39 : Perlahan Terungkap

61 8 4
                                    

Hyun mengembuskan napas lega setelah benar-benar tiba di kamarnya. Jangan lupakan keringat yang sejak tadi membasahi tubuhnya meski melewati udara dingin Bitae di malam hari. Dia sudah berpikir nyawanya akan benar-benar diambil detik itu juga. Beruntung dia bisa mengelabui orang yang mengejarnya dengan menggunakan sihir yang dia pelajari dari Jungrim beberapa hari lalu.

"Aku ...." Hyun membuka pintu, namun beberapa detik kemudian dia menggeleng dan kembali menutupnya. "Tidak tidak. Aku tidak bisa keluar kamar sekarang. Bagaimana jika mereka masih mengejarku?"

Hyun kembali membuka pintu, tapi lagi-lagi menutupnya. "Aku juga tidak bisa membiarkan Joohee dalam bahaya. Apa aku harus diam-diam menemuinya? Kurasa itu bisa kulakukan besok. Menyelamatkan nyawaku sekarang jauh lebih penting."

***

"Dia sengaja menutup energinya," ujar Jungkook setelah mendapati kondisi Yuan yang kini terbaring di atas tempat tidur. Dia masih bisa merasakan denyut nadi pria itu dan artinya Yuan benar-benar masih hidup. "Apa ... Dia terkena racun?"

Tingkat kemampuan bela diri Yuan memang terbilang tinggi. Jadi, menutup pintu energi untuk membuat nyawanya tetap tertolong bukanlah hal yang sulit. Namun, dia tak yakin Yuan akan bertahan seberapa lama untuk hal ini. "Kurasa dia terkena racun."

"Racun?" Hoon mencoba mengingat. Selama beberapa hari belakangan, Yuan tak keluar sembarangan karena kondisi tubuhnya yang kurang baik. Mana mungkin dirinya, Jiwoo, atau Woojin yang mencelakainya. "Tapi ... Saat tiba di sini kondisi tubuhnya memang kurang baik."

Jungkook mengulurkan tangannya, berniat memberikan sedikit energi untuk mengeluarkan racun yang bahkan tak bisa dia rasakan sama sekali itu. Namun, Jungrim segera mencegahnya.

"Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika kau mencoba mengeluarkan racun yang bahkan tidak bisa kaurasakan itu."

Ucapan Jungrim ada benarnya juga. Mereka tak bisa bertindak gegabah apalagi saat ini hanya Yuan satu-satunya saksi yang tersisa. Beruntung mereka bisa tiba dengan cepat. 

"Bisa kita bicara sebentar?" tanya Jina yang kemudian membuat Jungkook membuntuti gadis itu untuk melangkah keluar. 

"Apa kau yang melakukannya?"

Jina memutar malas matanya, memberikan sebuah wadah obat yang sebelumnya digunakan Yuan untuk mengendalikan racun yang ada dalam tubuhnya. "Aku tidak mungkin melukai orang yang kusayangi. Justru aku merasa kau yang sengaja melakukannya. Mereka adalah teman-temanmu dan kudengar ... semua pembunuhan yang terjadi di sekitarku dan Yuan adalah karena kelompok yang kau buat."

Jungkook membuka wadah obat itu, menghirup aromanya kemudian membulatkan mata saat aroma yang dicium olehnya, terasa tak asing. "Racun hantu? Bagaimana bisa?" batin Jungkook.

"Jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, kau harus membayarnya."

Jungkook menurunkan tusuk rambut yang diarahkan padanya. "Justru kau akan jadi orang pertama yang kucurigai. Kau putri dari menteri Ko. Tidak menutup kemungkinan kau yang melakukannya."

Jungkook kembali masuk ke ruangan tempat Yuan berbaring. Dia yakin racunnya makin menyebar seiring berjalannya waktu hingga membuat Yuan memutuskan untuk menutup pintu energinya meski punya risiko yang tinggi. Bahkan taruhannya nyawa.

"Racun hantu," bisik Jungkook yang cukup membuat Jungrim terkejut. 

"Kau yakin?"

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang