The Battle Of Diagon Alley

84 21 6
                                    

Dentuman mantra dan kaca pecah menggema di seluruh Diagon Alley, menciptakan pemandangan yang kacau dan menegangkan. Para penyihir dari Orde Phoenix dan Laskar Dumbledore melawan serangan mendadak dari Pelahap Maut dengan segenap kekuatan mereka. Asap dan debu dari toko-toko yang hancur membuat pandangan semakin sulit, menambah ketegangan di udara.

Harry berdiri di garis depan, mengayunkan tongkatnya dengan tegas. "Stupefy!" teriaknya, mengarahkan mantranya ke seorang Pelahap Maut yang mencoba menyerang Alicia Spinet. Alicia menoleh sejenak, memberikan anggukan singkat sebelum meluncurkan mantra ke arah musuh.

Ginny berada di samping Harry, wajahnya penuh determinasi. "Reducto!" serunya, menghancurkan patung besar yang digunakan Pelahap Maut sebagai perlindungan. "Kita tidak bisa membiarkan mereka menguasai tempat ini!" teriaknya kepada Harry.

Di sudut lain, Neville dan Luna berjuang bersama, saling melindungi. "Protego!" Neville memblokir serangan yang ditujukan ke arah Luna, sementara Luna membalas dengan "Expelliarmus!" membuat tongkat Pelahap Maut melayang jauh. "Kita harus bertahan, Luna," bisik Neville, tatapannya penuh kekhawatiran dan tekad.

Theo dan Blaise berdiri dekat dengan Pansy, terus-menerus meluncurkan mantra ke arah musuh. "Sectumsempra!" seru Pansy, mengenai Swelyn yang mendekat dengan ganas. Swelyn jatuh dengan pendarahan hebat, wajahnya penuh kesakitan. "Sialan kau, Pansy," geram Swelyn sebelum pingsan.

Kingsley Shacklebolt berdiri kokoh di tengah kekacauan, memimpin dengan tegas. "Laskar, bentuk pertahanan di sayap kanan!" teriaknya. Dia meluncurkan mantra Patronus untuk mengirim pesan ke markas, meminta bantuan tambahan. "Kita tidak boleh membiarkan mereka menang!"

Aberforth Dumbledore, meski berumur, bergerak dengan gesit. "Kau pikir bisa mengalahkanku, eh?" katanya sambil melancarkan serangan balik dengan keras. "Expulso!" Mantra tersebut menghancurkan dinding di belakang Pelahap Maut, membuat mereka terjatuh dan kehilangan keseimbangan.

"Sialan! Aberforth, jangan hancurkan toko ku! Aku baru membayar pelunasan bulan ini!!" George Weasley, dengan rambut ungunya yang mencolok, tampak menikmati setiap detik pertempuran. "Come on, kalian tidak bisa lebih baik dari ini?" ejeknya sambil meluncurkan serangan demi serangan. "Incendio!" Teriaknya, menciptakan kobaran api besar yang memaksa Pelahap Maut mundur.

Charlie Weasley berada di udara, mengendarai sapu terbangnya dengan lincah. "Harry, kita harus mengamankan area ini!" teriaknya dari atas. "Diffindo!" Mantra itu memotong tali yang digunakan Pelahap Maut untuk menggantungkan bendera hitam mereka di atas toko-toko. "Tidak di bawah pengawasanku."

Di tengah kekacauan ini, Draco Malfoy berdiri tegak, matanya penuh determinasi. Dia menghindari serangan demi serangan, bergerak dengan lincah namun tidak melancarkan satu pun serangan balik. Matanya terus memperhatikan medan pertempuran, mencari kesempatan yang tepat.

Dedalus Diggle sedang melawan dua Pelahap Maut sekaligus, tetapi tiba-tiba sebuah mantra mematikan mengenai dirinya. "Avada Kedavra!" teriak seorang Pelahap Maut dan Diggle jatuh terkapar, nyawanya seketika hilang. Draco melihat ini tanpa berpikir panjang, mempercepat langkahnya menuju Hermione.

Ketika ketegangan mencapai puncaknya, sebuah mantra nyaris mengenai punggung Hermione. Draco melihat ini dan tanpa berpikir panjang, melompat ke depan, menahan mantra itu dengan tongkatnya. Hermione menoleh dengan cepat, terkejut melihat Draco.

Namun, Draco segera menangkap lirikan dari salah satu Pelahap Maut. Ia mengerti pesan itu dalam sekejap. "Expelliarmus!" teriaknya, mengarahkan mantranya pada Hermione. Tongkat Hermione terlempar dari tangannya membuatnya lebih terkejut lagi.

Draco bergerak cepat. Dalam sekejap dia berada di belakang Hermione, lengannya melingkari lehernya dengan kuat. Tangannya yang lain mengarahkan tongkat sihirnya tepat di pelipis Hermione. Gerakannya cepat dan tegas, membuat Hermione tak bisa melawan. Ia menahan Hermione erat-erat, tubuhnya merapat dengan tubuh Hermione membuat posisi mereka terlihat seperti pelukan dari belakang.

MINE : DRAMIONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang