Awan mendung perlahan membentang ketika Hermione, Neville, Theo, Blaise, dan Hannah tiba di depan Malfoy Manor. Mereka masih menyesuaikan diri setelah berappriate, rasa sedikit pusing masih membebani setiap tarikan napas mereka.
Hermione memandang manor yang megah dan angkuh itu dengan hati-hati. Pelindung yang memagari tempat itu berpendar samar, menandakan kekuatannya yang luar biasa. Auror telah mengerahkan segala upaya untuk memastikan tidak ada yang masuk atau keluar tanpa izin.
Hannah mengeluh sambil menyapu pandangannya ke sekeliling, "Tidak ada celah untuk kita masuk. Bagaimana kita bisa masuk ke dalam pelindung ini tanpa merusaknya?"
Hermione berpikir keras, berusaha mengingat saat terakhir kali dia berada di dalam manor itu. Saat itu, dia bersama Draco Malfoy, yang memiliki hubungan darah dengan keluarga Malfoy. Pikiran tentang Draco membuat hatinya berdebar aneh, perasaan cemas dan bingung bercampur aduk. Namun, dia tidak memperlihatkan kecemasan itu di wajahnya.
Apakah tidak ada mantra atau cara lain untuk masuk?" Hermione bertanya, suaranya penuh tekad meski dalam hatinya ada kecemasan yang tak bisa sepenuhnya disingkirkan. Dia menoleh pada teman-temannya, mencari ide.
Tiba-tiba, Neville maju selangkah dengan keyakinan yang tak biasa. "Aku pikir ada satu cara," katanya dengan suara pelan namun mantap. "Aku ingat pernah melihat Profesor Snape berusaha memasuki ruang kepala sekolah."
Hermione memandang Neville dengan harapan baru. "Kau yakin bisa melakukannya?"
Neville mengangguk pelan. "Aku akan mencobanya. Kita tidak punya pilihan lain."
Mereka semua menatap Neville dengan penuh harapan. Dia mengeluarkan tongkat sihirnya dan merapalkan mantra dengan suara rendah, "Penetratus!"
Mantra itu melesat dari ujung tongkat Neville, membentur pelindung sihir. Awalnya, tidak ada yang terjadi. Namun, perlahan-lahan, pelindung mulai bergetar dan sebuah celah kecil terbentuk, cukup besar bagi mereka untuk masuk satu per satu.
Hermione, Neville, Theo, Blaise, dan Hannah bergegas memasuki Malfoy Manor, melewati celah di pelindung yang baru saja dibuat oleh Neville. Mereka disambut oleh Narcissa Malfoy yang sudah berdiri di pintu besar manor, seolah memang sudah menunggu kedatangan mereka. Dengan tenang, ia mengambil buku dari tangan Hermione.
"Jadi, Yaxley?" tanya Narcissa sambil menunggu anggukan dari mereka.
Neville mengangguk pelan, dan Narcissa kembali berbicara, "Mengapa kalian masih menyibukkan diri dengan Pelahap Maut? Mereka sudah diamankan di Azkaban." Ia tersenyum canggung, namun Hermione dan yang lainnya merasakan ada sinyal tersembunyi dalam kata-katanya.
"Tapi bukankah..." Blaise mencoba berbicara, namun Hannah cepat-cepat menginjak kakinya untuk menghentikannya.
"Kau benar, Nyonya Malfoy," kata Hannah dengan nada sopan. "Perang kemarin membuat kami sedikit berlebihan dalam beberapa hal." Ia menaruh tangannya ke belakang, mencoba untuk terlihat tenang.
Narcissa mengelus tangan Hermione dengan lembut. "Tak perlu takut pada kaktus, tapi kau harus berhati-hati pada durinya. Mereka kecil dan kadang tak terlihat, tapi merekalah yang paling berbahaya. Sesuatu yang paling banyak diam." Narcissa menyematkan rambut Hermione di telinganya, kemudian mengambil sesuatu dari belakang meja.
"Ini buku yang aku janjikan," katanya sambil memberikan sebuah buku pada Hermione. "Cerita lama selalu menyimpan banyak hal. Halaman 5 bagian 3 adalah favoritku."
Kemudian, ia berjalan ke arah Neville dan memberikan sebuah botol kecil. "Ini untukmu, Draco bilang kau suka herbology Longbottom. Kau bisa menanamnya." Neville menerima botol itu dengan bingung namun penuh rasa terima kasih.
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE : DRAMIONE
FanfictionNb : Setiap cerita punya alur masing-masing yaa. Termasuk cerita ini ada progres dan beberapa masalah yang aru tambahkan dan gak ujug-ujung ke Dramione nya yaaa :) Bukan hanya kisah romansa juga masalah baru yang terbit. Pasca perang, Draco Malfoy...