Kita Mulai?

220 33 1
                                    


Di malam yang kelam, di toko Weasleys' Wizard Wheezes, Hermione bersama anggota Laskar Dumbledore yang telah dipilih berdiri dengan tegang. Mereka akan bertemu dengan Bill, George, Percy, Oliver, dan Charlie di Exeter untuk misi penting ini.

"Kalian siap?" tanya Hermione dengan suara tegas namun penuh rasa khawatir.

Dean, Parvati, Padma, Anthony, Ernie, dan Seamus mengangguk penuh semangat. Bill, George, Percy, Charlie, dan Oliver berdiri di dekat pintu belakang, siap untuk ber-Apparate.

"Jangan lupa posisi kalian. Setelah tiba, langsung bersembunyi dan jangan membuat suara. Kita harus menunggu momen yang tepat," kata Hermione lagi, memastikan semuanya mengerti rencana mereka.

"Kita mulai?" tanya George. Kemudian mereka ber-Apparate ke Exeter dan tiba di tempat yang telah ditentukan. Udara malam yang dingin menyambut mereka. Tempat itu sunyi, hanya ada deru angin dan bayangan bangunan tua yang berdiri angkuh dalam kegelapan. Tim segera bergerak ke posisi masing-masing.

Hermione dan Oliver menempati posisi paling jauh, di pinggiran area operasi. Mereka bertugas mengamankan area dan memastikan tidak ada kerusakan yang menyebar ke luar batas. Hermione menyembunyikan dirinya di balik dinding tua yang retak, sementara Oliver berjongkok di belakang reruntuhan pilar yang hampir runtuh. Keduanya berjaga dengan penuh kewaspadaan.

Bill, Dean, dan Parvati bersembunyi di belakang pagar besi yang sudah berkarat, sedikit lebih dekat ke pusat area. Bill terus mengawasi sekelilingnya dengan waspada. "Tetap tenang dan fokus," bisiknya kepada Dean dan Parvati yang tampak sedikit gugup.

George, Seamus, dan Padma bersembunyi di balik tumpukan peti kayu yang tersebar di sudut lain. George menahan napas, berusaha menenangkan detak jantungnya yang berdetak kencang. "Ingat, gas aja lah jangan kasih kendor" katanya pelan.

Charlie dan Anthony bersembunyi di balik semak-semak lebat, tepat di seberang jalan dari Percy dan Anthony. Charlie, yang biasanya tenang, kini tampak gelisah. "Ini benar-benar rencana gila! Me ganda logika dan informasi yang belum tentu akurat."

Percy dan Ernie berada di balik dinding batu rendah, hanya beberapa meter dari pusat area. Percy mengintip sedikit untuk melihat keadaan sekitar. "Menurutmu dia akan datang?"

Ernie mengangguk. "Percayalah, kita lakukan saja."

Percy menambahkan. "Kita seharusnya melakukan metode yang lebih konvensional, ini terlalu beresiko."

Waktu berlalu dengan lambat, detik demi detik terasa seperti jam. Tiba-tiba, pada pukul 03:49, sosok gelap muncul di tengah area. Itu adalah Yaxley. Tubuhnya besar dan tegap, bayangan wajahnya terlihat bengis dalam cahaya bulan yang redup. Dia berjalan dengan penuh percaya diri, seolah tahu bahwa tidak ada yang bisa menyentuhnya.

Hermione memberikan isyarat kepada Oliver. Mereka segera memulai rencana mereka dengan merapal mantra pelindung di sekitar area. "Protego Maxima!" Hermione mengucapkan dengan tegas. Oliver mengikuti dengan, "Repello Inimicum!"

Pelindung mulai menjalar ke atas, membentuk kubah pelindung yang kuat. Charlie, yang melihat pelindung itu terbentuk, mengerutkan kening. "Sial, ternyata mereka serius!" bisiknya sambil bersiap di posisinya sebagai tim penyerang bersama tim George.

Yaxley menyadari sesuatu yang aneh dan berhenti, menatap sekeliling dengan waspada. "Siapa di sana?" suaranya menggema di malam yang sunyi.

Charlie memberikan isyarat kepada timnya. "Sekarang!" teriaknya.

George dan Seamus melompat keluar dari persembunyian mereka, melancarkan serangan pertama. "Stupefy!" teriak George, diikuti oleh Seamus dengan "Expelliarmus!"

MINE : DRAMIONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang