18 : Serangan Dadakan

51 11 4
                                    

"Ternyata dia cukup cerdas." Wanita itu kemudian menyesap teh yang baru dihidangkan. Dia tak menyangka Jungkook bahkan lebih cerdas dibanding yang dia pikirkan. Mendengar bagaimana rumor miring yang tersebar, dia jadi mengerti mungkin itu juga bagian dari rencana cerdas milik Jungkook. Jungkook memang terlalu tak terduga.

"Pastikan perjalanan mereka terganggu," ujar seling Hwang diakhiri senyum liciknya.

Sementara, di lain tempat Jungkook serta Joohee tengah mengawal sebuah kereta kuda yang di dalamnya terdapat Hoon, Jiwoo, serta Woojin yang masih tertidur. Beruntung Jungkook bisa memberikan obat tidur lagi saat efek obatnya hampir menghilang. Jika tidak, sudah dapat dipastikan mereka takkan bisa keluar seperti sekarang.

Joohee benar-benar takjub saat kumpulan kunang-kunang menghampiri mereka seolah ingin membantu mereka menerangi jalan. Dia mengulurkan tangannya, tersenyum saat salah satu kunang-kunang kemudian hinggap di telunjuknya, berkedip bak bintang yang baru saja jatuh dari langit.

Diam-diam, Jungkook memperhatikan gadis dengan balutan pakaian prajurit itu dan ikut tersenyum. Jika diingat lagi, semenjak masuk istana dia tak bisa melihat senyum tulus dari gadis itu. Dia hanya bisa melihat air mata dan penderitaan yang dialami Joohee.

"Hati-hati, nona, ada sekelompok orang yang akan menyergap kalian." Bisikan itu membuat Joohee mengedarkan pandangan bahkan sampai memastikan apakah Hoon, Jiwoo, atau Woojin yang melakukannya. Namun, mereka terlihat masih tidur.

"Ada apa?" tanya Jungkook saat merasakan ada perubahan dari raut wajah Joohee.

"Kau mengatakan sesuatu?"

Jungkook segera menggeleng. "Aku dari tadi diam."

"Apa kunang-kunang ini?" gumam Joohee dalam hatinya sambil menatap seekor kunang-kunang yang masih hinggap di telunjuknya.

"Ada apa? Kau mendengar sesuatu?"

"Kurasa kita akan dalam bahaya. Aku mendengar bisikan soal sekelompok orang yang akan menyerang kita," jelas Joohee. Dia kemudian memeriksa tiap bagian tubuh yang dia gunakan untuk menyimpan senjata-senjata kecilnya. Dia juga bersiap dengan memegang pedangnya.

"Bisikan?"

Joohee buru-buru mengangguk, membuat Jungkook mencoba menebak bisikan dari mana yang Joohee dengar. Meski begitu, dia tetap waspada dan sudah siap dengan serangan apa pun yang akan datang.

Jungkook mengulurkan tangan, meminta Joohee untuk agak menghindar saat dirinya merasakan sebuah anak panah sedang menuju ke arah mereka. Benar saja. Anak panah tersebut kemudian berakhir pada sebuah pohon besar yang ada di samping Joohee.

"Hati-hati," ujar Jungkook yang kemudian membuat Joohee mengangguk sebelum turun.

Suara peraduan pedang mulai terdengar bersamaan dengan suara desingan. Meski dalam jumlah mereka berdua sudah kalah, namun kemampuan keduanya tak bisa dianggap remeh. Bahkan Joohee sudah menumbangkan 3 orang dengan jarum-jarum beracun yang dia simpan di pergelangan tangan.

Begitu pun dengan pedang milik Jungkook. Entah sudah berapa kali pedang tersebut menusuk tubuh lawan kemudian ditarik paksa dan meninggalkan darah segar di sana. Namun, sejauh ini tak ada satu pun orang yang berhasil menghunuskan pedang ke arahnya.

Jungkook menoleh, memastikan Joohee masih bisa bertahan. Hingga kemudian dia membantu saat Joohee sama sekali tak menyadari salah satu penyerang itu ada di belakangnya dan akan mengayunkan pedang ke arahnya.

Prang!

Pedang itu jatuh setelah Jungkook menendangnya. Tentu, ini membuat Joohee segera menoleh dan tersenyum saat mendapati Jungkook sudah ada di belakangnya. Selanjutnya, dia kembali menghindar dan memberi serangan pada orang yang masih mencoba untuk melukainya.

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang