Rahasia Antara Kita

233 33 2
                                    


Hermione terbangun dengan rambut bergelombang berantakan. Hari sudah sangat siang, dan sepertinya tak ada yang membangunkannya. Ia mengintip ke luar jendela, melihat lapangan Quidditch yang ramai. Hermione segera berganti pakaian, mengenakan sweter kesayangannya. Crookshanks, kucingnya, berputar-putar di kakinya. Hermione mengangkatnya dan membawanya turun dari asrama.

Saat Hermione baru saja turun dari asrama, ia melihat Annie dan Michael, dua orang yang pernah disebutkan Cho selalu bersama Axel, berjalan ke balik dinding. Hermione mendekat, mendengar mereka berbicara dalam bahasa yang tidak ia mengerti.

"Miharr sufi loka ral'gan," gerutu Michael dengan gigi terkatup.
"Kita harus berhati-hati," balas Annie.
"Raha feen kalar. Na veivakabulabulataki oqo ena sega ni rawa ni guce. " desis Michael lagi.

Mereka berbalik dan menemukan Hermione. "Apa yang baru saja kalian bicarakan? Apanya yang harus hati-hati? " tanya Hermione.

Mereka tersenyum. "Hanya sedikit masalah di antara kami," kata Michael. Lalu mereka pergi.

Hermione yang masih penasaran berusaha mengejar mereka. Tapi ia berpapasan dengan Harry dan Ron yang juga baru turun dari asrama. Ron marah-marah karena ketinggalan melihat pertandingan Quidditch antara Ravenclaw dan Hufflepuff. "Kenapa kau tidak membangunkan aku, Harry?! Aku tidak percaya kita melewatkan pertandingan ini!" seru Ron kesal.

Harry membalas, "Kau sadar? Aku juga baru bangun."

Hermione hanya diam, membiarkan mereka bertengkar. Saat berjalan menuju lapangan Quidditch, mereka berpapasan dengan Theo, Blaise, dan Draco.

"Hello, Granger." sapa Theo dan Blaise bersamaan, membuat Draco menoleh kepada keduanya.

Ron menoleh ke Hermione, menggerakkan kedua tangannya seolah-olah ular yang melilit. "Wow, kau ini sekarang jadi pawang ular ya," katanya, lalu tertawa.

Membuat Hermione menjambak rambutnya dari belakang. "Hei kau ini selalu saja kejam," protes Ron.

Lapangan Quidditch penuh dengan sorak-sorai penonton. Komentator hari ini adalah Lee Jordan, yang tetap semangat meski pertandingan sudah berlangsung beberapa jam. "Dan bola Quaffle dikuasai oleh Cho Chang dari Ravenclaw! Lihat kelincahannya, pemirsa! Dia melesat seperti panah!"

Pertandingan berlangsung seru. Ravenclaw memimpin dengan selisih tipis. Penonton bersorak-sorai, berseru mendukung tim mereka masing-masing. Hufflepuff memberikan perlawanan sengit, dan suasana tegang terasa di setiap sudut stadion. Hermione merasakan adrenalin mengalir saat menyaksikan aksi para pemain.

"Dan sekarang, Smith dari Hufflepuff merebut Quaffle! Luar biasa! Dia menuju ring, dan... gol! Hufflepuff menyamakan kedudukan!" teriak Lee Jordan.

Sorak-sorai penonton memecah udara sore itu. Akhirnya, ketika hari mulai sore, Roger Davies dari Ravenclaw berhasil menangkap Snitch, memenangkan pertandingan untuk timnya. Sorak-sorai penonton semakin riuh, memuji kemenangan yang luar biasa.

Harry dan Ron memutuskan untuk pergi ke Hogsmeade setelah pertandingan. "Hermione, mau ikut?" tanya Harry.

Hermione menggeleng. "Tidak, aku lebih baik kembali ke asrama. Kalian pergi saja."

Saat Hermione berjalan kembali ke asrama, seorang anak lelaki Ravenclaw menghentikan langkahnya. "Hermione, ini untukmu," katanya, memberikan sebuah coklat.

"Oh, terima kasih," jawab Hermione, senang menerima coklat itu. "Tapi bagaimana bisa kau mendapatkannya? Ini coklat muggle."

"Sebenarnya peman ku sering ke dunia muggle, dia bilang coklat ini luar biasa. Oh iya namaku Jonathan, Jonathan Fairclough," kata anak lelaki itu sambil tersenyum. "Aku sering melihatmu di perpustakaan. Kau sangat pintar."

MINE : DRAMIONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang