12 : Dia Pelakunya?

52 16 3
                                    

"Apa dia tidur seperti ini semalaman?" gumam Jungkook kemudian perlahan menggendongnya agar bisa tidur di atas alas tidur yang nyaman. Nampaknya gadis itu benar-benar takut dirinya akan terbunuh jika memejamkan mata.

Untuk sesaat, Jungkook benar-benar betah memandang wajah Joohee yang begitu tenang. Tak ada tatapan penuh benci seperti yang biasanya dia dapat. Dia jadi ingin masalah ini secepatnya berakhir setidaknya agar dia bisa hidup dengan tenang bersama Joohee. Dia bahkan siap melepas tahtanya jika diperlukan.

Setelah memastikan Joohee tidur dengan lebih nyaman, pria itu melangkah pelan bahkan membuka pintu kamar itu dengan sangat pelan agar tak membangunkan Joohee.

"Biarkan putri mahkota tidur lebih lama. Jangan ada yang membangunkan dia," jelas Jungkook yang kemudian membuat para dayang yang bekerja di sana segera meng-iya-kan. Orang-orang yang ada di sana, dia sendiri yang memilihnya. Jadi, Jungkook sudah paham dan percaya tak ada satu pun mata-mata di sana. Dia hanya bisa melakukan hal seperti ini diam-diam. Termasuk memastikan makanan yang sampai ke sana tak beracun.

Langkah Jungkook terhenti saat berpapasan dengan Hyun. Dia menatap sang adik dari ujung kepala sampai ujung kaki sebab pangeran itu mengenakan pakaian berburu juga membawa panah pagi-pagi buta.

"Kau tidak bersiap?" tanya Hyun dengan maksud meledek. "Ah ... Aku lupa kau paling tidak bisa ikut berburu."

Jungkook memang selalu mangkir saat ada acara perburuan. Bukannya dia tidak mampu. Dia bahkan lebih dari mampu untuk melakukannya. Namun, ikut berburu malah meningkatkan risiko kebohongannya terbongkar. Dia harus tetap menjadi putra mahkota yang tak bisa melakukan apa-apa.

"Bagaimana jika hari ini kau ikut? Ayah pasti akan senang jika kau ikut."

"Masih banyak hal yang harus kukerjakan." Jungkook tersenyum kemudian menepuk-nepuk bahu Hyun. "Kuharap hari ini kau bisa mendapatkan setidaknya satu hewan buruan. Kudengar di perburuan sebelumnya ... Kau tidak dapat apa-apa."

"Yak! Aku sengaja memberikannya pada Jungrim Hyung."

Jungkook hanya tersenyum sambil melanjutkan langkahnya. Hal yang paling menyenangkan baginya adalah menggoda Hyun hingga sang adik memasang raut kesal. Selama ini Hyun memang tak pernah menerima kekalahan dalam bentuk apa pun.

Hyun mengumpati cara Jungkook meledeknya. Padahal jika dibandingkan, sudah jelas dirinya punya kemampuan panah yang lebih baik dari pria yang diangkat menjadi putra mahkota itu. Dia sampai berpikir apa yang raja lihat dari orang asing itu hingga dengan mudah memberikan tahta penting tersebut pada Jungkook.









"Ada apa?" tanya seorang gadis yang menggunakan mantel sebagai tudung di kepalanya. Dia bingung sebab pagi-pagi buta orang-orang sudah berkumpul. Matanya kemudian terbelalak kala mendapati sosok wanita terkapar di depan kedainya.

"Sepertinya pembunuh itu mengincarku sampai sejauh ini," gumam Yuan saat mendapati bunga teratai di samping jasad seseorang yang juga sama-sama pernah bekerja di kerajaan seperti dirinya.

"Ini terlalu berbahaya."

Jina terkejut kala sang suami menarik tangannya agar menjauh dari sana. Padahal dia penasaran siapa yang melakukannya? Belakangan suasana di sana memang agak menyeramkan karena banyaknya pembunuhan dengan meninggalkan barang bukti berupa bunga teratai. Sejauh ini sudah ada 3 kasus pembunuhan di desa tersebut.

"Tidak baik jika harus dilihat," ujar Yuan yang kemudian membuat Jina segera mengangguk. Keduanya kini melangkah, mencari sebuah penginapan yang bisa mereka tinggali setidaknya selama beberapa hari. Yuan tak punya pilihan terus berpindah dengan dalih mereka diincar tuan Ko karena pernikahan mereka. Padahal, yang sebenarnya adalah Yuan sangat tahu dirinya selalu akan jadi target selanjutnya pembunuh itu.

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang