5 : Rumor

75 18 0
                                    

"Kenapa kau ...."

Jungkook melangkah cepat kemudian duduk di tepi ranjang sang pengawal. Pria itu masih berbalut pakaian pernikahan. Tentu saja membuat Kyung terkejut. "Menteri Ko mengganti taktik."

"Taktik?"

"Dia tidak mengirim puterinya," jelas Jungkook yang langsung membuat Kyung menutup mulutnya tak percaya. "Dia malah mengirim gadis yang dekat denganku seolah selama ini dia memang memata-mataiku."

"Apa?"

"Sekarang kita harus melakukan rencana yang lain." Jungkook menghela napas. Sekarang yang bisa dia lakukan hanya mencari saksi hidup sebab catatan yang dia ambil tidak begitu cukup. Lalu, salah satu saksi hidup yang ada malah terbunuh.

"Kau tidak akan kembali ke kamarmu?"

Jungkook menggeleng dan malah membaringkan tubuhnya di sisi kosong ranjang itu. Dia tak akan mengeluh meski itu bukan terbuat dari sutra yang lembut dan hangat. Menurutnya, menghindari Joohee adalah opsi terbaik untuk saat ini. Melihat bagaimana tiba-tiba pengantin wanitanya diganti, dia yakin ada pihak yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan kelemahannya yang lain.

"Yang Mulia, akan lebih baik jika kau kembali ke sana."

"Aku mau. Tapi taruhannya adalah keselamatan Joohee," jelas Jungkook diakhiri helaan napas. Padahal dia sudah merencanakan segalanya dengan baik. Namun, kenyataan malah tak mau berpihak padanya. Jika sudah seperti ini, pilihannya hanya satu agar Joohee tak disentuh oleh satu pun musuhnya. Pura-pura membencinya.

"Pengantin pria mana yang malah mengungsi ke kamar pengawal pribadinya seperti ini?" Kyung memilih untuk turun dari ranjangnya kemudian duduk di kursi. Terkadang dia malah merasa geli dengan tingkah manja Jungkook yang mudah menempel pada siapa pun termasuk dirinya. Dia pasti akan sangat merinding jika Jungkook tiba-tiba memeluknya seperti saat hari pertamanya ditugaskan untuk melindungi orang yang bahkan tidak perlu dilindungi itu.

"Apa kau menemukan dayang atau pelayan lainnya?"

"Untuk saat ini ... Aku masih belum menemukannya," jawab Kyung sambil menuangkan arak yang dia miliki. "Yang Mulia menemukan petunjuk lain?"

Jungkook segera menggeleng. "Satu-satunya petunjuk adalah para saksi hidup. Kuharap bisa menemukan petunjuk lainnya. Aku belum lama ada di sini. Itu sebabnya terasa sangat sulit. Apalagi aku juga tidak dekat dengan pangeran lainnya."

Sementara itu, Joohee masih berada dalam kamar pengantin itu. Dia masih melamun, memikirkan kata-kata yang keluar dari mulut Jungkook. Memang masuk akal jika pria itu menjebaknya. Namun, hatinya malah terus tak terima soal kenyataan yang kini ada di depan matanya.

"Memang cinta adalah hal paling berbahaya di dunia ini." Joohee menghela napas kemudian melepas tusuk rambutnya dan berbaring. Dia menatap langit-langit, mengucapkan ribuan maaf pada keluarganya karena malah tak tega untuk membalaskan dendam. Mau bagaimana pun, Jungkook sebenarnya punya peran besar untuknya. Terutama dalam urusan mengajarinya berbagai teknik bela diri dan sihir. Juga, secara tak langsung menjadi alasannya untuk tetap bertahan hidup.

Jika memang pria itu berniat buruk padanya, untuk apa Jungkook malah membiarkannya berlatih bahkan memaki dirinya secara langsung? Lalu apa tujuan Jungkook membentuk kelompok itu dan menyamar?

"Ah, untuk apa aku memikirkannya?" gumam Joohee kemudian terduduk. Dia lantas mencelupkan tusuk rambut itu ke setiap makanan juga minuman yang tersaji untuk memastikan tak ada racun di dalamnya. Sangat bodoh jika dirinya malah mempercayai tempat yang penuh racun seperti istana. Dia tak selugu itu.

"Semuanya aman." Joohee tersenyum kemudian berniat menyantap makanan itu. Namun, dia mendadak berhenti saat menyadari sesuatu. Dia bertanya-tanya bagaimana keadaan Jina saat ini. Dia harap Jina tak dalam kondisi yang berbahaya. Apalagi dia melihat langsung bagaimana tuan Ko marah besar tadi. "Apa dia baik-baik saja?"

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang