Draco Malfoy tiba di Malfoy Manor dengan perasaan cemas. Surat dari ibunya yang meminta dia kembali segera terasa sangat mendesak, dan dia tahu bahwa ada sesuatu yang sangat tidak beres. Saat dia berjalan menyusuri koridor rumah besar itu, rasa takut dan kecemasan semakin mendalam. Rasa nostalgia bercampur dengan kekhawatiran ketika dia mengingat setiap sudut rumah yang pernah menjadi tempat perlindungannya.
Ketika dia sampai di ruang tamu, pemandangan yang dilihatnya membuat jantungnya berdegup kencang. Ibunya, Narcissa Malfoy, duduk di lantai dengan kepala menunduk. Rambutnya yang biasanya rapi terlihat berantakan, dan wajahnya menunjukkan rasa sakit yang mendalam.
"Ibu!" Draco berlari mendekat, lututnya terhenti di depan Narcissa. "Apa yang terjadi?"
Narcissa mengangkat kepalanya perlahan, matanya berkaca-kaca ketika melihat putranya. "Draco... kau datang..."
Sebelum Draco bisa bertanya lebih lanjut, suara dingin terdengar dari bayangan di sudut ruangan. "Ah, Draco Malfoy. Aku sudah menunggumu."
Draco berbalik dan melihat seorang sosok berjubah gelap keluar dari bayangan. Wajahnya tersembunyi di balik tudung, hanya mata yang bersinar dengan kebencian dan kekuatan gelap yang terlihat. Dia memegang tongkat dengan genggaman yang pasti, siap menggunakannya kapan saja.
"Siapa kau?" Draco menuntut, suaranya penuh dengan kemarahan dan ketakutan. "Apa yang kau lakukan di sini?"
Sosok berjubah itu tertawa kecil, suara tawanya menggema dengan nada mengancam. "Aku hanya mengamankan masa depan keluarga Malfoy. Narcissa sudah menjelaskan padamu, kan?" Dia mengangkat tongkatnya sedikit, menyoroti Narcissa yang tampak lebih takut.
"Menjauh dari ibuku!" Draco beusah mendekat tatap kembali terhenti saat sosok berjubah itu menarik beberapa helai rambut Narcissa menampakkan ukiran simpul Trinity di lehernya.
"Dia akan langsung mati jika mengkhianatiku." Sosok itu hanya tersenyum sinis saat melihat Draco maju dengan tongkat sihirnya. "Oh, Draco. Kau berpikir bisa menantangku? Sangat naif." Dengan gerakan cepat, sosok itu melancarkan kutukan ke arah Draco.
Ia merasakan rasa sakit yang mendalam saat tanda kutukan terbentuk di lehernya, sebuah simbol gelap yang memancarkan cahaya kehijauan. Dia menjerit kesakitan, berlutut di lantai, merasakan kekuatan gelap yang mengikatnya.
Narcissa menangis keras, memohon kepada sosok berjubah itu. "Tolong, jangan sakiti anakku! Aku mohon, lepaskan dia! He Just a boy."
Sosok itu hanya tertawa. "Dia akan aman selama kau mengikuti perintahku." Dia kemudian menoleh ke Draco, yang masih meringis kesakitan. "Sekarang, Draco, apakah kau akan menurut atau kau ingin melihat ibumu mati di depan matamu?"
Draco mengangkat kepalanya, wajahnya yang pucat pasi terlihat semakin kehilangan aura. "Apa yang kau inginkan dariku?"
Sosok berjubah itu melangkah mendekat dan mengarahkan tongkatnya ke Draco. "Sederhana. Kau harus mengikuti perintahku tanpa pertanyaan. Jika kau menolak, ibumu akan mati. Dan jika kau mencoba melarikan diri, aku akan memastikan kutukan ini juga mengikatmu."
Sosok berjubah itu mendekat dan menaruh telapak tangannya di leher Draco yang masih berusaha berdiri. Tanda kutukan terbentuk di lehernya, terasa panas dan menyakitkan membuat Draco menjerit pelan, merasakan kekuatan gelap yang mengikatnya.
"Aku... aku akan melakukan apa yang kau minta," kata Draco dengan suara serak. "Dengan satu syarat, aku ingin kau mengembalikan kekuasaan ke tangan keluarga Malfoy."
"Draco... Tidak sayang, ibu mohon..." Narcissa mengulurkan tangannya, membuat Draco melirik.
Draco berjalan pelan ke arah ibunya, merapikan rambut pirang Narcissa sebisanya. "Aku lelah bu, mereka selalu menatapku seakan hanya aku pendosanya di sana. Aku berjanji akan mengembalikan semua yang seharusnya milik kita, aku berjanji."
KAMU SEDANG MEMBACA
MINE : DRAMIONE
Hayran KurguNb : Setiap cerita punya alur masing-masing yaa. Termasuk cerita ini ada progres dan beberapa masalah yang aru tambahkan dan gak ujug-ujung ke Dramione nya yaaa :) Bukan hanya kisah romansa juga masalah baru yang terbit. Pasca perang, Draco Malfoy...