19 : Penyerangan Lagi

57 11 7
                                    

Bak!

Seorang pria dengan pakaian serba hitam itu bersujud dengan tubuh yang gemetar hebat kala seseorang memukul meja di hadapannya dengan keras. Dia sungguh berharap kali ini nyawanya akan dimaafkan. Apalagi setelah dirinya berusaha keras untuk tetap kembali setelah teman-temannya yang lain berakhir mengenaskan di tangan putra mahkota.

"Menghadapi orang dengan kemampuan di bawah rata-rata pun kalian tidak bisa," kesal selir Hwang. Padahal dia sudah menyusun cara agar Jungrim bisa naik menggantikan Jungkook setelah pria itu mati.

"D-dia ... Dia sangat hebat."

"Omong kosong! Penggal dia sekarang!"

Pria itu benar-benar memohon. Namun, selir Hwang memilih untuk tutup telinga. Dia sudah telanjur kesal karena tujuannya tak bisa dia capai. Padahal, tinggal satu langkah lagi dirinya bisa menjadikan Jungrim sebagai pengganti Jungkook.

"Dia selalu beruntung. Sepertinya informasi yang kudapat soal kemampuan Jungkook yang sebenarnya itu memang benar," gumam selir Hwang sambil mengepalkan tangannya. "Lain kali aku tidak akan membiarkanmu lolos."

Selir Hwang membalikkan tubuhnya. Sekarang dia punya ide cemerlang untuk mengadukan Jungkook serta Jina yang hilang secara bersamaan.

"Minta seseorang untuk memata-matai kediaman putri juga putra mahkota. Juga ... Jangan biarkan mereka bisa kembali ke istana dengan mudah."

"Jungkook tidak ada di istana?" gumam Jungrim yang tak sengaja mendengar percakapan sang ibu dengan pelayan di dalam. Tadinya dia berniat untuk mengunjungi karena semalam ibunya mengatakan kepalanya sakit. Namun, mendengar sang ibu sudah membentak orang lain, dia yakin kondisi sang ibu sudah membaik.

"Cari tahu ke mana putra mahkota pergi," ujar Jungrim kemudian membuat pengawal pribadinya segera pergi.

***

"Jadi ... Waktu itu kau memintaku menyelidiki tuan Ko dan keluarganya adalah karena pernikahanmu?"

Jungkook segera mengangguk untuk menanggapi pertanyaan Hoon. Memang benar, saat itu dirinya meminta Hoon menyelidiki soal keluarga Ko bahkan sampai memintanya memberikan lukisan untuk tahu rupa gadis yang dijodohkan dengannya itu. Namun, dirinya malah tertampar saat malah Joohee yang berakhir menikah dengannya. Dia yakin tuan Ko melakukannya untuk membuat dirinya bingung dan tak bisa melanjutkan rencananya karena terhalang perasaan.

"Ah ya, selamat atas pernikahanmu, jika begitu," ujar Woojin sambil mengangkat tinggi-tinggi botol minumnya. Namun, tak ada satu pun yang menemaninya. "Tidak ada yang mau bersulang?"

"Siapa yang mau bersulang dengan air putih?" ketus Jiwoo.

"Aku akan menggantikan dengan arak persik saat tiba di desa Yeoju. Kau ini begitu perhitungan," cibir Woojin kemudian menegak air putih itu sendirian.

"Bukankah seharusnya kau membawa pengawal?" tanya Hoon yang kemudian membuat Jungkook tersenyum dan menunjuk Joohee. Bahkan gadis yang tengah fokus membolak-balik ikan itu pun sampai bingung.

"Dia bisa menjagaku."

Joohee berdecih. Bagaimana bisa seorang suami meminta perlindungan pada istrinya? Yang ada, dia ingin membunuh bukannya melindungi.

Jungkook tersenyum. "Nyawaku ada di tangannya." Pria itu bersandar pada batang pohon tua kemudian memejamkan matanya. "Biarkan aku tidur siang. Aku terlalu lelah."

"Ah ya, dari tadi kuperhatikan ada yang aneh." Jiwoo tersenyum, menggoda Joohee kemudian mengangkat tangan gadis itu. "Jadi, Joohee, kapan kau juga menikah? Kau tidak memberitahu kami sama sekali."

Shadow Of Bitae✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang