36 : Baek Hwarim

44 6 4
                                    

Jungkook membaca ulang catatan medis milik mendiang sang kakak juga ibunya. Dia masih penasaran apa yang salah dari catatan medis yang terlihat normal itu. Dia sama sekali tak mendapati kejanggalan dan setiap gejala yang dituliskan memang bertahap dan menunjukkan bahwa mereka meninggal memang karena penyakit. "Kemungkinannya ada 2. Catatan-catatan ini palsu atau ... ada sesuatu yang memang tidak terdeteksi sama sekali? Apa jangan-jangan ... penyebabnya racun hantu?"

Jungkook meraih catatan medis milik Sori beberapa hari belakangan. Namun, rasanya memang terlalu dini untuk menyimpulkan karena perbedaan rentang waktu dari keduanya. Sori baru terpapar selama beberapa hari dan gejalanya juga terlihat berbeda.

"Matamu bisa keluar jika terus menatapnya seperti itu." Joohee tersenyum saat pria itu menatapnya. "Kali ini jangan marahi aku. Guruku tidak datang karena sakit. Itu sebabnya aku bisa membolos."

"Ah ya, bagaimana keadaan Sori?"

"Dia sudah jauh lebih baik sekarang. Wajahnya tidak terlihat pucat lagi. Tapi ... aku masih membiarkannya untuk istirahat," jelas Joohee sambil menuangkan teh hangat untuk Jungkook. 

"Kau menyamar dengan sangat baik." Jungkook mengusap noda hitam di hidung serta pipi gadis itu. Entah apa yang dilakukan gadis itu sebelum datang ke kamarnya. 

"Tentu saja aku harus melakukannya dengan sepenuh hati."

Ternyata membiarkan Joohee tetap berada di sisinya bukanlah hal buruk. Setidaknya gadis itu bisa membuat dirinya tetap yakin semua masalah ini bisa secepatnya selesai agar mereka berdua bisa hidup dengan tenang. Setelah semuanya terungkap, dirinya benar-benar tak lagi menginginkan gelar putra mahkota dan berharap bisa hidup dengan bebas sebagai Yun Woo seperti sebelumnya. Setidaknya dengan cara seperti ini, dirinya tak perlu lagi takut merasa kehilangan.

"Kenapa kau terus menatapku seperti itu? Apa wajahku masih kotor?" tanya Joohee saat pria itu menatapnya dengan dalam sambil menopang dagunya. Bahkan, Joohee sampai memeriksanya di cermin dan mengerutkan dahi saat tak mendapati satu titik pun noda di sana.

"Apa aku tidak boleh menatapmu?"

Belum sempat memberikan jawaban, Joohee buru-buru bersembunyi di balik meja Jungkook. Dia berjongkok tepat di samping kursi yang diduduki pria itu saat seseorang akan masuk ke sana. Dia harap dirinya takkan ketahuan berada di sana.

"Aku masih belum menemukan jawabannya. Sampai kapan kau akan memintaku mengganggunya? Dia orang yang sangat menyebalkan." Jungrim mengeluh sebab tugas yang Jungkook berikan benar-benar berat untuknya. Dia pikir, putri ke-5 Baekhwanjong akan mudah diajak bekerja sama. Ternyata tidak sama sekali. Bahkan benar-benar menyebalkan.

"Jangan terlalu benci. Bisa saja suatu hari dia menjadi istrimu."

Jungrim segera berdecih. "Istri apanya? Dia terlalu angkuh untuk jadi istri seseorang. Jika aku menikah dengannya, dia yang akan jadi kepala keluarganya. Aku tidak mau," ujarnya diakhiri gidikan ngeri, membayangkan akan semenyeramkan apa masa depannya jika berakhir menikah dengan putri ke-5 Baekhwanjong itu.

"Jadi ... kau masih belum menemukan jawabannya?"

"Asalkan kau menerima lamaran itu, dia bilang dia akan memberikan penawaranya."

"Jangan sembarangan!"

Jungrim tersentak bahkan menjatuhkan kue yang bahkan belum sempat dia makan saat Joohee malah tiba-tiba muncul dari balik meja. "Apa yang kau lakukan di sini?"

Rasa kesal Joohee mendadak sirna. Dia menatap Jungkook lebih dulu sebelum kemudian tersenyum canggung sambil memikirkan alasan apa yang akan terdengar masuk akal soal keberadaannya di sana bahkan dengan berbalut pakaian pelayan. "Aku ... aku ...."

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang