24 : Kau Adalah Jina

52 7 8
                                    

"Jadi ... Dia hanya seorang pelayan di keluarga Ko?" Selir Hwang tersenyum licik kala mendengar informasi yang didapatkan dari orang suruhannya. Sudah dia duga, ada yang tak beres sejak awal. Apalagi, sejak menikah gadis itu memang paling menghindari pertemuan atau jamuan dengan beragam alasan. Sekarang dia mengerti alasan gadis itu terus menghindar bahkan kemarin malah pergi keluar bersama Jungkook secara diam-diam.

"Menteri Ko ingin bertemu," ujar seorang dayang yang kemudian membuat selir Hwang meminta sang informan untuk pergi dari sana.

"Lakukan apa yang biasanya dilakukan," bisik selir Hwang kemudian membuat sang dayang memberi salam lalu mengantar informan tersebut keluar.

Tuan Ko tersenyum kemudian memberikan salam. "Selamat, kau akhirnya bisa menjadi permaisuri seperti yang selama ini kau inginkan."

Selir Hwang tersenyum sambil menuangkan teh di cangkir dan meminta sang pelayan memberikannya pada menteri Ko. "Terima kasih. Ini juga berkat kerja kerasmu."

"Usahaku tidak ada apa-apanya," ujar menteri Ko kemudian menegak teh hangat itu.

"Usahamu sebenarnya cukup besar. Kau mengorbankan orang lain untuk peperanganmu. Kudengar ... Gadis itu bukan putrimu."

Pernyataan selir Hwang tentu saja membuat menteri Ko terkejut hingga tersedak. Padahal dia sudah menyembunyikan fakta ini sebisa mungkin. Namun, pada akhirnya dia malah tetap ketahuan.

Menteri Ko meletakkan cangkir tehnya dan tersenyum. "Sepertinya rumor tak jelas sudah tersebar di istana. Apa karena wajahnya tidak terlalu mirip denganku? Orang-orang memang mengatakan seperti itu. Kami tidak terlalu mirip."

"Ah ... Begitu? Sepertinya aku hanya salah dengar." Selir Hwang tersenyum. Semuanya benar-benar semakin menarik sekarang. Asalkan bisa membuktikan gadis itu bukanlah putri menteri Ko, dia bisa menumbangkan 2 orang sekaligus. Dengan begitu, Jungrim juga bisa dinobatkan sebagai putra mahkota.






Pria dengan balutan jubah pangeran itu tersenyum saat mendapati seorang gadis nampak sangat berusaha untuk mengintip dari balik dinding. Bahkan, gadis berbalut pakaian berwarna kuning itu sampai berjinjit.

"Kau sedang apa?"

Joohee yang sejak tadi sedang mengintip, segera terkejut saat seseorang bertanya padanya. Dia kemudian tersenyum sembari mengusap tengkuknya.

"Aku bisa membawamu menemui Jungkook. Ayo," ajak Jungrim dengan penuh keramahan. Namun, Joohee dengan segera menarik tangan pria itu dan menggeleng. "Kenapa? Kalian sedang bertengkar?"

"Bukan seperti itu ... Tapi aku tidak boleh menemuinya." Joohee kemudian merogoh pakaiannya, memberikan sebungkus kue yang dia buat untuk Jungkook. "Bisa berikan ini padanya?"

"Kenapa tidak kau saja yang memberikannya?"

"Sudah kubilang, tidak bisa. Sebagai bayarannya, aku akan melakukan apa pun untukmu."

Jungrim menatap bungkus makanan itu kemudian tersenyum. "Baiklah, apa pun 'kan?"

Joohee segera mengangguk. "Apa pun."

Jungrim tersenyum kemudian menunjukkan makanan yang Joohee titipkan. "Aku bercanda. Aku akan memberikan ini pada Jungkook."

"Sungguh? Terima kasih banyak, pangeran." Joohee tampak bahagia bahkan segera berlari untuk kembali ke kediamannya diikuti oleh Sori. Melihat aksi menggemaskan dari Joohee ini, tentu saja membuat Jungrim segera tersenyum.

"Kau terlambat."

Teguran tersebut membuat Jungrim segera menoleh dan tersenyum. "Aku terlambat karena membawakan sesuatu untukmu."

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang