"Kau baik-baik saja?"
Jungkook segera mengangguk saat Jungrim menahan tubuhnya agar tak terhuyung. Beberapa hari belakangan, Jungkook memang terlihat kurang sehat. Tubuhnya terlihat lemas juga terkadang muntah-muntah. Satu hal yang membuat Jungrim makin khawatir dengan kondisi Jungkook adalah energi dalam tubuhnya benar-benar kacau, menandakan Joohee di Yeoju sedang berusaha keras menggunakan giok itu.
"Aku sudah meminta mereka untuk mengingatkan Joohee. Kuharap mereka bisa benar-benar melakukannya. Jika terus seperti ini, kau bisa saja mati."
Jungkook memang merasa tubuhnya tak nyaman. Namun, sebenarnya dia masih bisa menoleransinya. Dia hanya berpura-pura terlihat sangat lemah untuk melancarkan aksinya.
"Yang Mulia Yang Mulia!"
Suara itu membuat Jungkook berbalik, tersenyum saat mendapati Hwarim menghampirinya. Lain halnya dengan sambutan hangat Jungkook, Jungrim tetap memasang wajah tak sukanya. Terlepas dari semuanya hanyalah sandiwara Jungkook belaka, dia tetap kesal dengan gadis yang dengan berani mencoba memisahkan Joohee dan Jungkook sebelumnya.
"Bisa kau memberikan kami waktu untuk bicara?"
Jungrim tersenyum secara paksa sebelum kemudian membiarkan Hwarim dan Jungkook berbincang di paviliun itu.
"Ada apa kau mencariku?"
"Aku ... Ingin menanyakan pendapatmu." Hwarim merogoh bagian lengan pakaiannya kemudian mengeluarkan beberapa helai kain. "Menurutmu ukiran mana yang lebih bagus?"
Jungkook terbatuk sembari memilih ukiran mana yang mungkin cocok digunakan Hwarim. Hingga kemudian dia meraih salah satunya. "Kurasa ini akan terlihat bagus."
"Ah ya, apa kau sudah mencoba pakaian pernikahannya? Bukankah sandiwara tetap harus dilakukan dengan sempurna?"
Jungkook tersenyum. "Aku sudah tidak memikirkan soal sandiwara."
"Ah ... Karena gadis itu sejak awal menipumu?"
"Aku tidak mau membahas orang yang sudah tiada. Itu malah membawa sial." Jungkook beranjak dari duduknya. "Aku masih ada urusan lain. Jika ada hal yang mendesak, kau bisa temui aku di ruang baca."
"Baik, Yang Mulia." Hwarim segera meletakkan lembaran kain itu, diam-diam tersenyum menatap punggung Jungkook yang semakin menjauh. Selanjutnya, dia melangkah menuju kediaman sang kakak untuk memberikan informasi terbaru soal Jungkook yang kelihatannya sudah terpapar racun hantu milik mereka.
"Joohee ...." Hoon benar-benar kehabisan kata-kata. Bujukan apa pun sudah tak lagi mempan untuk menghentikan Joohee. Bahkan meski gadis itu sudah muntah darah bahkan tak sadarkan diri, dia tetap melakukannya.
Hoon menoleh saat Woojin menepuk bahunya kemudian memberikan kode agar pria itu ikut keluar bersamanya.
"Ini surat yang baru dikirimkan Yang Mulia. Sepertinya kita harus segera berangkat. Mungkin ... Pasukan musuh juga sudah mulai memasuki perbatasan."
Hoon terdiam sejenak, memikirkan keputusan apa yang seharusnya dia Ambil untuk melindungi Joohee dan Yuan di sini juga melindungi Jungkook di istana. Dia tak mungkin membawa Joohee serta Yuan dalam peperangan itu. Namun, tak bisa meninggalkan mereka juga. Segalanya terlalu berisiko untuk saat ini.
"Biarkan kelompok inti menjaga di sini. Kau kirimkan surat resmi untuk anggota lainnya yang berada di sekitar jalan utama dan jalan pintas menuju istana. Kau dan aku akan pergi langsung ke istana."
"Lalu Jiwoo?"
"Dia akan di sini bersama Joohee dan Yuan. Kondisi Joohee terlalu tidak memungkinkan untuk ikut. Dia kehilangan penglihatannya entah untuk sementara atau mungkin selamanya. Setelah mengirimkan pesan untuk anggota lain, jangan lupa minta tabib untuk kemari dan memeriksa kondisi Joohee."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Of Bitae✅
FantasySa Jungkook, seorang putra mahkota kerajaan bernama Bitae yang berusaha mengungkap bayangan gelap di kerajaannya. Dengan membentuk kelompok bernama Bunga Teratai, Jungkook yang menyamarkan namanya menjadi Yun, mencoba mengungkap setiap bayangan gela...