertemuan yang akan terjadi hanya menambah kegelisahannya. Dia melirik jam tangannya, bertanya-tanya kapan Draco akan datang. Setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, akhirnya langkah kaki yang dikenalnya terdengar mendekat.

Draco Malfoy muncul dari ujung lorong dengan langkah cepat. Dengan ekspresi angkuhnya, dia menyapa, "Mencari ku, Granger?"

Hermione menegakkan tubuhnya dan memperingatkan dengan tegas, "Kau sangat terlambat, Malfoy."

Draco berdiri di samping Hermione, dan ia segera memperingatkan dengan nada lebih tegas, "Jangan dekat-dekat dengan ku, Malfoy."

Draco mendengus, "Siapa juga yang ingin dekat dengan mu?"

Sebelum Hermione bisa membalas, dinding di depannya bergetar dan pintu misterius Ruang Kebutuhan terbuka. Dia melangkah masuk, diikuti oleh Draco yang masih menyimpan senyum sinis di bibirnya. Begitu mereka masuk, pintu menutup rapat di belakang mereka, mengisolasi mereka dari dunia luar.

Ruangan itu luas dan diterangi oleh lilin-lilin yang mengambang di udara, memberikan cahaya temaram yang misterius. Poster mantra dan strategi pertempuran menghiasi dinding-dinding batu. Di satu sisi, ada beberapa sofa empuk berwarna merah marun yang tampak nyaman, sementara di sisi lain, peralatan latihan sihir tersusun rapi. Beberapa anggota Laskar Dumbledore sudah berkumpul di sana, menunggu dengan wajah tegang dan penuh harap.

Harry berdiri di dekat meja, wajahnya tampak serius namun penuh keyakinan. Ron duduk di salah satu sofa, menggenggam tangan Lavender yang duduk di sebelahnya, menatap cemas ke arah pintu. Luna Lovegood berdiri dengan tenang di sudut ruangan, tatapan mata birunya yang besar penuh perhatian. Neville Longbottom berdiri dengan sikap waspada di dekat dinding, siap membantu kapan saja. Ginny Weasley duduk di lantai, bermain dengan ujung tongkat sihirnya sambil sesekali melirik ke arah pintu. Seamus Finnigan dan Nigel Wolpert duduk di kursi, berbisik-bisik di antara mereka, terlihat penasaran dan sedikit gelisah.

Ketika Draco melangkah masuk, suasana menjadi tegang. Dia melihat ke sekeliling ruangan, sedikit terkejut dengan sambutan yang lebih hangat daripada yang dia harapkan. Neville menyapa terlebih dahulu dengan sopan, "Hai, Draco. Kami dengar kau punya informasi penting."

Harry melangkah ke depan dan berbicara dengan nada otoritatif, "Draco memiliki informasi yang mungkin bisa membantu kita. Dia mencurigai ada kegiatan sihir gelap di Hogwarts sejak awal tahun ini."

Semua mata tertuju pada Draco, yang lain tampak ingin tahu. Draco merasa sedikit canggung, tetapi semua orang menunggu dengan sabar.

"Aku curiga ada kegiatan sihir gelap di Hogwarts sejak kedatangan Axel," kata Draco, matanya menyapu ruangan melihat reaksi para anggota Laskar. "Aku juga meminta ibuku menyelidiki hal itu dari luar kastil, tidak banyak yang bisa dia dapatkan karena tak bisa keluar dari manor."

Seamus bertanya, "Lalu bagaimana hasilnya?"

Draco menjawab, "Keluarga Grey terakhir yang pernah terlihat adalah John Grey, itu pun saat bersekolah di Hogwarts. Selain itu, tidak ada yang pernah melihatnya kecuali Bellatrix. Oh iya, dia juga seorang Pelahap Maut, tapi bukan Pelahap Maut biasa. Dia adalah orang yang memberi info pada Voldemort tentang orang yang Voldemort incar, jadi dia tidak pernah datang ke pertemuan."

Draco melanjutkan, "Aku juga pergi ke Kementerian baru-baru ini untuk wajib lapor. Aku diizinkan memiliki akses untuk mencegah ilmu hitam . Di sana, aku tidak melihat aktivitas aneh dari tongkat sihir Axel, padahal dia melakukan beberapa kali sihir terlarang, seperti saat mengubah temannya jadi tupai dan saat mengeluarkan asap hitam di sekitar Lovegod. Tapi hal itu tidak tercatat, padahal seharusnya masih ada jejak."

MINE : DRAMIONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang