Kacang Kenari

122 26 3
                                    

Berusaha mengambil tempatku, rupanya," kata Draco sambil menyeringai, muncul dari balik bayangan.

Hermione mendongak dan tersenyum. "Oh, Draco. Aku pikir kau mungkin sedang sibuk mengeluh tentang sesuatu."

Draco mendekat, tangan di saku jubahnya. "Mengeluh? Itu pekerjaan Ron, bukan? Aku lebih suka menikmati pemandangan dari sini."

Hermione tertawa. "Baiklah, apa kau akan menceritakan kisah-kisah heroikmu hari ini?"

Draco mengangguk. "Tentu, tapi lebih baik kita mulai dengan tebak-tebakan. Aku punya yang bagus."

Hermione mengangkat alisnya. "Tebak-tebakan? Oke, aku suka tantangan. Mulai."

Draco berdehem, bersiap. "Apa yang bisa berjalan tapi tidak punya kaki?"

Hermione berpikir sejenak, lalu tersenyum. "Jam?"

Draco berpura-pura kecewa. "Terlalu mudah untukmu, Granger. Baiklah, giliranmu."

Hermione memutar matanya, mencari tebak-tebakan yang tepat. "Oke, apa yang jatuh tapi tidak pernah terluka?"

Draco berpikir sejenak, lalu menyerah. "Apa itu?"

"Salju," jawab Hermione dengan senyum lebar.

Draco menatapnya dengan mata yang sedikit melebar. "Oh, itu bagus. Tapi aku punya satu lagi, kenapa Peter Pettigrew tidak pernah bisa jadi pengacara terkenal?"

"Hmm, kenapa?"

"Karena dia selalu punya masalah dengan bukti sidik jari yang kacau!" Teriak Draco.

Hermione tertawa sambil menutup telinganya. "Baiklah, bagus juga."

Mereka berdiri bersama di menara, menikmati kebersamaan mereka. Draco kemudian berkata, "Kau tahu, kalau kau jadi burung, burung apa yang cocok buatmu?"

Hermione mengerutkan kening, bingung. "Burung apa?"

"Burung pintar," jawab Draco sambil tertawa. "Karena kau selalu tahu segalanya."

Hermione tersenyum lebar. "Kalau kau jadi hewan, kau pasti jadi..."

"Singa?" potong Draco dengan nada sombong.

"Tikus," jawab Hermione dengan nada santai. "Kau suka mencuri perhatian."

Draco tertawa terbahak-bahak. "Touché, Granger."

Hermione tersenyum lebar, kemudian berkata,

Mereka tertawa bersama, merasa lebih santai dan akrab. Kemudian, Draco tiba-tiba mengulurkan tangan dan mengelus pipi Hermione dengan lembut. Hermione terkejut, menatap langsung ke mata abu-abu Draco. Mata mereka terkunci dalam tatapan intens, tangan Draco tetap di pipi Hermione.

"He... Hei," bisik Hermione, mencoba mengembalikan dirinya dari momen itu.

Draco tersentak dan menarik tangannya dengan cepat. "A-ada debu di wajahmu," katanya dengan gugup.

Hermione tersenyum kecil, merasa geli dengan kebingungan Draco. "Terima kasih."

Draco tersenyum nakal, memandang Hermione dengan mata yang bersinar. "Tapi mungkin debunya tidak hanya di pipi, siapa tahu? Mungkin aku perlu memeriksanya lebih dekat."

Hermione memutar matanya, tapi tidak bisa menahan senyum. "Oh, berhenti Malfoy."

Bel sekolah berbunyi, menandakan awal kelas berikutnya. Hermione memeriksa jam tangannya dan tersadar.

"Oh, Aku harus pergi ke kelas Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam!" katanya terburu-buru.

Draco tersenyum melihat kepanikan kecilnya. "Baiklah, Granger. Sampai jumpa lagi nanti."

MINE : DRAMIONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang