31 : Tanda-Tanda Pengkhianatan

51 8 13
                                    

"Nona, bagaimana jika sesuatu yang buruk terjadi?" Sori mengedarkan pandangan, sejak tadi hal yang ditangkap netranya hanya pohon-pohon yang menjulang tinggi. Suasananya pun sepi, membuatnya benar-benar takut. Apalagi mereka hanya berdua.

"Aku mempelajari ilmu bela diri. Jadi tidak perlu khawatir," jelas Joohee kemudian bersenandung. Sudah cukup lama dirinya tak mengunjungi tempat itu. Tempat yang juga selalu menjadi tempatnya berkeluh kesah. Tinggal di kerajaan membuatnya tak bisa mengunjungi terlalu sering. Beruntung hari ini dia punya kesempatan.

Hari ini bertepatan dengan kompetisi yang diadakan oleh Raja Sa. Sebenarnya ini kompetisi rutin yang diadakan setidaknya setahun sekali. Akan ada banyak keluarga bangsawan yang juga ikut serta, menunjukkan kebolehannya dalam berbagai teknik bela diri, sihir, atau pedang. Terkadang, dalam acara inilah perjodohan antar keluarga bisa terbentuk.

"Bagaimana jika Yang Mulia mencarimu?"

"Kau lupa? Bukankah belakangan dia sangat tidak peduli padaku? Aku hilang pun sepertinya dia tidak akan mencariku. Tenang saja," jelas Joohee diakhiri senyum. Suasana hatinya sungguh membaik. Apalagi dirinya bisa sedikit melepas rindu dengan keluarga yang sudah lama meninggalkannya.

Joohee merasa lututnya benar-benar lemas. Senyum yang sebelumnya terukir di wajahnya, kini ikut pudar. Bagaimana tidak? Pemakaman keluarganya sudah porak poranda menyisakan batu nisan saja.

"Nona, kau baik-baik saja?"

"Sori, cari sesuatu yang mungkin merupakan petunjuk mereka melakukan semua ini." Joohee beranjak, mencari di setiap sudut dan area sekitar untuk menemukan petunjuknya. Namun, seolah memang sudah sangat ahli melakukan hal ini, dia sama sekali tak menemukan adanya petunjuk di sana.

"Nona!"

Joohee segera menghampiri Sori, mengerutkan dahi kala mendapati sebuah papan nama yang tentu saja selalu dia kenali. "Ini ...."

Sungguh, rasanya benar-benar hancur saat menemukan petunjuk tersebut. Entah memang jatuh saat mengunjungi makam tersebut atau memang tuan Ko yang melakukannya. Padahal, selama ini dirinya selalu percaya pada pria tersebut meski terkadang dia mendapat perlakuan yang buruk. Namun, tuan Ko adalah orang yang menyelamatkannya dulu. Untuk apa membongkar seluruh makam keluarganya?

"Ini tidak mungkin 'kan?" gumam Joohee dalam hatinya. Dia sudah mencoba untuk tegar dan berpikiran positif mungkin saja papan nama itu jatuh saat mengunjungi makam. Namun, kondisinya yang cukup kotor, malah mematahkan setiap pikiran positif yang ada di benaknya. Meski dirinya memang sering mendapat perlakuan yang kurang baik dari tuan Ko, dia tak pernah mengharapkan hal ini terjadi.











"Kurasa Joohee tidak dalam keadaan baik-baik saja." Jungkook mengedarkan pandangannya, mencoba mencari keberadaan gadis tersebut namun sama sekali tak menemukannya. Perasaan gelisah dalam hatinya benar-benar membuat Jungkook benar-benar berpikir sesuatu memang terjadi pada Joohee. Dia kemudian beranjak, meraih pedang dan mengambil alih salah satu kuda yang ada di sana.

Melihat hal ini tentu membuat raja Sa tersenyum, berpikir putranya akan mulai menunjukkan kemampuan yang selama ini dia sembunyikan. Namun, senyum itu segera hilang saat Jungkook malah menunggangi kuda tersebut keluar area.

Seingatnya, Joohee pernah mengatakan soal makam keluarganya. Mereka dianggap berkhianat dan sampai saat ini, tak ada kejelasan soal hal itu. Itulah sebabnya dia langsung menyadari hilangnya Joohee mungkin ada kaitannya dengan makam yang pernah diperlihatkan gadis itu padanya.

Sementara itu, dengan suasana hati yang tak karuan, Joohee tetap mengeluarkan pedangnya. Kehadiran sosok pria dengan penutup wajah kini muncul, membuatnya harus siaga untuk melawannya. Dia tentu takkan membiarkan Sori terluka.

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang