27 : Harapan Kosong

53 7 3
                                    

"Yang Mulia." Kyung memberikan salam sebelum kemudian memberikan beberapa buku yang sebelumnya diminta oleh sang tuan. "Untuk sementara ... Hanya ada beberapa buku yang kutemukan."

"Tidak apa-apa. Kau sudah bekerja keras. Terima kasih."

"Kalau begitu, aku permisi." Kyung memberi salam kemudian melangkah pergi. Di saat yang bersamaan, Joohee yang berhasil membujuk salah satu pelayan yang ada di kediaman Jungkook, melangkah masuk sembari membawa makanan untuk dihidangkan.

Joohee tak punya pilihan selain menemui pria itu diam-diam seperti ini. Apalagi karena Jungkook terus saja menghindar belakangan ini. Dia perlu menggunakan cara ekstrim agar bisa menemuinya.

"Keluar atau aku membunuhmu."

Langkah Joohee terhenti. Meskipun pria itu fokus pada bukunya, Joohee tak menyangka Jungkook akan menyadari kehadirannya di sana. Padahal, dia sudah menyamar menjadi pelayan sekarang.

Jungkook menutup bukunya kemudian beranjak dari tempat duduknya dan menghampiri Joohee. Dia menyeringai, membuat Joohee benar-benar merasa merinding. "Salahmu datang ke kandang harimau untuk menyerahkan diri."

Joohee membulatkan mata, memutar tubuhnya kala Jungkook akan menggunakan ilmu tenaga dalamnya. Beruntung dia bisa dengan cepat menghindar karena tahu setiap jurus yang kemungkinan digunakan pria itu. Dia meletakkan nampannya, menunduk kemudian mencoba menjatuhkan Jungkook dengan mengunci kakinya. Namun, Jungkook justru meringankan tubuhnya dan melayang sebelum Joohee berhasil mengunci pergerakan kakinya.

Jungkook menyondongkan tubuhnya ke belakang saat Joohee menggerakkan kakinya. Kemudian, dengan tangannya dia menahan kaki Joohee agar tak berhasil menendang tubuhnya. Keduanya kini benar-benar tak memberi celah sedikit pun pada satu sama lain dan menganggap sebagai sebuah latihan yang biasanya mereka lakukan bersama.  Hingga kemudian pertarungan itu harus diakhiri saat Jungkook berhasil tak berkutik.

"Peningkatanmu lumayan juga. Apa karena kau ingin secepatnya bisa membunuhku?" tanya Jungkook sambil menyambut uluran tangan dari gadis itu untuk kembali berdiri.

Joohee melipat kedua tangannya, menatap pria itu penuh selidik sambil memojokkannya. "Sepertinya ... Ini karaktermu yang lain. Sekarang aku makin yakin kau memang punya kepribadian ganda."

Jungkook mengerutkan dahi, ikut melipat kedua tangannya dan tak sama sekali terintimidasi oleh Joohee. Dia kemudian berdecih. "Bukan urusanmu."

"Apa kau takut tiba-tiba dibunuh hingga terus menghindariku? Aku tidak menyangka kau akan setakut itu," ledek Joohee yang hanya mendapat decihan sebagai respon. Tentu saja Joohee terkejut dengan respon tak terduga itu. Padahal, yang dia harapkan Jungkook akan mengatakan sesuatu setidaknya untuk menjelaskan soal dirinya yang tiba-tiba selalu berusaha untuk menjauh.

"Aku tidak menyangka kau akan sepolos itu. Apa karena aku melakukan banyak kebaikan saat di Yeoju, kau berpikir aku menyukaimu?" Jungkook terkekeh dengan penuh ledekan kemudian menyentuh bahu gadis itu. "Tidak, Jina. Aku melakukannya agar kau semakin ragu untuk membunuhku. Dengan begitu nyawaku akan tetap aman."

Pria itu tersenyum, menepuk-nepuk bahu Joohee sebelum kembali duduk di mejanya. "Jika kau sudah puas dengan jawabanku, pergi dan bawa semua makanannya. Aku tidak bisa ambil risiko dengan makan makanan dari orang yang ingin membunuhku."

"Ternyata aku hanya berharap sendirian?" gumam Joohee dalam hatinya. Dalam keadaan hati yang kecewa, gadis itu kemudian meraih nampan yang tadi dia letakkan lalu membawanya keluar. Menurutnya, jawaban itu sudah lebih dari cukup.

Jungkook menghela napas setelah pintu itu tertutup. Dalam hatinya, dia mengucapkan banyak permintaan maaf karena tahu kalimat-kalimat yang keluar dari mulutnya sudah sangat menyakiti hati Joohee. Namun, dia tak punya pilihan. Dia harap setelah ini Joohee takkan mencoba menemuinya lagi. Bukan apa-apa, dia takut rencananya untuk pura-pura tak peduli pada Joohee akan sangat sia-sia.

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang