Prolog

354 37 7
                                    

Seorang pria berbalut pakaian serba hitam, bertopi serta menutup setengah wajahnya dengan kain, mengangguk untuk memberikan kode pada yang lainnya. Tentu dengan segera anggota yang bertugas melumpuhkan para penjaga kediaman kepala daerah yang diduga melakukan korupsi. Setelah memastikan keamanan di kediaman itu sudah mereka kuasai, beberapa dari mereka segera masuk ke lumbung yang sudah mereka intai.

Kedua anggota yang kebetulan bertugas menggasak setengah isi lumbung itu, saling tatap. Bagaimana tidak? Seakan sudah mengetahui rencana mereka, lumbung tersebut terlihat tak sepenuh yang mereka harapkan. Padahal, pajak tinggi yang dipatok oleh kepala daerah itu seharusnya cukup untuk memenuhi lumbung itu.

"Rencana 2," ujar salah satu dari mereka kemudian keluar dari lumbung itu. Dia kemudian memberikan kode dan membuat anggota lain menyergap tempat lain.

Bunga teratai. Kelompok beranggotakan lebih dari 20 orang itu memang punya misi tersendiri. Setiap triwulan sekali, mereka akan menyergap kediaman-kediaman pejabat yang diduga melakukan korupsi. Mereka tentunya akan merampok setelah melakukan penyelidikan. Entah dengan berpura-pura menjadi pelayan di sana atau pura-pura menjadi orang penting yang berkunjung ke daerah itu.

"Sudah kuduga," ujar salah satu anggota saat mendapati tempat yang dia masukkan ke dalam rencana 2 memang menjadi tempat pejabat itu memindahkan semua hasil pajak berlebihan yang dia ambil dari rakyat.

Mereka mulai saling membantu mengambil sekitar 10 karung berisi beras, tepung, serta bahan makanan lainnya. Hanya butuh sekitar beberapa menit, mereka meninggalkan tempat itu. Tak lupa, seseorang yang merupakan pimpinan dari kelompok itu meletakkan sebuah bunga teratai di lumbung tersebut sebelum ikut meninggalkan tempat itu.

Hasil rampokan mereka tak dinikmati bersama. Mereka meletakkan masing-masing satu karung di rumah-rumah orang yang memang kekurangan. Mereka juga memberikannya pada sebuah rumah yang berisi beberapa orang miskin di dalamnya.

"Tuan Yun." Seseorang memberikan hormat dengan tangan kanan mengepal dan ditempelkan pada telapak tangan kiri. "Operasi selesai."

Senyum itu segera terlihat dari wajah tampan pemimpin kelompok tersebut. Dia kemudian turun dari batu besar yang dia duduki dan menepuk bahu satu-satunya gadis yang ada dalam kelompok itu. "Kerja bagus. Besok temui aku di pinggir danau. Kita akan belajar sihir tingkat 1."

"Sungguh?" Mata gadis itu nampak berbinar, membuat pria yang kerap dipanggil Tuan Yun itu tersenyum dan mengangguk.

"Tolong katakan pada yang lainnya untuk segera kembali ke rumah. Sebentar lagi tim patroli mungkin akan sampai ke sini."

"Baiklah." Gadis itu tak sanggup menahan senyumnya. Bagaimana tidak? Dirinya tak menyangka akan tiba di titik ini. Dia yakin sebentar lagi dirinya akan bisa membalaskan dendamnya pada keluarga kerajaan yang sudah membantai habis keluarganya.

*****

Behind The Scene alurnya pas aku baca ulang malah kacau huhu maafkan🙏

Ah ya, Shine lgi suka bngt sama genre2 sejenis gini xixi jdi smbil bongkar alur Behind The Scene biar lebih rapi lagi, Shine keluarin ini dulu. Smoga suka♥️

7 Juli 2024

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang