"Tanganku sudah tidak sanggup." Hyun meletakkan penanya, melirik Joohee yang malah masih tahan untuk menyalin buku-buku itu. Mereka kabur dari akademi secara diam-diam kemarin. Namun, entah siapa yang melapor hingga membuat keduanya kini harus menerima hukuman. Kini di sebuah perpustakaan, keduanya duduk, menyalin buku-buku yang nantinya akan digunakan untuk keperluan akademi kerajaan.
"Kau sangat payah."
Ledekan itu tentu membuat Hyun tak terima. Meski tangannya sudah sangat pegal, dia meraih kembali pena itu dan melanjutkan untuk menulis. Dirinya bahkan belum selesai menyalin satu buku dari delapan buku yang diberikan. "Tidak ada salahnya beristirahat sebentar."
Tubuh Hyun terhentak kala Joohee meletakkan penanya dengan keras di meja. Namun, dia kemudian berdeham dan bersikap seolah hal tadi tak pernah terjadi. "Hidupmu penuh emosi. Pantas saja terlihat tua."
"Sekarang aku paham kenapa sikapmu berbeda kemarin. Kau yang melapor 'kan?"
Hyun menghela napas kemudian memutar malas matanya. "Melapor katamu?" Hyun mendesah tak percaya. "Lihatlah aku juga dihukum. Aku tidak sebodoh itu ingin dihukum bersamamu. Jika aku melakukannya, aku adalah orang gila."
Gadis berbalut pakaian berwarna merah itu kembali duduk untuk melanjutkan hukumannya. Dia sedang malas meladeni orang menyebalkan seperti Hyun. Beruntung dia sudah sangat terbiasa menulis dalam jumlah yang banyak. Jadi, hukuman ini tak ada apa-apanya bagi Joohee. Dia bahkan bisa menyelesaikan hukumannya sebelum matahari terbenam.
Sementara, di paviliun dekat danau, Jungkook tengah membaca buku mengenai giok kehidupan yang pernah ditanyakan Joohee. Berkedok membaca buku sastra, Jungkook benar-benar serius membaca buku mengenai relik-relik sihir di Bitae.
"Tuan putri sedang menerima hukumannya sekarang," bisik Kasim Oh yang kemudian membuat Jungkook tersenyum. Meski tak bertemu, dirinya selalu tahu apa yang dilakukan gadis itu lewat Kasim Oh. Termasuk soal hukuman yang didapatkan Joohee karena membolos.
"Kau tidak akan membantunya?" tanya Kyung yang tentu membuat Jungkook segera meletakkan jari telunjuknya di bibir dengan panik.
"Jangan sembarangan." Jungkook memberi kode dengan matanya sebab di sana masih ada dayang. Dia masih mencari tahu siapa mata-mata yang berada begitu dekat dengannya. Jika sampai ketahuan, Joohee benar-benar dalam bahaya.
"Ah ya, Kyung. Tolong carikan aku buku soal relik lainnya. Aku membutuhkannya untuk memahami soal giok kehidupan," ujar Jungkook dengan nada pelan.
"Ada lagi?"
"Hanya buku itu."
"Baik, Yang Mulia," ujar Kyung kemudian memberikan salam dan pergi dari sana, menyisakan Kasim Oh serta Jungkook.
"Ikuti dia," bisik Jungkook yang kemudian membuat Kasim Oh mengerutkan dahi. Namun, kemudian dia segera mengangguk dan diam-diam mengikuti Kyung. Belakangan, rasa curiga Jungkook memang semakin besar. Itu sebabnya, dia agak menjaga jarak dari Kyung. Lagipula, tanpa Kyung pun dirinya lebih dari mampu untuk melindungi diri sendiri.
"Ini aku ini aku!" Kasim Oh mengangkat kedua tangannya sambil memejamkan mata kala sebuah pedang tiba-tiba mengarah ke lehernya. Padahal, Kasim Oh merasa sudah bersembunyi dengan sangat baik.
"Kasim Oh?" tanya Kyung kemudian memasukkan pedang itu kembali ke sarungnya. "Kupikir penyusup. Kenapa kau mengikutiku?"
"Aku? Aku tidak sedang mengikutimu. Yang Mulia tiba-tiba ingin semangka. Aku ingin mengambilnya ke dapur." Kasim Oh melangkah dengan cepat. Beruntung perpustakaan istana punya arah yang sama dengan dapur. Jadi, alasannya cukup masuk akal.
"Kurasa dia mengikutiku," gumam Kyung dalam hatinya.
***
Hyun meregangkan ototnya sembari menguap saat terbangun. Tanpa terasa, hari sudah mulai petang sekarang. Namun, buku yang harus dia salin masih tersisa 4 buah. Jika seperti ini, dia harus mengerjakan hukuman itu semalaman.
![](https://img.wattpad.com/cover/370503980-288-k805556.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Shadow Of Bitae✅
FantasíaSa Jungkook, seorang putra mahkota kerajaan bernama Bitae yang berusaha mengungkap bayangan gelap di kerajaannya. Dengan membentuk kelompok bernama Bunga Teratai, Jungkook yang menyamarkan namanya menjadi Yun, mencoba mengungkap setiap bayangan gela...