Di dalam Ruang Kebutuhan, anggota Laskar Dumbledore bersiap-siap untuk misi mereka ke Kementerian Sihir. Justin Finch-Fletchley berdiri dengan setelan rapi dan sepatu hitam mengkilap, merasa gugup namun berusaha tampil percaya diri.
"Apakah ini cukup?" tanya Justin, memperlihatkan dirinya kepada Percy Weasley yang sedang memeriksa daftar persiapan mereka.
Percy menatap Justin dari ujung rambut hingga ujung kaki, kemudian tersenyum dan menepuk bahunya. "Yeah, ku rasa kau cukup pantas bergabung ke Kementerian. Penampilanmu sangat profesional."
Ron, yang bersandar di bahu Lavender dengan santai, mengeluh, "Hei, kita akan diinterogasi, bukannya ke pesta dansa."
Percy memutar matanya dengan kesal. "Setidaknya dia menghormati Kementerian! Kau bisa belajar sesuatu dari dia, Ron."
Ron mencibir, "Hei, kami punya calon Menteri Sihir berikutnya di sini."
Harry, yang sedang memeriksa peta, menoleh dengan alis terangkat. "Dan di mana dia?"
Ginny menjawab sambil menata beberapa buku, "Entahlah, Neville dan Luna juga tidak ada."
Tak lama kemudian, Hermione masuk dengan Neville dan Luna. Hermione segera menempelkan sesuatu di dinding tempat mereka menaruh peta dan segala petunjuk. Wajahnya menunjukkan kelelahan dan rasa sakit, namun semangatnya tidak pudar.
"Bloody hell," kata Ron saat melihat tangan dan sebagian wajah Hermione yang terluka. "Apa yang terjadi padamu, Mione?"
Luna menjawab dengan tenang, "Itu ulah Serpensura, makhluk air dari Danau Hitam. Hermione jatuh ke sana semalam."
Seamus dan Anthony bertanya serentak, "Kau tak apa?"
Neville menjawab sambil tersenyum, mencoba menenangkan suasana, "Tenanglah, dia masih hidup, bernapas, dan berdiri di depan kalian." Dia lalu bercanda, "Para jomblo cari kesempatan saja."
Harry mendekat, melihat sesuatu yang dipegang Hermione. "Apa ini?" tanyanya, nada suaranya penuh kekhawatiran.
Hermione menjawab sambil mengulurkan sebuah surat, "Surat."
Harry bertanya lagi, "Ya tapi surat apa, Hermione Jean Granger?"
Hermione mengelak, "Tunggu, masih ada yang harus tahu."
Tak lama kemudian, Kingsley Shacklebolt, Arthur dan Molly Weasley, Charlie, Fleur, Aberforth Dumbledore, Hestia Jones, Elphias Doge, dan Dedalus Diggle masuk ke dalam ruangan, mengagetkan anggota Laskar Dumbledore. Fleur segera memeluk Bill dengan erat, sementara Ginny memeluk Mr. dan Mrs. Weasley.
"Apa yang kalian lakukan di sini?" tanya Percy bingung, pandangannya terfokus pada Kingsley.
Kingsley menjawab dengan nada serius, "Kalian yang mengirim surat."
Aberforth mengangguk, "Ya, di sini tertulis Laskar Dumbledore."
Percy melirik Harry yang tampak bingung. Hermione mengangkat tangan, "Ya, kami yang menulisnya."
Elphias Doge, dengan nada skeptis, bertanya, "Lalu tentang apa semua ini? Jangan sampai kalian mengganggu kesibukan kami hanya untuk masalah sepele."
Hermione berkata dengan tegas, "Tenanglah, Tuan Doge. Kami tidak akan mengecewakanmu." Ia mendorong punggung Harry, "Jelaskan, Harry."
Harry terlihat bingung, "Mione, kau yang..."
Ucapan Harry terputus oleh Hermione. "Katakan saja apa yang kita lakukan."
Harry mengangkat alis, bingung, namun akhirnya menjelaskan, "Baiklah akt tak tahu mulai dari mana. Tapi, kami menemukan lokasi Dementor yang menghilang dari Azkaban, menyerang Yaxley, menemukan Hermetis Nexus, dan membobol Azkaban."
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE : DRAMIONE
FanfictionNb : Setiap cerita punya alur masing-masing yaa. Termasuk cerita ini ada progres dan beberapa masalah yang aru tambahkan dan gak ujug-ujung ke Dramione nya yaaa :) Bukan hanya kisah romansa juga masalah baru yang terbit. Pasca perang, Draco Malfoy...